Abdullah
bin Mas’ud telah beriman kepadanya dan merupakan orang keenam yang masuk
Islam dan mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Dengan
demikian ia termasuk golongan yang mula pertama masuk Islam
Pertemuannya yang mula-mula dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam itu diceritakannya sebagai berikut:
“Ketika
itu saya masih remaja, menggembalakan kambing kepunyaan Uqbah bin
Mu’aith. Tiba-tiba datang Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersama Abu
Bahar radhiyallahu ‘anhu, dan bertanya: “Hai nak, apakah kamu punya susu
untuk minuman kami’: “Aku orang kepercayaan” ujarku’: “dan tak dapat
memberi anda berdua minuman …!”
maka sabda
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam: “Apakah kamu punya kambing betina
mandul, yang belum dikawini oleh salah seekor jantan”? ada : ujarku.
Lalu saya bawa ia kepada mereka. Kambing itu diihat kahinya oleh Nabi
lalu disapu susunya sambil memohon kepada Allah. Tiba-tiba susu itu
berair banyak …. Kemudian Abu Bahar mengambikan sebuah batu cembung yang
digunakan Nabi untuk menampung perahan susu. Lalu Abu Bakar pun minum
lah, dan saya pun tidak ketinggalan …. Setelah itu Nabi menitahhan
kepada susu: “Kempislah!’: maka susu tu menjadi kempis….
Ujar Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Engkau akan menjadi seorang anak yang terpelajar!”
Alangkah heran dan ta’jubnya Ibnu Mas’ud ketika menyaksikan seorang hamba Allah yang shalih dan utusan-Nya yang dipercaya memohon kepada Tuhannya sambil menyapu susu hewan yang belum pernah berair selama ini, tiba-tiba mengeluarkan kurnia dan rizqi dari Allah berupa air susu murni yang enak buat diminum …!
Alangkah heran dan ta’jubnya Ibnu Mas’ud ketika menyaksikan seorang hamba Allah yang shalih dan utusan-Nya yang dipercaya memohon kepada Tuhannya sambil menyapu susu hewan yang belum pernah berair selama ini, tiba-tiba mengeluarkan kurnia dan rizqi dari Allah berupa air susu murni yang enak buat diminum …!
Pada sa’at
itu belum disadarinya bahwa peristiwa yang disaksikannya itu hanyalah
merupakan mu’jizat paling enteng dan tidak begitu berarti, dan bahwa
tidak berapa lama iagi dari Rasululla~i yang mulia ini akan
disaksikannya mu’jizat yang akan menggoncangkan dunia dan memenuhinya
dengan petunjuk serta cahaya ….
Bahkan pada
saat itu juga belum diketahuinya, bahwa dirinya sendiri yang ketika itu
masih seorang remaja yang lemah lagi miskin, yang menerima upah sebagai
penggembala kambing milik ‘Uqbah bin Mu’aith, akan muncul sebagai salah
satu dari mu’jizat ini, yang setelah ditempa oleh Islam menjadi seorang
beriman, akan mengalahkan kesombongan orang-orang Quraisy dan
menaklukkan kesewenangan para pemukanya….
Maka ia,
yang selama ini tidak berani lewat di hadapan salah seorang pembesar
Quraisy kecuali dengan menjingkatkan kaki dan menundukkan kepala, di
kemudian hari setelah masuk Islam, ia tampil di depan majlis para
bangShallallahu alaihi wassalaman di sisi Ka’bah, sementara semua
pemimpin dan pemuka Quraisy duduk berkumpul, lain berdiri di hadapan
mereka dan mengumandangkan suaranya yang merdu dan membangkitkan minat,
berisikan wahyu Iiahi al-Quranul Karim:
Bismillahirrahmanirrahim ….
Allah Yang Maha Rahman ….
Yang telah mengajarkan al-Quran ….
Menciptakan insan ….
Dan menyampaikan padanya penjelasan ….
Matahari dan bulan beredar menurut perhitungan ….
Sedang bintang dan kayu-kayuan sama sujud kepada Tuhan….
Allah Yang Maha Rahman ….
Yang telah mengajarkan al-Quran ….
Menciptakan insan ….
Dan menyampaikan padanya penjelasan ….
Matahari dan bulan beredar menurut perhitungan ….
Sedang bintang dan kayu-kayuan sama sujud kepada Tuhan….
Lain
dilanjutkannya bacaannya, sementara pemuka-pemuka Quraisy sama
terpesona, tidak percaya akan pandangan mata dan pendengaran telinga
mereka …. dan tak tergambar dalam fikiran mereka bahwa orang yang
menantang kekuasaan dan kesombongan mereka …, tidak lebih dari seorang
upahan di antara mereka, dan penggembala kambing dari salah seorang
bangShallallahu alaihi wassalaman Quraisy …. yaitu Abdullah bin
h/las’ud, seorang miskin yang hina dina …. !
Marilah
kita dengar keterangan dari saksi mata melukiskan peristiwa yang amat
menarik dan mena’jubkan itu! Orang itu tiada lain dari Zubair
radhiyallah ‘anhu katanya:
“Yang
mula-mula menderas al-quran di Mekah setelah Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam ialah Abdullah bin Masitd radhiyallah ‘anhu . Pada
suatu hari para shahabat Rasulullah berkumpul, kata mereka:
“Demi Allah orang-orang Quraisy belum lagi mendengar sedikit pun al-quran ini dibaca dengan suara keras di hadapan mereka….
Nah, siapa di antara kita yang bersedia memperdengarkannya kepada mereka ….”
Maha kata Ibnu Mas’ud: “Saya “.
Maha kata Ibnu Mas’ud: “Saya “.
Kata mereka: “Kami Khawatir akan keselamatan dirimu!
Yang kami
inginkan ialah seorang laki-laki yang mempunyai kerabat yang akan
mempertahankannya dari orang-orangg itu jika mereka bermaksud jahat ….’:
“Biarkanlah saya!” kata Ibnu Mas’ud pula, “Allah pasti membela Maka datanglah Ibnu Mas’ud kepada kaum Quraisy di waktu dluha, yakni ketika mereka sedang berada di balai pertemuannya….
“Biarkanlah saya!” kata Ibnu Mas’ud pula, “Allah pasti membela Maka datanglah Ibnu Mas’ud kepada kaum Quraisy di waktu dluha, yakni ketika mereka sedang berada di balai pertemuannya….
la berdiri di panggung lalu membaca: Bismillahirrahmaanirrahim, dan dengan mengerashan suaranya: Arrahman Allamal Quran ….
Lalu sambil
menghadap kepada mereka diteruskanlah bacaannya. Mereka
memperhatikannya sambil bertanya sesamanya: “Apa yang dibaca oleh anak
si Ummu ‘Abdin itu … . Sungguh, yang dibacanya itu ialah yang dibaca
oleh Muhammad”
Mereka
bangkit mendatangi dan memukulinya, sedang Ibnu Mas’ud meneruskan
bacaannya sampai batas yang dihehendaki Allah .Setelah itu dengan muka
dan tubuh yang babak-belur ia kembali hepada para shahabat. Kata mereka:
“Inilah yang kami khawatirkan terhadap dirimu ….!”
Ujar Ibnu
Mas’ud “Sekarang ini tak ada yang lebih mudah bagimu dari menghadapi
musuh-musuh Allah itu! Dan seandainya tuan-tuan menghendaki, saya akan
mendatangi mereka lagi dan berbuat hal yang sama esok hari “
Ujar mereha: “Cukuplah demikian! Kamu telah membacakan kepada mereka barang ang menjadi tabu bagi mereka!”
Benar, pada
saat Ibnu Mas’ud tercengang melihat susu kambing tiba-tiba berair
sebelum waktunya, belum menyadari bahwa ia bersama kawan-kawan senasib
dari golongan miskin tidak berpunya, akan menjadi salah satu mu’jizat
besar dari Rasulullah, yakni ketika mereka bangkit memanggul panji-panji
Allah dan menguasai dengannya cahaya slang dan sinar matahari. Tidak
diketahuinya bahwa saat itu telah dekat …. Kiranya secepat itu hari
datang dan lonceng waktu telah berdentang, anak remaja buruh miskin dan
terlunta-lunta serta-merta menjadi suatu mu’jizat di antara berbagai
mu’jizat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam….!
Dalam kesibukan dan berpacuan hidup, tiadalah ia akan menjadi tumpuan mata ….
Bahkan di
daerah yang jauh dari kesibukan pun juga tidak … .! Tak ada tempat
baginya di kalangan hartawan, begitu pun di dalam lingkungan ksatria
yang gagah perkasa, atau dalam deretan orang-orang yang berpengaruh.
Dalam soal
harta, ia tak punya apa-apa, tentang perawakan ia kecil dan kurus,
apalagi dalam seal pengaruh, maka derajatnya jauh di bawah ….Tapi
sebagai ganti dari kemiskinannya itu, Islam telah memberinya bagian yang
melimpah dan perolehan yang cukup dari pebendaharaan Kisra dan simpanan
Kaisar. Dan sebagai imbalan dari tubuh yang kurus dan jasmani yang
lemah, dianugerahi-Nya kemauan baja yang dapat menundukkan para adikara
dan ikut mengambil bagian dalam merubah jalan sejarah. Dan untuk
mengimbangi nasibnya yang tersia terlunta-lunta, Islam telah
melimpahinya ilmu pengetahuan, kemuliaan serta ketetapan, yang
menampilkannya sebagai salah seorang tokoh terkemuka dalam sejarah
kemanusiaan ….
Sungguh,
tidak meleset kiranya pandangan jauh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam ketika beliau mengatakan kepadanya: “Kamu akan menjadi seorang
pemuda terpelajar”. Ia telah diberi pelajaran oleh Tuhannya hingga
menjadi faqih atau ahli hukum ummat Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa
sallam , dan tulang punggung para huffadh al-Quranul Karim .
Mengenai dirinya ia pernah mengatakan:
Mengenai dirinya ia pernah mengatakan:
“Saya telah
menampung 70 surat alquran yang kudengar langsung dari RasululIah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam tiada seorang pun yang menyaingimu dalam
hal ini….”
Dan rupanya Allah Subhanahu wa ta’ala. memberinya anugerah atas keberaniannya mempertaruhkan nyawa dalam mengumandangkan alQuran secara terang-terangan dan- menyebarluaskannya di segenap pelosok kota Mekah di saat siksaan dan penindasan merajalela, maka dianugerahi-Nya bakat istimewa dalam membawakan bacaan al-Quran dan kemampuan luau biasa dalam memahami arti dan maksudnya.
Dan rupanya Allah Subhanahu wa ta’ala. memberinya anugerah atas keberaniannya mempertaruhkan nyawa dalam mengumandangkan alQuran secara terang-terangan dan- menyebarluaskannya di segenap pelosok kota Mekah di saat siksaan dan penindasan merajalela, maka dianugerahi-Nya bakat istimewa dalam membawakan bacaan al-Quran dan kemampuan luau biasa dalam memahami arti dan maksudnya.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam telah memberi washiat kepada para shahabat
agar mengambil Ibnu Mas’ud sebagai teladan, sabdanya:
“Berpegang-teguhlah kepada ilmu yang diberihan oleh Ibnu Ummi ‘Abdin ….!”
Diwashiatkannya pula agar mencontoh bacaannya, dan mempelajari cara membaca al-Quran daripadanya. Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
Diwashiatkannya pula agar mencontoh bacaannya, dan mempelajari cara membaca al-Quran daripadanya. Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
“Barangsiapa
yang ingin hendak mendengar al-quran tepat seperti diturunhan,
hendaklah ia mendengarhannya dari Ibnu Ummi ilbdin …!
Barangsiapa
yang ingin hendak membaca al-quran tepat seperti diturunkan, hendaklah
ia membacanya seperti bacaan Ibnu Ummi ;Ibdin …!”
Sungguh, telah lama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallammenyenangi bacaan al-Quran dari mulut Ibnu Mas’ud …. Pada suatu hari ia memanggilnya sabdanya:
Sungguh, telah lama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallammenyenangi bacaan al-Quran dari mulut Ibnu Mas’ud …. Pada suatu hari ia memanggilnya sabdanya:
“Bacakanlah kepadaku, hai Abdullah!”
“Haruskah aku membacakannya pada anda, wahai Rasulullah..?”
Jawab Rasulullah: “Saya ingin mendengarnya dari mulut orangiain”
Maka Ibnu Mas’ud pun membacanya dimulai dari surat an-Nisa hingga sampai pada firman Allah Ta’ala:
“Haruskah aku membacakannya pada anda, wahai Rasulullah..?”
Jawab Rasulullah: “Saya ingin mendengarnya dari mulut orangiain”
Maka Ibnu Mas’ud pun membacanya dimulai dari surat an-Nisa hingga sampai pada firman Allah Ta’ala:
Maka betapa
jadinya bila Kami jadikan dari setiap ummat itu seorang saksi,
sedangkan kamu Kami jadikan sebagai saksi bagi mereka … .!
Ketika orang-orang kafir yang mendurhakai Rasul sama berharap kiranya mereka disamaratakan dengan bumi … .! dan mereka tidah dapat merahasiahan pembicaraan dengan Allah ….!” (QS 4 an-Nisa: 41 — 42)
Ketika orang-orang kafir yang mendurhakai Rasul sama berharap kiranya mereka disamaratakan dengan bumi … .! dan mereka tidah dapat merahasiahan pembicaraan dengan Allah ….!” (QS 4 an-Nisa: 41 — 42)
Maka
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tak dapat manahan tangisnya, air
matanya meleleh dan dengan tangannya diisyaratkan kepada Ibnu Mas’ud
yang maksudnya: “Cukup …,cukuplah sudah, hai lbnu Mas’ud …!”
Suatu ketika pernah pula Ibnu Mas’ud menyebut-nyebut karunia Allah kepadanya, katanya:
‘”Tidah suatu pun dari al-quran itu yang diturunkan, kecuali aku mengetahui mengenai peristiwa apa diturunkannya.
‘”Tidah suatu pun dari al-quran itu yang diturunkan, kecuali aku mengetahui mengenai peristiwa apa diturunkannya.
Dan tidah
seorang pun yang lebih mengetahui tentang Kitab Allah daripadaku. Dan
sehiranya aku tahu ada seseorang yang dapat dicapai dengan berkendaraan
unta dan ia lebih tahu tentang Kitabullah daripadaku, pastilah aku ahan
menemuinya. Tetapi aku bukanlah yang terbaih di antaramu!”
Keistimewaan Ibnu Mas’ud ini telah diakui oleh para shahabat. Amirul Mu’minin Umar berkata mengenai dirinya:
“Sungguh ilmunya tentang fiqih berlimpah-Iimpah’: Dan berkata Abu Musa ai-Asy’ari:
“Jangan tanyakan kepada kami sesuatu masalah, selama kiyai ini berada di antara tuan-tuan.’”
Dan bukan hanya keunggulannya dalam al-Quran dan ilmu fiqih saja yang patut beroleh pujian, tetapi juga keunggulannya dalam keshalihan dan ketaqwaan.
Dan bukan hanya keunggulannya dalam al-Quran dan ilmu fiqih saja yang patut beroleh pujian, tetapi juga keunggulannya dalam keshalihan dan ketaqwaan.
Berkata
Hudzaifah tentang dirinya: “Tidak seorang pun saya lihat yang lebih
mirip kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam baik dalam cara
hidup, perilaku dan ketenangan jiwanya, daripada Ibnu Mas’ud….
Dan orang-orang yang dikenal dari
shahabat-shahabat Rasulullah sama mengetahui bahwa putera dari Ummi
‘Abdin adalah yang paling dekat kepada Allah ….!”
Sumber: Mengenal Shahabiah Nabi Shallallahu alaihi wassalam., karya Mahmud Mahdi al-Istanbuly
No comments:
Post a Comment