TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGANNYA JANGAN LUPA LIKE, FOLLOW KOMENTAR DAN SHARE

Di Lembah C I N T A

Tengah malam,
aku bertanya, siapa ini yang ada
di dalam rumah qalb-ku?


Dia menjawab, Inilah Aku,
yang cemerlangnya membuat matahari dan
rembulan jadi tertunduk malu.


Dia bertanya, Mengapa rumah ini penuh
dengan aneka macam lukisan?


Aku menjawab,
Ini semua adalah bayangan dari-Mu,
wahai Engkau yang wajah-Mu membuat
iri warga Chigil.
[1]

Dia bertanya, Dan apa ini:
qalb yang berdarah-darah?


Aku menjawab,
Ini adalah gambaran diriku:
hati terluka, dan kaki dalam lumpur.

Kuikat leher dari jiwaku,
dan menyeretnya kehadapan-Nya sebagai persembahan:
Inilah dia yang telah berkali-kali memunggungi Cinta,
kali ini jangalah Kau lepaskan.


Dia serahkan satu ujung tali,
ujung yang penuh kecurangan dan pengkhianatan,
Peganglah ujung yang ini,
Aku kan menghela dari ujung yang lain,
mari berharap tali ini tidak putus.


Kuraih tangan-Nya, Dia menepisku,
seraya berkata, Lepaskan!

Aku bertanya,
Mengapa Engkau bersikap
keras padaku?


Dia menjawab, Ketahuilah, sikap keras-Ku
demi tujuan yang baik bagimu,
bukan karena niat-buruk atau jahat.

Ini untuk memperingatkanmu,
barangsiapa masuk kesini dan berkata,
'Inilah Aku!'
maka Aku akan memukul dahinya;

karena ini adalah Lembah Cinta,
bukan kandang hewan.


Salahuddiin,[2]
sungguh keelokan wajah sejatimu
indahnya bagaikan sosok Tamu di tengah malam itu;

kawan-kawan gosok matamu,
dan tataplah dia dengan pandangan qalb-mu,
dengan bashirah-mu.

Catatan:
[1]  Daerah Chigil di Turkesta terkenal dengan
keelokan wajah warganya.

[2]  Salahuddiin Zarkub, salah satu sahabat Mawlana Rumi,
belakangan berkembang menjadi sosok inspirasi ruhaniyah baginya;
yaitu setelah Mawlana Rumi menerima bahwa Syamsuddin at-Tabriz
yang menghilang dan lama dirindukannya, telah wafat.


Menurut Sultan Valad, salah satu putra Rumi, tentang Salahuddin ini,

Rumi menyatakan:

Syamsuddin yang selalu kita bicarakan
telah kembali pada kita! Mengapa kita masih tertidur?
Bersalinlah kalian dengan baju baru, dia telah kembali
menunjukkan dan memamerkan keindahannya.

(Dari karya Franklin D. Lewis: Rumi, Past, Present, East and West, Oneworld Publications, 2000).
Sumber:
Rumi:
 Divan-i Syamsi Tabriz, ghazal 1335
Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh A.J. Arberry
dalam
 Mystical Poems of Rumi 1, The University of Chicagi Press, 1968.


Tuhfah ra.Sang Sufi Wanita

Begitu taatnya kepada Allah, akhirnya Tuhfah dianggap gila oleh majikannya. Sehingga, ia dimasukkan di RS jiwa. Tiba-tiba seorang sufi ingin menebusnya, tapi majikan Tuhfah yang semula menjual harga tinggi, akhirnya malah tidak menjual. Bahkan, mereka akhirnya menjalankan ibadah haji bersama-sama sampai meninggal dunia.

Budak Yang Sufi

SUFI wanita, Tuhfah, hidup sezaman dengan sufi Sari al-Saqati (sekitar tahun 250 H/853 M). Tuhfah seorang budak yang tidak mengenal tidur maupun makan, sepanjang hari menangis serta merintih dalam mengabdi kepada Allah. Akhirnya ketika keadaan sudah demikian gawat untuk ditangani keluarga majikannya. Mereka pun mengirim ke rumah sakit jiwa.
Sufi yang banyak bercerita tentang Tuhfah adalah Sari al-Saqati. Menurut al-Saqati, dia pergi ke rumah sakit karena kesumpekan hati nya. Di suatu kamar, ia mendapati seorang gadis hanya saja kedua kakinya dirantai Air matanya berlinangaan sepanjang hari ia selalu melantunkan syair.
Ketika ingin tahu identitas gadis itu, seorang perawat mengatakan ia seorang budak yang gila dan bernama Tuhfah. la dikirim oleh seseorang yang rupanya majikannya. Ketika perawat itu menerangkan kepada al-Saqati perihal dirinya. la pun berlinang matanya.
Tuhfah berkata, “Tangisanmu ini, lahir dari pengetahuanrnu tentang sifat-sifat Allah. Bagaimana jadinya jika engkau benar-benar mengenal-Nya sebagaimana dibutuhkan oleh makrifat hakiki?” Setelah berkata begitu Tuhfah pingsan satu jam. Sesudah itu ia bersyair kembali.
Saqati menganggap, Tuhfah sebagai saudara. Ketika Saqati bertanya siapa yang memenjarakan (maksudnya mengirim) ke rumah sakit ini?” Orang-orang yang iri dan dengki,” jawabnya. Mendengar jawaban itu, Saqati menganjurkan kepada petugas rumah sakit itu agar Tuhfah dilepas saja dan membiarkan ia pergi ke mana saja. Melihat gelagat itu Tuhfah bereaksi.

SAQATI BERDOA

Mendadak seseorang muncul di rumah sakit. Menurut seorang perawat, dia adalah majikan Tuhfah. Siapa yang memberi tahu, kalau budaknya yang gila itu sudah bersama al-Saqati, seorang syaikh. la sangat gembira dan mengatakan barangkali Sufi yang datang itu bisa menyembuhkan budaknya. la mengaku bahwa dirinya yang mengirim ke rurnah sakit. Seluruh hartanya sudah ludes untuk membiayai pengobatannya. Katanya budak itu dibeli dengan harga 20.000 dirham.
Saqati tertarik rnembeli karena ketrampilannya sebagai penyanyi, sementara alat musik yang sering ia pakai adalah harpa. la seorang sufi wanita yang begitu kuat cintanya kepada Allah.
Mendengar kisah itu Saqati kemudian dengan berani menawar berapa saja uang yang diminta jika sang majikan menjualnya. Sang majikan menukas, “Wahai Saqati, engkau benar seorang sufi, tetapi engkau sangat fakir, tidak bakalan bisa menebus harga Tuhfah,” tukasnya.
Benar apa yang dikatakan majikan Tuhfah. Kala menawar, Saqati tak memiliki uang sedirham pun. Saqati pulang dengan hati menangis. Tekadnya untuk membeli Tuhfah begitu besar dan menggebu-gebu, namun apa dikata, uang pun ia tak mengantungi. Kemudian ia berdoa, “Ya Allah, Engkau mengetahui keadaan lahiriah dan batiniahku. Hanya dalam rahmat dan anugerah-Mu aku percayakan diriku. Janganlah Engkau hinakan diriku kini!”
Selesai berdoa tiba-tiba pintu diketuk orang. Saqati pun membuka pintu. Didapati seseorang yang mengaku bernama Ahmad Musni dengan membawa empat orang budak yang memanggul pundi-pundi. Musni mendengar suara gaib, agar ia membawa lima pundi-pundi ke rumah Sari Al Saqati, supaya sufi fakir itu memperoleh kebahagiaan untuk membeli Tuhfah. Itulah salah satu karomah yang dimiliki al-Saqati.

HAJI BERSAMA

Mendengar cerita Musni itu, Saqati langsung sujud sukur, dilanjutkan dengan salat malam, dan bangun sampai pagi. Ketika matahari sepenggalah, Saqati mengajak Musni ke rumah sakit. Majikan Tuhfah yang mengejeknya itu sudah
berada di rumah sakit lebih dahulu. Ketika hendak dibayar berapa saja harga yang diminta, majikan itu malah mengelak, “Tidak Tuan, sekiranya Anda memberiku seluruh dunia ini untuk mernbelinya, aku tidak mau menerimanya. Aku telah membebaskan Tuhfah. la henar-benar bebas untuk mengikuti kehendak Allah,” tuturnya.
Mendengar kata-kata majikan itu, Ahmad Musni yang memberi Saqati lima pundi-pundi ikut menangis. Musni menangis karena terharu kepada majikan itu yang sudah meninggalkan duniawi, melepaskan hartanya seperti dirinya juga.” Betapa agung berkah yang diberikan Tuhfah, kepada kita bertiga ini” ujar Musni sambil menatap Sari Al Saqati dan majikan Tuhfah.
Ketiga orang itu pun kini berperilaku seperti sufi. Ketiganya pergi haji ke Makkah Dalam perjalanan Baghdad-Makkah Musni meninggal dunia Ketika sampai di Baitullah dan keduanya thawaf, Ketika saqati memberi tahu, bahwa Musni sudah meninggal Tuhfah berkomentar, “Di surga ia akan menjadi tetanggaku, Belum ada seorang pun yang melihat nikmat yang diberikan kepadanya”.
Ketika Saqati memberi tahu bahwa majikannya juga melaksanakan haji bersamanya, Tuhfah hanya berdoa sebentar, sesudah itu ia roboh di samping Kakbah. Ketika majikannya datang dan melihat Tuhfah sudah tak bernyawa, ia sangat sedih dan roboh di sampingnya. Saqati kemudian memandikan, mengkafani, menyalati dan menguburkan Tuhfah dan majikannya. Saqati selesai berhaji pulang sendirian ke Irak.

Syair-Syair Mahabbah Tuhfah kepada Allah
Aku bahagia berada dalam jubah Kesatuan
yang Engkau kenakan pada diriku
Engkaulah Tuhanku, dan Tuhan dalam kebenaran, seluruhnya
Hasrat-hasrat sekilas mengepung qalbuku
Namun, setiap dorongan berhimpun dalam diri-Mu
bersama-sama, saat kutatap diri-Mu
Segenap tenggorokan tercekik kehausan pun
terpuaskan air minuman
Tapi, apa yang terjadi atas orang orang yang kehausan oleh air?
Qalbuku pun merenungkan dan merasa sedih atas segenap dosa dan kesalahan di masa lalu
Sementara jiwa yang terikat raga ini pun menanggung derita kepedihan
Jiwa dan pikiranku pun kenyang dengan kerinduan
Ragaku pun sepenuhnya bergelora dan membara
Sementara dalam relung qalbuku, cinta-Mu pun tertutup rapat-rapat

Betapa sering aku kembali menghadap kepada-Mu
seraya memohon ampunan-Mu
Wahai junjunganku, wahai Tuhanku,
Engkau tahu apa yang ada dalam diriku
Kepada orang banyak telah kuserahkan dunia dan agamanya
Dan aku sibuk terus menerus mengingat-Mu
Engkau, yang  merupakan agama dan duniaku

Sesudah mencari-Mu dengan kecemburuan liar seperti ini,
kini akyu dibenci dan didengki
Karena Engkau adalah Tuhanku
kini akulah kekasih di atas segalanya

Ada lagi syair Tuhfah ra. lainnya
Qalbuku, yang mabuk oleh anggur lembut kasih sayang dan cinta,
kembali merindukan kekasihnya
Wahai, menangislah! Bebaslah dalam menangis di Hari Pengasingan
Air mata berlimpah yang jatuh berderai sesungguhnya baik semata
Betapa banyak mata yang dibuat Allah menangis ketakutan dan merasa risau kepada-Nya
kemudian merasa lega dan tentram
Sang budak yang tak sengaja berbuat dosa tapi menangis penuh penyesalan tetaplah seorang budak
Sekalipun ia kebingungan dan begitu ketakutan
Dalam qalbunya lampu terang pun bersinar cemerlang.

Pustaka :
1. Nurani 199, 6 – 12 Oktober 2004
2. Javad Nurbakh, Wanita-wanita Sufi, Penerbit Mizan, Bandung, 1983.
3. http://oryza.blogsome.com/2006/05/22/tuhfah-sufi-wanita-dari-irak/

A Moment Of Happiness



by Mewlana Jalaluddin Rumi

A moment of happiness,
you and I sitting on the verandah,
apparently two, but one in soul, you and I.
We feel the flowing water of life here,
you and I, with the garden's beauty
and the birds singing.
The stars will be watching us,
and we will show them
what it is to be a thin crescent moon.
You and I unselfed, will be together,
indifferent to idle speculation, you and I.
The parrots of heaven will be cracking sugar
as we laugh together, you and I.
In one form upon this earth,
and in another form in a timeless sweet land.


Description of Love



by Mewlana Jalaluddin Rumi



A true lover is proved such by his pain of heart;

No sickness is there like sickness of heart.

The lover's ailment is different from all ailments;

Love is the astrolabe of God's mysteries.

A lover may hanker after this love or that love,

But at the last he is drawn to the KING of love.

However much we describe and explain love,

When we fall in love we are ashamed of our words.

Explanation by the tongue makes most things clear,

But love unexplained is clearer.

When pen hasted to write,

On reaching the subject of love it split in twain.

When the discourse touched on the matter of love,

Pen was broken and paper torn.

In explaining it Reason sticks fast, as an ass in mire;

Naught but Love itself can explain love and lovers!

None but the sun can display the sun,

If you would see it displayed, turn not away from it.

Shadows, indeed, may indicate the sun's presence,

But only the sun displays the light of life.

Shadows induce slumber, like evening talks,

But when the sun arises the "moon is split asunder."

In the world there is naught so wondrous as the sun,

But the Sun of the soul sets not and has no yesterday.

Though the material sun is unique and single,

We can conceive similar suns like to it.

But the Sun of the soul, beyond this firmament,

No like thereof is seen in concrete or abstract.

Where is there room in conception for His essence,

So that similitudes of HIM should be conceivable?

Sahabat Nabi lainnya

Selain para sahabat diatas. Dibawah ini masih termasuk para sahabat Rasulullah صلى ا لله عليه وسلم , dengan penjelasan biografi singkatnya.

Abdullah bin Abu Aufa (wafat 86 H)

Nama lengkapnya ialah Abdullah bin Abu Aufa Al-Aslami, dijuluki dengan Abu Muawiah. Sahabat yang ikut dalam Perdamaian Hudaibiah dan peristiwa-peristiwa lainnya ini, berdomisili di Kota Madinah sampai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. wafat, setelah itu beliau pindah ke Kota Kufah. Dialah sahabat yang terakhir meninggal di sana.

Abdullah bin Amru bin Haram (wafat 3 H/ 635 M)

Seorang sahabat yang terpandang di kalangan peserta baiat Akabah dan perang Badar, di mana beliau ini termasuk pimpinannya. Beliau meninggal dalam perang Uhud. Diriwayatkan bahwa malaikat membayang-bayangi jenazahnya di saat kematiannya

Abdullah bin Jakfar (wafat 80 H)

Abdullah bin Jakfar bin Abu Thalib yang dijuluki dengan Abu Jakfar ini adalah seorang sahabat yang pertama lahir di Abessina pada masa awal Islam. Dia datang ke Kota Madinah bersama ayahnya dan banyak menghafal serta meriwayatkan hadis langsung dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. Beliau wafat di Kota Madinah.

Abdullah bin Mughaffal (wafat 57 H.).

Abdullah bin Mughaffal Al-Mazani, adalah seorang sahabat yang sempat ikut dalam Baiatus Syajarah (sumpah prasetia di bawah sebatang pohon) dalam peristiwa Baiat Ridwan. Beliau masuk kelompok orang-orang yang diutus Khalifah Umar bin Khattab mengajarkan ilmu-ilmu keislaman kepada kaum muslimin di Kota Basrah, kemudian beliau menetap di kota tersebut dan meninggal dunia di sana.

Abdullah bin Rawahah (wafat 8 H)

Sahabat asal Ansar dari suku Khajraj ini termasuk orang yang memeluk agama Islam dari sejak dini yang merupakan salah seorang pimpinan dalam baiat Akabah. Berliau ini sempat mengikuti perang Badar dan peperangan-peperangan sesudah itu, akhirnya beliau meninggal dalam perang Muktah.

Abdullah bin Salam (wafat 43 H)

Sahabat yang sebelumnya penganut Yahudi ini memasuki Islam segera setelah kedatangan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam hijrah ke Madinah. Beliau mengikuti perang penaklukan Baitulmakdis bersama Umar bin Khattab dan akhirnya beliau meninggal di Madinah.

Abdullah bin Umar bin Khattab (wafat 73 H)

Sahabat pemuka Quraisy ini memeluk Islam bersama ayahnya semasa kecil dan mengikuti hijrah bersama ayahnya ke Madinah. Beliau termasuk pemuka, ilmuan dan juru fatwa kaum muslimin. Beliau mengikuti penaklukan kota Mekah, perang Yarmuk dan penaklukan Mesir. Dia meninggal di Mekah.

Abdullah bin Ummi Maktum (wafat 14 H)

Abdullah bin Umar bin Syuraikh, seorang sahabat asal Quraisy ini termasuk peserta hijrah ke Madinah rombongan pertama. Beliau sampai di Madinah sebelum kedatangan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. Beliau meninggal dalam perang Qadisiah membawahi sebuah brigade.

Abdullah bin Zaid (wafat 32 H)

Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Zaid bin Tsalabah Al- Anshari Al-Khajraji, dijuluki dengan Abu Muhammad. Sahabat ini berdomisili di Kota Madinah, beliaulah orang yang pernah memimpikan bunyi azan dikumandangkan.

Abdullah bin Zaid bin Ashim Al-Anshari (7-63 H)

Nama lengkapnya ialah Abdullah bin Zaid bin Ashim bin Kaab An-Naggari Al-Anshari, dijuluki Abu Muhammad. Sahabat ini berdomisili di Kota Madinah dan sempat mengikuti Perang Badar. Beliaulah yang membunuh Musailamatul Kazzab di waktu Perang Yamamah. Beliau meriwayatkan 48 buah hadis dan gugur dalam peristiwa Harrah tahun 63 H/683 M.

Abdullah bin Zam’ah (wafat 35 H)

Nama lengkapnya ialah Abdullah bin Zam’ah bin Aswad Al-Qurasyi Al-Asadi, seorang sahabat yang banyak meriwayatkan hadis dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam. Beliau hidup dan meninggal dunia di Kota Madinah.

Abdullah bin Zubair (wafat 73 H)

Beliau ini adalah putra pasangan Zubair bin Awam dan Asma binti Abu Bakar. Dia ikut serta dalam berbagai penaklukan, dia ikut berjuang di barisan Aisyah dalam perang Jamal. Beliau minta bela atas penguasa Umaiah di Hijaz, beliau mengklaim dirinya sebagai khalifah sepeninggal Yazid bin Muawiah dengan membuat kota Madinah sebaga pusat pemerintahan. Kekuasaannya berkelanjutan selama sembilan tahun akhirnya ditumbangkan oleh Hajjaj As Tsaqafi dalam suatu peperangan di Mekah.

Abdurrahman bin Abu Bakar (wafat 53 H)

Nama lengkapnya adalah Abdurrahman bin Abu Bakar Siddik bin Abu Quhafah Al-Qurasyi At-Tamimi, saudara kandung Saidah Aisyah, istri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. Beliau sempat mengikuti Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam. Dalam Perdamaian Hudaibiah, ikut berjuang dalam Perang Yamamah serta penaklukan wilayah Syam (Suriah, Lebanon,Yordania dan Palestina) di bawah komando Panglima Khalid bin Walid.

Abdurrahman bin Auf (wafat 32 H/652 M)

Abdurrahman bin Auf bin Harits bin Zuhrah, seorang sahabat asal Quraisy dari suku Zuhri adalah di antara orang yang masuk Islam dari sejak dini dan termasuk sepuluh orang yang diproyeksikan masuk surga oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam serta termasuk enam orang konsultan Nabi. Beliau mengikuti seluruh peperangan bersama Rasulullah termasuk perang Badar. Beliau meninggal di Madinah dan dimakamkan di Baqi`.

Abdurrahman bin Azhar (wafat 63 H)

Kemenakan Abdurrahman bin Auf, seorang sahabat yang lebih dikenal dengan julukan Abu Jubair. Beliau sempat mengikuti Perang Hunain, Dia berhasil menghafal banyak hadis langsung dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. Beliau berdomisili di Madinah dan meninggal dunia dalam Perang Harrah (63 H/683 M).

Abdurrahman bin Samurah (wafat 50 H)

Nama lengkapnya adalah Abdurrahman bin Samurah bin Habib bin Abdu Syams Al-Qurasyi, seorang sahabat yang dijuluki dengan Abu Said. Beliau masuk Islam ketika penaklukan Kota Mekah, dia sempat ikut dalam Perang Muktah, penaklukan Sijistan, Kabul, Sind serta Khurasan. Beliau meninggal dunia di Kota Basrah.

Abu Ayub Al Anshari (wafat 52 H/672 M)

Nama lengkapnya adalah Khalid bin Zaid bin Kulaib, seorang sahabat asal Ansar dari suku Khajraj. Beliaulah yang menjamu Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam ketika sampai di Madinah dalam perjalanan Hijrah dari Mekah. Beliau ini sempat mengikuti baiat Akabah, perang Badar, perang Uhud, perang Khandak dan peristiwa-peristiwa lainnya yang diikuti Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam Beliau ini meninggal dalam kepungan pasukan Bizantium.

Abu Bakrah (wafat 52 H)

Nama aslinya adalah Nafi bin Harits bin Kildah As-Tsaqafi, salah seorang sahabat yang berasal dari penduduk Taif. Beliau meriwayatkan sebanyak 132 hadis dan meninggal dunia di Kota Basrah.

Abu Barzah (wafat 65 H)

Nama aslinya adalah Nadlah bin Ubaid bin Harits Al-Aslami, seorang sahabat yang pernah tinggal di Kota Madinah dan Basrah. Beliau ikut bersama pasukan Ali bin Abu Thalib ketika memerangi penduduk Nahrawan dan Perang Azariqah bersama Mahlab bin Abu Shufrah. Beliau meriwayatkan sebanyak 46 hadis.

Abu Basyir Al-Anshari (wafat 63 H)

Nama lengkapnya ialah Abu Basyir Al-Anshari Al-Haritsi, seorang perawi yang hadisnya dalam masalah jihad banyak diriwayatkan oleh Ibad bin Tamim Al-Anshari. Beliaulah yang banyak menderita luka parah dalam Perang Harrah kemudian meninggal dunia akibatnya.

Abu Burdah Al-Anshari (wafat 41H)

Nama aslinya adalah Hani bin Niar bin Amru Al-Balwa, paman Barraa bin Azib. Beliau ikut dalam Perang Badar. Hadisnya banyak diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah dan Abdurrahman bin Jabir dalam kitab “memerangi orang-orang murtad”. Beliau meninggal dunia di awal Kekhalifahan Muawiah.

Abu Dujanah Al Anshari (wafat 11 H)

Beliau ini adalah seorang sahabat yang sempat mengikuti perang Badar dan meninggal dunia dalam perang Yamamah. Beliau ini ikut serta melawan Musailamah.

Abu Juhaifah (wafat 74 H)

Nama aslinya adalah Wahab bin Abdullah bin Muslim bin Janadah As-Sawai, seorang sahabat yang di waktu Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam. mangkat masih dalam keadaan bayi. Beliau bertempat tinggal di Kota Kufah dan pernah menjadi bendahara baitul mal pada zaman Ali bin Abu Thalib. Beliau biasa dipanggil dengan panggilan “Wahab yang baik”. Dialah sahabat yang terakhir meninggal di Kota Kufah.

Abu Khuzaifah bin Utbah (wafat 11 H)

Nama lengkapnya adalah Abu Khuzaifah bin Utbah bin Rabiah bin Abdu Syams bin Abdul Manaf. Beliau ini adalah sahabat asal Quraisy termasuk orang yang masuk Islam dari sejak dini. Beliau ini sempat mengikuti dua kali hijrah, ke Abessinia dan ke Madinah dan sempat melaksanakan salat ke dua arah kiblat, ke Baitulmakdis dan Kakbah. Beliau ini sempat mengikuti perang Badar dan meninggal dalam perang Yamamah.

Abu Masud Al-Anshari (wafat 40 H)

Nama lengkapnya adalah Uqbah bin Amru bin Tsaklabah Al- Anshari Al-Badri yang dijuluki dengan Abu Masud. Sahabat yang ikut dalam Baiat Akabah, Perang Uhud dan peristiwa-peristiwa lainnya ini adalah salah seorang pengikut Ali, ketika singgah di Kota Kufah diangkat menjadi penggantinya pada saat Ali dan pasukannya bergerak keShiffin. Beliau meriwayatkan lebih dari 100 hadits.

Abu Musa Asy’ari (wafat 44 H)

Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Qais. Beliau sempat ikut hijrah ke Abessina, kemudian datang ke Madinah setelah perang Khaibar. Khalifah Usman bin Affan mengangkatnya sebagai penguasa di Koufah. Beliau ini termasuk arbitrator dalam peristiwa arbitrasi Shiffin.

Abu Said Al Khudri (wafat 74 H)

Nama lengkapnya adalah Said bin Malik bin Sannan. Sahabat periwayat hadis dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam ini berasal dari kelompok Ansar, suku Khajraj. Beliau adalah pakar hadis yang terkemuka di kalangaan sahabat. Beliau sempat mengikuti dua belas kali peperangan. Jabatannya yang terakhir adalah mufti Madinah, beliau ini wafat di Madinah.

Abu Salamah Al Makhzumi (wafat 4 H.)

Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Abdul Asad. Saudara Nabi sesusuan ini termasuk orang yang pertama-pertama masuk Islam. Beliau sempat ikut hijrah ke Abessina dan Madinah dan sempat mengikuti perang Badar. Beliau meninggal di Madinah dan termasuk orang yang pertama diberikan daftar amalnya dengan tangan kanannya kelak.

Abu Sofyan bin Harb (wafat 31 H/652 M)

Nama lengkapnya adalah Sakhar bin Harb bin Umaiah. Beliau ini termasuk orang kaya Quraisy, pada mulanya termasuk musuh Islam nomor satu, di mana beliau sempat memimpin pasukan kaum Musyrikin dalam perang Uhud dan Khandak. Beliau masuk Islam pada waktu penaklukan kota Mekah. Dia adalah ayah dari Muawiah, pendiri Daulat Umaiah.

Abu Syuraih Adawi (wafat 68 H)

Nama aslinya adalah Khuwailid bin Amru bin Shakhr Al-Khuzai Al-Kaabi, seorang sahabat yang memeluk Islam di hari penaklukan Kota Mekah saat mana dia membawa panji-panji Bani Kaab. Beliau meninggal di Ailah.

Abu Ubaidah bin Jarah (wafat 18 H/639 M)

Nama lengkapnya adalah Amir bin Abdullah. Sahabat asal Quraisy ini termasuk sepuluh sahabat yang diproyeksikan oleh Nabi masuk surga. Beliau ini dijuluki dengan pemegang amanat kaum Muslimin yang sempat mengikuti semua peperangan bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. Dia termasuk komando dalam penaklukan Syam (Suriah, Libanon, Yordan dan Palestina sekarang). Ayahnya termasuk pasukan musyrikin yang berhasil ditumbangkan dan dibunuhnya. Beliau meninggal dunia akibat penyakit pes yang merajalela.

Abu Umamah (Wafat 1 H)

Nama lengkapnya adalah Asad bin Zararah, seorang sahabat asal Ansar yang telah lama masuk Islam, di mana beliau sempat ikut dalam baiat Akabah I dan II. Beliau adalah kepala suku, dialah yang pertama mengucapkan baiat pada malam baiat Akabah dan beliau pulalah orang pertama membawa Islam ke Madinah.

Abu Usaid (wafat 60 H)

Nama sebenarnya ialah Malik bin Rabiah bin Baden As-Saidi, seorang sahabat yang ikut dalam Perang Badar bersama Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam. Beliaulah sahabat prajurit Badar yang terakhir meninggal. Di akhir hayatnya, beliau mengalami kebutaan dan meninggal dunia di Kota Madinah.

Abu Waqid Al-Laitsi (wafat 68 H).

Nama aslinya adalah Auf bin Harits Al-Laitsi, dijuluki Abu Waqid. Beliau adalah sahabat yang pernah ikut dalam perang Badar. Dia sempat singgah di Kota Madinah dan meninggal dunia di Kota Meru pada zaman Khalifah Muawiah.

Abu Zar Al Gifari (wafat 32 H)

Beliau ini adalah seorang sahabat yang masuk Islam dari sejak dini. Semasa Jahiliah beliau ini telah melarang minum khamar dan beliau tidak pernah ikut menyembah berhala oleh sebab itu beliau terkenal orang takwa. Dia selalu mengajak fakir miskin agar integrasi dengan orang kaya. Beliau ini mengikuti penaklukan Baitulmakdis bersama khalifah Umar bin Khatab. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam pernah bersabda tentang beliau “semoga Allah memberikan rahmat-Nya kepada Abu Zar, yang hidup menyendiri, mati menyendiri dan akan dibangkitkan sendiri pula”

Ahnaf bin Qais (wafat 67 H)

Nama lengkapnya adalah Ahnaf bin Qais bin Hashin Mari El Munqari At Tamimi. Pimpinan Bani Tamim ini termasuk kelompok cerdik pandai dan orator. Beliau ikut dalam perang melawan Khurasan di bawah komando Abu Musa Asy`ari. Dalam perang Jamal beliau ini sempat keluar barisan karena menghindari terjadinya fitnah, namun dalam perang Shiffin beliau termasuk dalam barisan Ali bin Abi Thalib. Ketikapemilihan Abu Musa Asy`ari menjadi arbitrator, beliau tidak sependapat dengan Ali bin Abi Thalib, namun setelah Muawiah menjadi khalifah beliau ini menolak permintaan khalifah untuk ditunjuk sebagai pejabat.

Akra’ bin Habis (wafat 31 H/651 M)

Nama lengkapnya adalah Akra` bin Habis bin Iqal Ad Darimi. Beliau termasuk pemuka masyarakat Arab di zaman jahiliah. Ketika delegasi bani Darim datang menemui Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam beliau ikut di dalamnya, di saat itulah dia mengumumkan Islamnya bersama anggota delegasi. Dia mengikuti Khalid bin Walid dalam banyak peperangan di Yamamah di saat konfrontasi melawan kaum yang murtad. Beliau juga sempat mengikuti perang panaklukan Irak, di saat itulah beliau mendapat berbagai cobaan (luka parah). Beliau wafat sebagai syahid dalam perang Khauzjan.

Alaa bin Hadhrami (wafat 21 H)

Nama lengkapnya adalah Alaa bin Abdullah bin Ammar Al-Hadrami, seorang sahabat yang lahir dan besar di Kota Mekah. Beliau diangkat menjadi gubernur Bahrain oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam. pada tahun 8 H dan giat menumpas kaum murtad yang ada di sana. Konon beliaulah pemimpin armada Islam pertama dalam rangka ekspansi wilayah kekuasaan Islam.

Amar bin Ma’d Yakrib (wafat 21 H)

Beliau masuk Islam pada tahun kesembilan hijrah. Sepeninggal Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam dia sempat murtad dan bertaubat kembali menjadi Muslim yang baik. Beliau sempat mengikuti perang Yarmuk, dia menderita luka parah di mana sebelah matanya tercongkel. Dalam perang Qadisiah dia juga menderita luka parah dan akhirnya meninggal dalam perang Nahawand.

Amir bin Fahirah At Tamimi

Sahabat yang berasal dari suku Azdi ini termasuk orang yang memeluk Islam dari sejak dini. Beliau adalah seorang yang beragama yang baik, dalam buku-buku sejarah namanya banyak disebut sebagai pahlawan yang gigih. Beliau mati syahid dalam perang Bi`ri Maunah.

Amir bin Rabiah (wafat 35 H)

Amir bin Rabiah termasuk orang yang memeluk Islam dari sejak dini dan berkesempatan mengikuti emigrasi ke Abessinia dan hijrah ke Madinah. Beliau sempat mengikuti perang Badar dan berbagai perang berikutnya. Khalifah Usman bin Affan mengangkatnya sebagai pemerintah di Madinah sewaktu khalifah menunaikan ibadah haji. Beliau meninggal beberapa hari setelah Usman meninggal dunia.

Ammar bin Yasir (wafat 37 H)

Sahabat yang memeluk Islam dari sejak dini ini masuk Islam bersama ayah dan ibunya (Yasir dan Sumaiyah) yang akibatnya mereka sama-sama menderita berbagai cobaan dari suku mereka yaitu Mahzum. Ayahnya sempat meninggal dalam cobaan tersebut, sedangkan ibunya ditikam oleh Abu Jahal sehingga menemui ajalnya. Beliau pergi emigran ke Abessinia, sekembalinya dari Abessinia dia ikut hijrah ke Madinah. Dalam perang Badar dan Khandak beliau ini menderita luka parah. Beliau ikut perang Shiffin di belakang Ali bin Abu Thalib dan meninggal dalam perang tersebut.

Amru bin Ash (wafat 43 H).

Amru bin Ash bin Wail bin Hasyim bin Said bin Saham ini adalah pimpinan Arab terkenal yang menaklukkan Mesir dan membangun kota Fustat (Cairo sekarang). Beliau sempat mengikuti arbitrasi seusai perang Shiffin di mana Muawiah menang berkat kecerdikannya. Beliau meninggal di Cairo.

Amru bin Jammuh (wafat 3 H)

Sahabat asal Ansar ini tergolong bangShallallahu ‘alaihi wassalaman kaum Ansar yang oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam mengangkatnya menjadi pemimpin Bani Salamah. Beliau meninggal dalam perang Uhud.

Amru bin Umaiah (wafat 55 H)

Nama lengkapnya adalah Amru bin Umaiah bin Khuwailid bin Abdullah Ad-Dlamiri, seorang sahabat yang sangat pemberani. Ketika Perang Badar dan Uhud, beliau masih berada dalam barisan kaum musyrikin. Setelah dia memeluk Islam, dia ikut partisipasi dalam Perang Bir Maunah. Beliau meriwayatkan 20 hadis dan meninggal di Kota Madinah pada zaman Muawiah bin Abu Sofyan.

Anas bin Malik bin Nadar (wafat 93 H)

Sahabat asal Ansar, suku Khajraj ini adalah pembantu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam yang sempat mengikuti berbagai penaklukan. Beliau termasuk rawi yang banyak meriwayatkan hadis. Dia berdomisili dan meninggal di kota Basrah.

Asid bin Khudair (wafat 20 H)

Sahabat yang satria ini berasal dari kelompok Ansar, kepala suku Aus. Beliau termasuk orang-orang yang masuk Islam dari sejak dini, di mana beliau termasuk tokoh penting dalam baiat Akabah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam mempersaudarakannya dengan Zaid bin Haritsah. Beliau meninggal di zaman pemerintahan Umar bin Khattab.

Ayad bin Ganim (wafat 20 H)

Nama lengkapnya adalah Ayad bin Ganim bin Zuhair Al Fihri Al Qurasyi. Beliau termasuk emigran pertama-tama, sempat mengikuti perang Badar dan perang-perang yang sesudah itu. Beliau termasuk komando penakluk yang berani. Sewaktu singgah di Syam (Suriah dan sekitarnya) beliau berhasil menaklukkannya berikut kawasan semenanjung Arab lainnya. Beliau meninggal di negeri Syam.

Barra` bin Azib (wafat 71 H)

Sahabat asal suku Khajraj ini sempat mengikuti penaklukan Persia, perang Jamal dan Shiffin di barisan Ali bin Abi Thalib dan pembantrasan kaum sparatis (Khawarij). Beliau berdomisili dan meninggal dunia di kota Koufah.

Buraidah (wafat 63 H)

Nama lengkapnya adalah Buraidah bin Husaib bin Abdullah bin Harits Al-Aslami Al-Madani, seorang sahabat yang dijuluki dengan Abu Sahal.  Beliau termasuk sahabat yang pernah tinggal di Kota Madinah kemudian pindah ke Kota Basrah dan ikut dalam perang di kawasan Khurasan. Beliau meninggal dunia pada tahun 63 Hdi Meru.

Dahiah Al Kalabi (wafat 45 H)

Sahabat ini menjadi tumpuan perumpamaan karena kegantengannya, sampai-sampai malaikat Jibril as pernah turun membawa wahyu kepada Rasulullah dengan gambaran fostur tubuhnya. Perang yang pertama diikutinya adalah perang Khandak, konon kabarnya beliau juga mengikuti perang Uhud, namun tidak sempat mengikuti perang Badar. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam pernah mengutusnya menjadi delegasi kepada Kaisar Hiraklius di Roma. Beliau ini hidup sampai masa pemerintahan Muawiah.

Fadel bin Abbas (wafat 13 H)

Fadel bin Abdul Muthalib bin Hasyim Al-Qurasyi yang dijuluki dengan Abu Muhammad ini adalah anak tertua dari Abbas bin Abdul Mutalib, paman Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam. Sepeninggal Rasulullah beliau ikut dalam pasukan yang diutus ke Syam, beliau gugur sebagai syahid dalam Perang Ajnadin.

Habbab bin Munzir bin Jamuh (wafat 20 H)

Sahabat pemberani ini adalah tokoh yang diminta pertimbangannya oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam ketika perang Badar yang mengemukakan pendapatnya agar pasukan diposkan di tempat-tempat sumber air dalam melawan musuh. Semasa jahiliah juga beliau ini termasuk konsultan yang diperhitungkan. Beliau sempat mengikuti perang Badar, Uhud dan semua perang yang diikuti Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. Beliau ini meninggal di masa pemerintahan Umar bin Khattab.

Haris bin Kildah (wafat 50 H)

Sahabat asal Taif dari suku Tsaqafi ini adalah dokter dan pilosof. Arab yang terkemuka di masanya. Beliau lahir di masa jahiliah dan hidup semasa dengan Nabi dan Khulafaur Rasyidin. Beliau pergi belajar ilmu kedokteran ke Persia, dia mempunyai kumpulan karya tulis seputar kedokteran antara lain buku polemik kedokteran antara beliau dengan Kisra. Beliau juga seorang puitis. Dia meninggal semasa pemerintahan Muawiah.

Hisyam bin Ash (wafat 13 H)

Hisyam bin Ash bin Wail bin Hsyim As Sahmi ini dari sejak dini telah memeluk Islam di Mekah. Beliau sempat ikut emigran ke Abessinia tetapi dia kembali ke Mekah untuk menyusul Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam yang dia dengar berhijrah ke Madinah, namun malang dia dikurung oleh orang tua dan keluarganya di Mekah. Beliau baru dapat keluar dari Mekah ke Madinah setelah perang Khandak. Beliau dapat mengikuti semua peperangan yang terjadi setelah Khandak, beliau meninggal dalam perang Ajnadin.

Huzaifah bin Yamman (wafat 36 H)

Sahabat tokoh penaklukan ini banyak memegang rahasia-rahasia Nabi. Khalifah Umar bin Khattab ra. mengangkatnya menjadi pemerinah di Madain. Pada tahun 642 M, dia berhasil mengalahkan pasukan Persia dalam perang Nahawand, kemudian dia mengikuti perang penaklukan Jazirah Arab dan akhirnya meninggal di kota Madain.

Ikrimah bin Abu Jahal (wafat 13 H)

Sahabat asal Quraisy dari suku Mahzumi ini adalah anak musuh Islam nomor satu. Beliau melarikan diri ke Yaman setelah penaklukan kota Mekah tetapi istrinya yang bernama Umu Hakim menyuruhnya kembali setelah mendapat persetujuan keamanan dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. Sesampainya di Mekah beliau masuk Islam dan menjadi pemeluk Islam yang baik. Beliau ini sempat mengikuti perang penumpasan kaum murtad dan meninggal dalam perang Yarmuk.

Imran bin Husain (wafat 52 H)

Imran bin Husain bin Ubaid, adalah sahabat yang masuk Islam pada tahun terjadinya Perang Khaibar (7 H). Pada perang penaklukan Kota Mekah, beliau memegang bendera suku Khuzaah. Beliau wafat di Kota Basrah.

Itban bin Malik (wafat 50 H)

Nama lengkapnya ialah Itban bin Malik bin Amru bin Aglan Al-Anshari As-Salimi, salah seorang sahabat yang turut dalam Perang Badar. Beliaulah yang dipersaudarakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. dengan Umar bin Khattab. Beliau meriwayatkan 10 hadis dan wafat pada masa Khalifah Muawiah bin Abu Sofyan.

Jabir bin Abdullah Al-Anshari (wafat 78 H)

Nama lengkapnya adalah Jabir bin Abdullah bin Amru bin Haram Al-Anshari As-Salami, seorang sahabat yang dijuluki dengan Abu Abdullah. Pada akhir hayatnya beliau mengalami kebutaan dan sempat meriwayatkan beberapa hadis dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam. dan Abu Said. Dia berdomisili di Kota Madinah dan meninggal dunia di sana.

Jabir bin Samurah (wafat 74 H)

Nama lengkapnya ialah Jabir bin Samurah bin Janadah As-Sawai Al-Madani, seorang sahabat yang dijuluki dengan Abu Abdullah. Ibunya bernama Khalidah binti Abu Waqqas, saudara kandung Saad dan Utbah. Beliau wafat pada masa khilafah Abdul Malik bin Marwan.

Jakfar bin Abu Thalib  (wafat 8 H)

Jakfar bin Abu Thalib bin Abdul Muthalib bin Hasyim ini masuk Islam dari sejak dini dan sempat mengikuti hijrah ke Abessinia, malah sempat mempublikasikan Islam di daerah itu. Dalam perang Muktah beliau diserahi menjadi pemegang bendera Islam, setelah tangan kanannya terpotong dia memegang bendera dengan tangan kiri, namun tangan kirinya juga terpotong lagi, sehingga dia memegang bendera itu dengan dadanya. Berbagai cobaan ditahankannya dalam mengemban tugas ini, akhirnya beliau mati syahid di mana dalam tubuhnya terdapat sekitar 90 goretan dan tembakan. Dalam suatu hadits diriwayatkan, bahwa kelak di Surga Allah Subhanahu wa ta’ala akan menggantikan kedua tangannya dengan sepasang sayap. Oleh sebab itulah, maka beliau dijuluki dengan nama Jakfar Penerbang atau Jakfar yang punya sepasang sayap.

Jubair bin Mut`im bin Adi (wafat 57 H)

Sahabat asal Quraisy ini termasuk pemuka dan pakar genetis Quraisy. Beliau masuk Islam antara perang Hudaibiah dan penaklukan kota Mekah. Dia meninggal di masa pemerintahan Muawiah bin Abi Sofyan.

Jundub Al-Alaqi (wafat 64 H)

Nama lengkapnya adalah Jundub bin Abdullah bin Abu Sofyan Al-Bajli Al-Alaqi, seorang sahabat yang dijuluki dengan Abu Abdullah. Pernah berdomisili di Kota Kufah kemudian pindah ke Basrah. Beliau meriwayatkan hadis dari perawi-perawi yang ada di kedua kota itu.

Kaab bin Malik (wafat sekitar 50 H)

Sahabat ini adalah seorang puitis yang banyak membantah cemoohan yang dilontarkan kepada Nabi. Setelah memeluk Islam dia mengikuti baiat Akabah dan berkesempatan mengikuti semua peperangan kecuali perang Badar dan Tabuk. Beliau adalah termasuk sasaran ayat Terhadap tiga orang yang penerimaan taubatnya ditangguhkan sampai mereka merasa dunia ini sempit dan jiwa merekapun terasa sesak akibat ulah mereka sendiri dan mereka menduga bahwa tidak ada jalan untuk selamat kecuali mengikuti petunjuk Allah, pada saat itulah Allah baru menerima taubat mereka agar taubat mereka itu benar-benar. Sesungguhnya Allah maha penerima taubat]. (At Taubah ayat 118).

Kaab bin Ujrah (wafat 51 H)

Namanya Kaab bin Ujrah Al-Anshari, seorang sahabat yang dijuluki dengan Abu Muhammad. Beliau mendengar hadis dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam. dan hadisnya tentang haji dan umrah banyak diriwayatkan oleh Abdurrahman bin Abu Laila serta Abdullah bin Mughaffal. Dia wafat di Kota Madinah.

Kaab bin Zuhair (wafat 26 H)

Putra puitis Zuhair bin Abi Salma ini adalah seorang puitis yang hidup dalam dua zaman (jahiliah dan Islam). Beliau sempat mencaci Islam, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam serta kaum wanita Islam sehingga Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam menghalalkan darahnya, namun dia cepat-cepat minta maaf kepada Rasulullah dan menyampaikan kasidah penyesalannya di hadapan Nabi. Nabi memaafkannya dan memberikan hadiah baju kepada beliau.

Khabbab bin Art (wafat 37 H)

Sahabat yang telah masuk Islam dari sejak dini ini berkesempatan mengikuti semua peperangan yang diikuti Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. Dalam mempertahankan agama yang dianutnya ini, beliau menerima banyak cobaan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam mempersaudarakan beliau dengan Jubair bin Atiq. Beliau meninggal di kota Koufah.

Khabib bin Adi (wafat 4 H)

Sahabat asal Ansar, suku Aus ini berkesempatan mengikuti perang Badar. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam mendelegasikan beliau ke suku Bani Adal dan Bani Qarah dengan suatu missi untuk mengajari mereka ajaran-ajaran agama Islam, namun mereka menipu Nabi, beliau ditangkap dan dijual penduduk daerah tersebut kepada suku Bani Harits bin Amir bin Naufal. Oleh karena di waktu perang Badar Khabib berhasil membunuh kakek mereka, maka merekapun membunuhnya.

Khalid bin Walid (wafat 21 H)

Sahabat asal suku Makhzumi ini adalah bangShallallahu ‘alaihi wassalaman Arab yang dipercayakan memimpin pasukan Islam dalam penaklukan Persia dan Syam (Suriah dan sekitarnya). Beliau berhasil mengalahkan pasukan Romawi dalam perang Ajnadin dan Yarmuk, namun kemudian beliau meninggal di kota Homs.

Khuzaimah bin Tsabit Al Anshari (wafat 37 H)

Khuzaimah bin Tsabit bin Fakah bin Saidah al Anshari ini adalah termasuk orang yang masuk Islam dari sejak dini yang berkesempatan mengikuti semua peperangan yang diikuti Rasulullah sejak perang Badar. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam menganngap kesaksiannya setaraf dengan kesaksian dua orang lelaki sebagai prioritas buat beliau. Beliau adalah komando pasukan dalam perang Shiffin dan meninggal dalam
perang itu.

Ma`qil bin Yasar

Nama lengkapnya adalah Ma`qil bin Yasar bin Abdullah Al- Mazni, seorang perawi hadis yang dijuluki dengan Abu Ali. Beliau berdomisili di Kota Basrah, wafat pada masa Khalifah Muawiah ketika Abdullah bin Ziyad menjabat gubernur di sana. Imam Hasan Basri banyak meriwayatkan hadis beliau tentang nikah dan tafsir surat Al-Baqarah.

Malik bin Huwairits (wafat 74 H)

Malik bin Huwairits Al-Laitsi ini adalah seorang sahabat yang dijuluki dengan Abu Sulaiman. Dia banyak mendengar hadis langsung dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam. dan hadisnya tentang salat diriwayatkan oleh Abu Qilabah. Beliau berdomisili di Kota Basrah dan meninggal dunia di sana.

Miqdad bin Aswad al Kindi (wafat 33 H)

Nama lengkapnya adalah Miqdad bin Umar bin Tsaklabah bin Malik. Beliau ini termasuk tujuh orang yang masuk Islam dari sejak dini dan satria pertama yang terjun ke medan perang dengan mengendarai kuda dalam Islam. Beliau ini mempersunting Daba`ah binti Zubair bin Abdul Muthalib, ponakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. Beliau termasuk orang yang mengikuti dua kali hijrah, ke Abessina dan ke Madinah dan sempat mengikuti perang Badar dan semua perang yang sesudah itu. Beliau meninggal se waktu pemerintahan Usman bin Affan.

Miswar bin Makhramah (wafat 64 H)

Nama lengkapnya ialah Miswar bin Makhramah bin Naufal bin Ahyab Al-Qurasyi Az-Zuhri, seorang sahabat yang dijuluki dengan Abu Abdurrahman. Beliau sempat menyaksikan hidupnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam ketika dia masih kanak-kanak dan sempat mendengar beberapa hadis langsung dari Nabi. Dia meriwayatkan hadis dari khulafaurrasyidin yang empat dan tokoh perawi sahabat yang lainnya.

Mu`aiqib bin Abu Fatimah (wafat 40 H)

Mu`aiqib bin Abu Fatimah Ad-Dusi ini adalah seorang sahabat yang hadisnya diriwayatkan oleh Abu Salamah bin Abdurrahman. Beliau berdomisili di Kota Madinah.

Muawiah bi Abu Sofyan (20 SH-60 H)

Muawiah bi Abu Sofyan bin Harb bin Umaiah Al Qurasyi Al Umawi adalah pendiri Daulat Umaiah di Suriah. Beliau lahir di Mekah dan sempat memusuhi Islam dan akhirnya memeluk Islam ketika penaklukan kota Mekah (8 H). Beliau sempat belajar tulis baca dan matematika, sehingga Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam mengangkatnya menjadi juru tulisnya. Beliau bertugas di Suriah di masa pemerintahan Umar bin Khattab dan Usmanbin Affan. Beliau menentanag Ali dan berkonfrontasi dengan Ali dalam perang Shiffin (37 H/657 M) yang berakhir dengan sebuah arbitrase. Beliau dinobatkan menjadi khalifah (40-60 H/661-680 M) di mana ibukota pemerintahan dia pindahkan ke Damaskus. Beliau termasuk tokoh penakluk ternama dalam sejarah Islam, di mana penaklukannya sampai ke daerah di Lautan Atlantik.

Muaz bin Jabal (wafat 18 H/ 639 M)

Sahabat asal Ansar dari suku Khajraj ini sempat mengikuti baiat Akabah dan semua peperangan yang diikuti Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam pernah menugaskan beliau menjadi hakim di Yaman. Beliau termasuk kelompok enam yang mempunyai kodifikasi sekaligus hafiz Al Quran di zaman Nabi. Beliau sempat mengikuti perang Yarmuk dan meninggal akibat penyakit pes yang melanda di kala itu.

Mugirah bin Syukbah (wafat 50 H)

Sahabat asal suku Tsaqafi ini adalah termasuk cendekia Arab. Beliau meriwayatkan banyak hadits dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam dan sempat mengikuti baiat Ridwan, perang Yamamah, penaklukan negeri Syam (Suriah dan sekitarnya) dan penaklukan Irak. Sewaktu pemerintahan Umar bin Khattab ra. beliau ini diserahi memerintah kota Basrah dan Koufah. Setelah Usman naik tahta kekhalifahan, beliau diberhentikan, namun setelah Muawiah naik tahta beliau kebali diangkat sebagai pemerintah kota Koufah yang akhirnya beliau meninggal di tempat terakhir ini.

Muhammad bin Maslamah (wafat 43 H)

Sahabat asal Ansar dari suku Aus ini termasuk yang mempunyai keutamaan. Dia termasuk orang yang bernama Muhammad di zaman Jahiliah. Beliau ikut membunuh Kaab bin Asyraf yang menghasut suku Quraisy untuk memerangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam. Beliau ini sempat mengikuti perang penaklukan Mesir dan Syam. Beliau tidak mengikuti perang Jamal dan Shiffin karena menghindari terjadinya fitnah. Beliau meninggal di Madinah.

Mujasyi` bin Masud (wafat 36 H)

Nama lengkapnya adalah Mujasyi` bin Masud bin Tsalabah As-Salami, seorang sahabat yang terkenal berani. Dia sempat ikut dalam perang menaklukkan Kota Kabul dan menanda tangani perjanjian damai dengan rajanya, kemudian meneruskan peperangan sampai ke Makran dan daerah pedalaman. Ketika Perang Jamal terjadi, beliau saat itu menjabat kepala suku Bani Salim, dia berpihak kepada Aisyah, tetapi keburu terbunuh sebelum perang tersebut terjadi dan dikuburkan di Kota Basrah.

Musayab bin Hazen

Nama lengkapnya adalah Musayab bin Hazen bin Abu Wahab bin Amru Al-Makhzumi Al-Qurasyi, seorang sahabat yang ikut dalam peristiwa Baiat Ridwan bersama Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam. Beliau adalah ayah dari Said bin Musayab, seorang ahli fikih.

Mushab bin Umair (wafat 3 H)

Beliau termasuk sahabat yang mempunyai keistimewaan. Dia memeluk Islam tetapi merahasiakan keislamannya terhadap keluarganya. Setelah keluarganya mengetahui keislamannya, mereka mengurungnya kemudian melepaskannya kembali. Setelah itu dia ikut berijrah ke Abessinia dan kembali ke Mekah seusai baiat Akabah I. Beliau menyibukkan diri mengajari kaum muslimin Al Qur`an dan mengimami salat mereka. Beliau sempat mengikuti perang Badar dan Uhud membawahi sebuah brigade. Beliau mati syahid dalam perang Uhud.

Naim bin Masud (wafat 30 H)

Sahabat asal suku Bani Asyjak ini memeluk Islam pada malam perang Khandak Beliau berhasil memecah antara pasukan Bani Quraizah dengan Bani Gathfan dalam perang Khandak tersebut. Beliau berdomisili dan meninggal di Madinah.

Nukman bin Basyir (wafat 65 H)

Sahabat yang sastrawan ini pernah memerintah di Koufah sewaktu pemerintahan Muawiah, di Homs sewaktu pemerintahan Yazid. Karena beliau ikut membaiat Abdullah bin Zubair, beliau dibunuh oleh lawan politiknya. Beliau ini mempunyai kumpulan puisi.

Nukman bin Makran (wafat 21 H)

Nukman bin Makran bin Umar bin Aiz ini adalah sahabat asal suku Mazani yang menjadi komando dalam perang penaklukan Persia. Beliau berhasil menduduki wilayah Qarmisin, namun terbunuh dalam perang Nahawand.

Qais bin Saad (wafat 60 H)

Nama lengkapnya adalah Qais bin Saad bin Ubadah bin Dulaim Al-Anshari Al-Khajraji, seorang sahabat yang menjabat kepala polisi pada zaman Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam. Oleh Khalifah Ali bin Abu Thalib beliau diangkat menjadi gubernur Mesir tahun 36 H. Beliau wafat di Kota Madinah.

Qaka` bin Amar At Tamimi (wafat 40 H)

Sahabat ini adalah seorang patriot Arab di zaman jahiliah dan Islam, dia sempat mengikuti perang Yarmuk. Dalam perang Qadisiah dia menderita luka parah. Dia ikut berjuang dalam perang Jamal di belakang Ali bin Abi Thalib. Abu Bakar pernah bicara tentang dia “ Teriakannya dalam suatu pertempuran lebih bermanfaat dari kehadiran seribu serdadu”. Beliau berdomisili dan meninggal dunia di Koufah.

Qatadah bin Nukman Al Anshari (wafat 23 H)

Beliau ini termasuk juru tembak terkenal, dia mengikuti semua peperangan yang diikuti Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. Dalam perang Uhud sebelah matanya cedera sampai jatuh keluar. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam memasukkannya kembali ke tempatnya, sampai akhir hayatnya mata tersebut terus sehat. Beliau meninggal di Madinah.

Rafi bin Khudaij (wafat 73 H)

Nama lengkapnya ialah Rafi bin Khudaij bin Rafi Al-Ausi Al-Anshari, seorang sahabat yang meriwayatkan hadis dari kedua pamannya, Zuhair dan yang satu lagi tidak diketahui namanya. Beliau berdomisili di Kota Madinah dan meninggal dunia di sana.

Saad bin abi Waqqas (wafat 55 H)

Sahabat asal Quraisy dari suku Zuhri ini termasuk sepuluh orang yang diproyeksikan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam masuk surga. Beliau ini memimpin pasukan dalam penaklukan Persia dan berhasil memukul pasukan panglima Rustum dalam perang Qadisiah. Beliau inilha yang membangun kota Koufah.

Saad bin Muaz (wafat 5 H)

Saad bin Muaz bin Nukman asal Madinah, suku Aus ini adalah seorang sahabat yang mempunyai jiwa patriot. Beliau adalah bangShallallahu ‘alaihi wassalaman suku Aus yang masuk Islam antara baiat Akabah I dan baiat Akabah II. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam pernah mengaplikasikan pendapatnya sekitar pembangkangan dan pembatalan perjanjian yang ditanda tangani Nabi dengan bani Quraizah yaitu membunuh kaum lelaki dan memperbudak kaum wanita dan anak-anak mereka. Beliau mati syahid dalam perang Khandak

Saad bin Ubadah (wafat 14 H)

Sahabat asal Ansar, suku Khajraj ini termasuk pangeran terpandang di masa jahiliah dan Islam. Beliau sempat mengikuti baiat Akabah, perang Uhud, perang Khandak. Beliau ini mempunyai ambisi menjadi khalifah sepeninggal Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam, sehingga dia tidak ikut membaiat Abu Bakar Siddik dan Umar bin Khattab. Beliau menyingkir ke daerah Khauran dan meninggal di daerah tersebut.

Saddad bin Aus (wafat 58 H)

Saddad bin Aus bin Tsabit Al Khajraji yang dijuluki dengan Abu Abdurrahman ini sempat mengikuti prang Badar. Beliau ini mempunyai dua keistimewaan, masing-masing bila bicara, jelas sekali dan bila marah dapat dipendam. Beliau meninggal di Palestina dan dimakamkan di Baitulmakdis di masa pemerintahan Muawiah.

Sahal bin Hunaif (wafat 38 H)

Nama lengkapnya adalah Sahal bin Hunaif bin Wahib Al-Ausi Al-Anshari, seorang sahabat yang ikut serta dalam hampir seluruh peperangan bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. juga termasuk yang bertahan pada posisinya saat kekalahan kaum muslimin di Perang Uhud. Beliau diangkat oleh Ali bin Abu Thalib menggantikan kedudukannya di Madinah ketika pasukan akan bergerak ke Kota Basrah, setelah itu menjabat sebagai gubernur Persia.

Sahal bin Saad Saidi (wafat 91 H)

Nama lengkapnya adalah Sahal bin Saad bin Malik Al-Anshari As-Saidi, seorang sahabat yang sebelumnya bernama Hazen kemudian diganti oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. dengan Sahal. Beliaulah sahabat yang terakhir meninggal dunia di Kota Madinah dalam usia 100 tahun.

Saib bin Yazid (wafat 91 H)

Nama lengkapnya adalah Saib bin Yazid bin Said bin Tsumamah bin Aswad Al-Kindi, seorang sahabat yang dalam usia 7 tahun, dibawa kedua orang tuanya melaksanakan haji wada bersama Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam. Beliau wafat di Kota Madinah.

Said bin Ash (wafat 59 H)

Nama lengkapnya adalah Said bin Ash bin Said bin Ash bin Umaiah bin Abdu Syams keturunan Umawi ini adalah seorang sahabat yang mempunyai sifat dermawan dan berkelakuan baik. Pada tahun 30 H khalifah Usman bin Affan mengangkatnya sebagai penguasa di Koufah. Beliau ini termasuk pembantu khalifah dalam program pengkodifikasian Al Qur`an. Beliau meninggal di Madinah.

Said bin Zaid (wafat 51 H)

Nama lengkapnya adalah Said bin Zaid bin Amru bin Nufail Al Adawi ini adalah seorang sahabat asal Quraisy yang berkesempatan mengikuti semua peperangan yang disertai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam kecuali perang Badar. Beliau termasuk sepuluh orang yang diproyeksikan masuk surga oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam. Beliau ikut dalam penaklukan negeri Syam (Suriah dan sekitarnya), kemudian meninggal di Madinah.

Salim, Maula Abu Huzaifah (wafat 11 H)

Nama lengkapnya adalah Salim bin Ubaid bin Rabiah. ia termasuk orang yang masuk Islam dari sejak dini dan termasuk empat orang guru Al Qur`an yang mendapat rekomendasi dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. Beliau diserahi pemegang bendera Islam dalam perang penumpasan kaum murtad di saat mana kedua tangan beliau terputus kemudian beliau mati syahid.

Salmah bin Akwa` (wafat 47 H)

Sahabat ini termasuk orang yang membaiat Nabi dalam baiat Ridwan. Beliau mengikuti Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam dalam tuju kali peperangan. Dia mempunyai jiwa patriot, juru tembak dan tangkas larinya melebihi keccepatan kuda. Beliau ini meninggal dalam usia 80 tahun

Salman Al Farisi (wafat 35 H)

Sahabat yang dulunya penganut agama Majusi dari Persia ini berangkat meninggalkan kampung halamannya dengan suatu tujuan mencari agama yang benar. Pertama sekali dia menganut agama Kristen, dia ditawan dan dijual dan berpindah-pindah tangan, terakhir sampai ke Madinah lalu dibeli dan dimerdekakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. Beliau inilah yang mempunyai ide penggalian paret dalam perang Khandak. Beliau mengikuti semua peperangan termasuk penaklukan Irak, kemudian dia diangkat sebagai pemerintah di Madain. Dia berdomisili dan meninggal di pos terakhirnya ini.

Samurah bin Jundub (wafat 56 H)

Beliau ini sangat jujur, tidak pernah bohong dan mencintai Islam, salah seorang pejabat kekhalifahan yang berasal dari Ansar. Beliau berdomisili dan meninggal di Basrah di masa pemerintahan Muawiah, bila beliau pergi tugas ke kota Koufah beliau digantikan oleh Ziad. Beliau ini sangat tegas dalam menghadapi kaum sparatis Khawarij.

Shaab bin Jatsamah Al-Laitsi (wafat 25 H)

Nama lengkapnya adalah Shaab bin Jatsamah bin Qais Al-Laitsi, salah seorang sahabat yang terkenal berani. Beliau selalu ikut andil dalam banyak peperangan pada zaman Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam. juga dalam perang menaklukkan Istakher dan Persia.

Shuhaib Ar Rumi (wafat 28 H)

Nama lengkapnya adalah Shuhaib bin Sannan bin Malik, ia ini dijuluki dengan Ar Rumi, karena beliau lama berdomisili di Roma ketika dia tertawan. Beliau ini masuk Islam di Dar Arqom bersama Ammar. Beliau termasuk orang-orang lemah yang menerima berbagai macam cobaan dalam mempertahankan agamanya. Beliau ikut berhijrah ke Madinah dan sempat mengikuti perang Badar. Kaum Quraisy memberi pilihan kepadanya antara hijrah ke Madinah dan hak-miliknya yang berada di Mekah, tetapi dia memilih
hijrah, oleh karena itulah Firman Allah turun tentang beliau yang berarti ” Ada sebagian orang yang berani membeli dirinya demi mengharap rida Allah” Al Baqarah ayat 207.  Beliau sempat mengikuti semua perang mulai dari perang Badar, kemudian meninggal di Madinah.

Shukbah bin Najiah (wafat 9 H)

Nama lengkapnya adalah Shukbah bin Najiah bin Iqal bin Muhammad bin Sofyan, ia adalah pemuka Arab dan pimpinan suku Tamim di masa jahiliah dan Islam Beliau inilah warga Tamim pertama membayar tebusan agar tidak menanam putri suku mereka hidup-hidup, sehingga di saat Islam muncul beliau mempunyai 104 orang putri yang ditebusnya dari orang tua merekamasing-masing agar tidak ditanam.

Suhail bin Amr (wafat 15 H)

Nama lengkapnya adalah Suhail bin Amr bin Abdu Syams Al Amiri, ia ini adalah pimpinan delegasi Quraisy dalam perjanjian Hudaibiah. Kaum Muslimin berhasil menawannya dalam perang Badar, namun dia dibebaskan setelah membayar tebusan dirinya. Beliau tetap dalam agama aslinya sampai penaklukan kota Mekah. Pada saat itulah beliau masuk Islam, seterusnya berangkat dan berdomisili di Madinah. Beliau sempat mengikuti perang penaklukan negeri Syam (Suriah dan sekitarnya) dan perang Yarmuk dan meninggal dalam perang terakhir ini.

Sulaiman bin Sharad (wafat 65 H)

Nama lengkapnya adalah Sulaiman bin Sharad bin Jun bin Abu Jun Abdul Uzza bin Munqiz As-Saluli Al-Khuza`i, seorang sahabat yang dijuluki dengan Abu Mathraf. Sebelumnya beliau dinamai Yasar lalu diganti oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. dengan Sulaiman. Beliaulah pemimpin Jamaah orang-orang yang bertaubat yang menuntut bela atas kematian Imam Husain. Beliau gugur dalam peperangan melawan tentara Abdullah bin Ziyad.

Suraqah bin Malik (wafat 24 H)

Sahabat inilah yang berhasil mengejar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam ketika hijrah ke Madinah, namun berkat doa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam, kedua kaki kudanya tertanam di pasir. Atas permohanannya sendiri dia minta dibebaskan, dengan syarat dia tidak akan memberitahukan kepada siapapun. Beliau ini masuk Islam pada penaklukan kota Mekah dan meninggal dunia di masa pemerintahan Usman bin Affan.

Thalhah bin Abdullah (wafat 36 H)

Nama lengkapnya adalah Thalhah bin Abdullah bin Usman bin Kaab bin Said, sahabat asal Quraisy ini adalah salah seorang dari enam konsultan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam dan termasuk sepuluh orang yang diproyeksikan masuk surga oleh Nabi. Beliau ini mengikuti perang Uhud dan menderita luka parah yang luar biasa. Dia membuat dirinya menjadi perisai bagi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam dan
mengalihkan panah yang akan menancap diri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam dengan tangannya sehingga semua jari-jarinya terputus. Beliau meninggal akibat panahan pada perang Jamal.

Thulaib bin Umair (wafat 13 H)

Nama lengkapnya adalah Thulaib bin Umair bin Wahab bin Abi Katsir bin Qushai, beliau  adalah seorang sahabat asal Quraisy. Beliau ini termasuk peserta emigran ke Abessinia. Beliaulah orang pertama menumpahkan darah kaum musyrikin dalam sejarah Islam karena mempertahankan Nabi. Dia berkesempatan mengikuti perang Badar dan berbagai peperangan berikutnya sampai beliau menemui ajalnya dalam perang Ajnadin.

Tsabit bin Dlahhak (wafat 64 H)

Nama lengkapnya adalah Tsabit bin Dlahhak bin Khalifah Asyhali Al-Ausi Al-Madani, seorang sahabat yang dijuluki dengan Abu Zaid. Beliau ikut dalam peristiwa Baiat Ridwan, dia dibonceng oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam. pada Perang Khandaq. Beliau meriwayatkan 14 hadis.

Tsauban bin Mujaddid  (wafat 54 H)

Namanya adalah Tsauban bin Mujaddid, seorang budak yang dibeli oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. lalu dibebaskan. Kemudian beliau masih terus berkhidmat kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam. sampai wafatnya dan meriwayatkan 128 hadis.

Tsumamah bin Atsal (wafat 11 H)

Nama lengkapnya adalah Tsumamah bin Atsal bin Nukman bin Maslamah Al Hanafi, beliau ini berasal dari daerah Yamamah. Beliau adalah seorang satria yang ditakuti dan pemuka dalam kaumnya. Beliau datang ke Madinah dan menyatakan ke Islamannya di hadapan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam, setelah itu dia pergi ke Mekah meneruskan dakwah Nabi, menantang ide Musailamah Al Kazab. Pada tahun 8 H beliau diangkat oleh Nabi menjadi pemerintah di Bahrain Dalam berbagai peperangan melawan kaum musyrikin, Tsumamah ini selalu memberikan bala bantuan.

Ubadah bin Shamit (wafat sekitar 34 H)

Nama lengkapnya adalah Ubadah bin Shamit bin Qais, sahabat asal Ansar, suku Khajraj ini termasuk salah seorang pimpinan dalam baiat Akabah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam mepersaudarakan beliau dengan Abu Murtsid Al Ganawi. Beliau sempat mengikuti perang Badar dan semua peperangan lainnya termasuk perang penaklukan Mesir. Beliaulah hakim Islam pertama di daerah Palestina dan termasuk hafiz yang mempunyai kodifikasi Al Qir`an di zaman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. Beliau menginggal di Ramlah.

Ubai bin Kaab bin Qais (wafat 21 H)

Sebelum kedatangan Islam, Ubai ini adalah termasuk pendeta Yahudi yang banyak membaca kitab-kitab klasik. Beliau ini sempat mengikuti baiat Akabah II, ketika itulah dia mengumumkan keislamannya sekaligus membaiat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. Sejak itu Ubai masuk ke dalam kelompok juru tulis wahyu. Beliau sempat mengikuti perang Badar, Uhud dan semua perang yang diikuti Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. Beliau ini termasuk empat orang pengajar Al Qur`an yang hafiz dan mempunyai kodifikasi Al Qur`an di zaman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam, dia terkenal dengan julukan Said El Qurra'.

Ukbah bin Amir Al Juhani (wafat 59 H)

Sahabat ini meriwayatkan banyak hadis langsung dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam, sebaliknya banyak pula sahabat dan tabiin yang meriwayatkan hadis Nabi dari beliau. Beliau ini adalah seorang pandai Al Qur`an, pakar Faraidl dan ilmu Fikih disamping sebagai puitis juga sebagai penulis kawakan. Beliau ini termasuk hafiz Al Qur`an, sempat mengikuti perang penaklukan kota Damaskus dan perang Shiffin dan akhirnya meninggal di masa pemerintahan Muawiah.

Umair bin Wahab Al Jamhi (wafat 24 H)

Suku Quraisy pernah mengutusnya untuk membunuh Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam akan tetapi sebelum melakukan niatnya beliau bertaubat dan memeluk Islam. Beliau sempat mengikuti perang Uhud dan peperangan-peperangan lain setelah itu. Dia berjuang menumpas kaum murtad. Beliau termasuk dalam pasukan penaklukan Syam, ikut bersama Amru bin Ash menaklukkan kota Alexandria. Beliau hidup sampai awal pemerintahan Usman bin Affan.

Umar bin Abu Salamah (2-83 H)

Nama lengkapnya adalah  Umar bin Abu Salamah Abdullah bin Abdul Asad Al-Khajraji, dilahirkan di Abessina. Beliau dibesarkan dan dididik oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam. Dia pernah menjadi gubernur di Bahrain pada masa Ali bin Abu Thalib serta berjuang dalam barisannya ketika Perang Jamal tahun 36 H/656 M. Beliau wafat di Kota Madinah.

Usamah bin Zaid (wafat 54 H)

Usamah lahir dari keluarga yang sudah Muslim. Semasa mudanya, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam menyerahkan pimpinan pasukan militer yang besar kepadanya. khalifah Umar bin Khattab menaruh respek kepadanya. Beliau termasuk orang yang menyingkirkan diri dari pemerintahan karena menghindari terjadinya fitnah sepeninggal khalifah Usman bin Affan. Usamah meninggal di Medinah.

Usman bin Maz`un (wafat 2 H)

Sahabat yang termasuk cendekiawan Arab di zaman jahiliah ini sempat mengikuti perang Badar dan meninggal dunia sekembalinya dari perang tersebut. Beliau inilah yang pernah berniat membujang dan meninggalkan keduniaan akan tetapi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam melarang berliau dari niat tersebut. Sepeninggal beliau Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam menciumnya sambil mengalirkan air mata. Beliau inilah sahabat pertama meninggal di Madinah.

Wahsyi bin Harb (wafat 25 H)

Sahabat ini termasuk pahlawan dari kelompok budak Mekah di zaman Jahiliah. Beliau inilah pembunuh Hamzah dalam perang Uhud, setelah itu beliau memeluk Islam. Beliau sempat mengikuti perang penumpasan kaum murtad dan berhasil membunuh Musailamah. Beliau juga ikut dalam perang Yarmuk, kemudian dia berdomisili dan meninggal dunia di Homs.

Ya’la bin Umaiah (wafat 37 H)

Nama lengkapnya adalah Ya`la bin Umaiah bin Abu Ubaidah bin Hammam At Tamimi Al-Handali, seorang sahabat yang masuk Islam pada hari penaklukan Kota Mekah. Beliau ikut bersama Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam. dalam Perang Taif, Hunain dan Tabuk. Oleh Khalifah Abu Bakar beliau diangkat menjadi gubernur Yaman.

Zaid bin Arqam (wafat 68 H)

Nama lengkapnya adalah Zaid bin Arqam bin Yazid bin Qais bin Nukman bin Malik bin Agar bin Tsalabah bin Kaab bin Khajraj, seorang sahabat yang menyertai Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam. dalam 17 kali peperangan, yang pertama adalah pada Perang Khandaq. Beliau juga banyak meriwayatkan hadis.

Zaid bin Haritsah (wafat 8 H/629 M)

Sahabat ini pernah diangkat oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam sebagai anak angkat, sebelum legalitas anak angkat dicabut. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam mengawinkannya dengan Zainab binti Jahasy putri pamannya kandung, setelah keduanya cerai, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam mengawinkannya lagi dengan Umu Kaltsum Binti Uqbah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam memerdekakannya setelah pergaulan mereka akrab dengan catatan pembayaran tebusan dari keluarganya. Beliau diserahkan memimpin pasukan dalam perang Muktah.

Zaid bin Khalid Al-Juhani (wafat 68 H)

Zaid bin Khalid Al-Juhani ini adalah seorang sahabat yang ikut dalam Perdamaian Hudaibiah. Pada hari penaklukan Kota Mekah beliau dipercayakan memegang bendera suku Juhainah. Beliau banyak meriwayatkan hadis Nabi yang termuat dalam kitab Sahih Bukhari dan Muslim.

Zaid bin Khattab (wafat 11 H)

Zaid bin Khattab bin Nufail bin Abdul Uzza adalah saudara sebapak Umar bin Khattab. Beliau ini termasuk peserta emigran pertama-tama yang berkesempatan mengikuti semua peperangan mulai dari perang Badar. Beliau ikut dalam perang penumpasan kaum Murtad di Yamamah dan meninggal dalam perang tersebut.

Zaid bin Tsabit (wafat 45 H)

Sahabat asal Ansar, suku Khajraj ini termasuk tokoh sahabat dan pakar ilmu faraid. Beliau ditugasi oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam belajar bahasa Suryani dan Ibrani agar dapat mengetahui isi surat-surat yang diterma Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam dari kedua suku ini. Beliau ini adalah termasuk juru tulis wahyu.

Zubair bin Awam (wafat 36 H)

Sahabat asal Quraisy ini adalah putra bibi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam sekaligus pendampingnya. Beliau termasuk 10 orang yang telah diproyeksikan masuk surga. Dia mengikuti semua perang bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam.

–ooOoo–

Abu Bakar bin Abi Syaibah (Wafat 235H)

Namanya sebenarnya adalah Abdullah bin Muhammad bin Abi Syaibah al Kufy, seorang hafidh yang terkenal. Ia menerima hadist dari al-Ah...

Total Tayangan

Translate