Perbekalan Mukmin di Akhirat
Hidup di akherat itu adalah hidup yang kekal abadi yang tidak ada mati-mati lagi.tentu saja tidak ada lagi bilangan hari,bulan dan tahun.
oleh karena itu wajiblah setiap kita untuk mempersiapkan perbekalan-perbekalan,yang semestinya pula tidak ada bilangan jumlahnya pula.
Kalau kita lihat dan perhatikan perbekalannya orang-orang yang musryik,tentulah kita merasa kasihan sekali,sebab yang dia anggap sudah banyak mempunyai bekal untuk di akherat itu,ternyata sia-sia belaka dan percuma.Menurut hematnya,mereka2 itu sudah sempurna melaksanakan firman Allah yang berbunyi "Dan ambilah olehmu bekal dalam akherat maka bahwasanya yang terlebih baik daripada bekal itu yaitu Takut kepada Allah Ta'ala"
Adapun menurut hemat mereka-mereka ini sudah sempurna melaksanakan apa yang dimaksud firman Tuhan ini,alasannya adalah apa-apa saja yang dilarang Tuhan,dia tdk pernah melakukannya sama sekali,selain itu se umur hidupnya dia telah merasa taat,oleh karena itulah mereka-mereka ini berani mengaku sudah sempurna.
Andaikata saja semua amal ibadat ataupun kebajikan-kebajikan yang mereka kerjakan,umpamanya sampai mereka berusia 100 th,dan selama itu mereka dapat mengumpulkan pahala-pahala,dan andaikata pula kita hargakan sebanyak-banyaknya mereka mendapat ganjaran pahala untuk sepuluh ribu tahun,yang dapat mereka pergunakan kelak selama hidup di akherat.
Tapi awas ! dan ingat,pada ketika satu hari saja setelah 10.000 th itu berlalu,maka diketika itu tentunya mereka sudah kehabisan Modal,padahal kehidupan di akherat itu kekal dan abadi,sedangkan diakherat itu sudah tidak ada kesempatan lagi untuk berbuat pahala-pahala,tempat berhutangpun tidak ada,kalau begini habislah bekalnya si musryik itu.
Inipun kita berandai apabila amal ibadatnya itu diterima dan berharga di sisi Tuhan.Padahal,jika kita perhatikan kembali firman-firman Allah yang ada didalam Al-Quran,semua amal ibadah si musryik itu hasilnya adalah susah,lelah,lapar,dahaga,sia-sia dan percuma saja.Nah ! kalau sudah begini bagaimana jadinya? Wallahu 'alam
Surat At-Thin ayat 6,yang berbunyi"Kecuali orang-orang beriman dan mengerjakan pekerjaan yang baik-baik(amal sholeh), maka bagi mereka itu pahala yang tiada putus-putusnya"
Sudah sangat jelas bahwasanya si mukminlah yang senantiasa segala gerak dan diamnya,hidup dan matinya serta segala amal ibadatnya adalah "dengan Tuhan", tentulah pula pahalanya tidak berkeputusan.Dia selalu Dengan Tuhan yang mempunyai pahala-pahala tersebut.
Berarti,selamanyalah dia di Alam yang kekal dan abadi,maka selama itu pulalah pahala diterimanya,Kecuali Tuhannya itu mati,maka barulah habis pahalanya (Na'uzu billahi min zaalik).
Sekarang sudah dapatlah kita memantapkan hati, betapa wajibnya kita untuk mencapai derajat "Mukmin" ini.
Kemudian ingatlah! jangan salah duga,jangan pula salah kira,dan jangan pula salah sangka. Bahwa untuk mencapai derajat mukmin terlebih dahulu adalah harus menghilangkan soal keduniaan,yakni tidak lagi memikir-mikirkan urusan, tidak lagi berusaha dan berikhtiar, atau tidak lagi bekerja. Perkiraan dan pemikiran seperti ini adalah sangat keliru dan salah, sekali lagi salah !.
Mukmin itu, dia tetaplah seperti layaknya orang hidup di dunia ini. Dia tetap berusaha dan berikhtiar, tetap bekerja, hanya saja, walaupun dia sedang berada ditempat dimana dia bekerja atau sedang berjalan ditengah keramaian pasar,tetapi dia merasa tidak dipenjarakan oleh dunia,begitulah Mukmin.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Abu Bakar bin Abi Syaibah (Wafat 235H)
Namanya sebenarnya adalah Abdullah bin Muhammad bin Abi Syaibah al Kufy, seorang hafidh yang terkenal. Ia menerima hadist dari al-Ah...
No comments:
Post a Comment