TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGANNYA JANGAN LUPA LIKE, FOLLOW KOMENTAR DAN SHARE

Abu Bakar bin Abi Syaibah (Wafat 235H)

Namanya sebenarnya adalah Abdullah bin Muhammad bin Abi Syaibah al Kufy, seorang hafidh yang terkenal.
Ia menerima hadist dari al-Ahwash, Ibnu Mubarak, Syarik, Husyaim, Jarir, Wakie’, Ibnu Uyainah, Ibnu Mahdy, Ibnul Qaththan, Zaid bin Harun dan lainnya.
Diantara yang menerima hadist dari padanya adalah al Bukhary, Muslin, Abu Daud, dan Ibnu Majah.
Diantara yang mengeluarkan hadist untuknya dengan perantaaan Ahmad adalah an-Nasa’iy, Ahmad bin Hambal, Muhammad ibnu Sa’ad, Abu Zur’ah, Abu Hatim Abdullah bin Ahmad Ibrahim al-Harby.
Para ulama sepakat bahwa Abu Bakar bin Abi Syaibah seorang yang kuat hapalannya. Dan dipuji oleh banyak ulama.
Abul Ubaid al-Qasim berkata,” Puncak ilmu dipegang oleh 4 orang yaitu Ibn Abi Syaibah orang yang cakap penyebut hadist, Ahmad adalah orang yang paling pandai memahami hadist, Yahya orang yang paling banyak mengumpulkan hadist dan Ali bin al-Madiny orang yang alim akan hadist. Dan yang paling hapal takala ada Mudzakarah adalah Abu Bakar bin Abi Syaibah.
Abu Zur’ah ar Razy berkata,” Belum pernah saya melihat orang yang hapal dari pada Abu Bakar bin Abi Syaibah.
Ibnu Hibban berkata,” Ibn Abi Syaibah adalah seorang yang hafidh yang sangat kuat hapalannya, dia salah seorang dari ulama yang menulis hadist, mengumpulkan dan meyusun kitab, bermudzakarah. Dia adalah ulama yang paling hafidh bagi hadist maqthu”.
Ia wafat pada tahun 235 H.

Disalin dari Biografi Ibn Abi Syaibah dalam Tahdziib at tahdzib Ibn Hajar asqalanii 6/22

Imam Al-Bukhari (wafat 256)

Nama sebenarnya adalah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim dijuluki dengan Abu Abdillah. Ia lahir di Bukhara pada tahun 194 H. Semua Ulama, baik dari gurunya maupun dari sahabatnya memuji dan mengakui ketinggian ilmunya, Ia seorang Imam yang tidak tercela hapalan haditsnya dan kecermatannya. Ia mulai menghapal hadits ketika umurnya belum mencapai 10 tahun, ia mencatat dari seribu guru lebih, ia hapal 100.000 hadits shahih dan 200.000 hadits tidak shahih.
Dia mengarang kitab besar Al-Jami’ ash Shahih yang merupakan kitab paling shahih sesudah Al-Quran, hadits yang ia dengar sendiri dari gurunya lebih dari 70.000 buah, ia dengan tekun mengumpulkannya selama 16 tahun.a hafiz mempunyai beberapa komentar terhadap sebagian haditsnya, mereka telah melontarkan kritik atas 110 buah diantaranya. Dari 110 hadits itu ditakhtijkan oleh Imam Muslim sebanyak 32 hadits dan oleh dia sendiri sebanyak 78 hadits. Ibnu Hajar al-Asqalani berpendapat bahwa hadits hadits yang dipersoalkan ini “ tidak seluruhnya ber’illat tercela, melainkan kebanyakan jawabannya mengandung kemungkinan dan sedikit dari jawabannya menyimpang”.
Kitab Shahih Bukhari mempunyai banyak syarah yang oleh pengarang kitab Kasyf adh-Dhunun disebutkan 82 syarah diantaranya. Tetapi yang paling utama adalah syarah Ibnu Hajar al-Asqalani yang bernama Fat al-Bari, dan berikutnya syarah Al-Asthalani, kemudian syarah al-Aini Umdat al Qari.
Al Bukhari mempunyai banyak kitab, antara lain At-Tawarikh ats Tsalatsah al-Kabir wal Ausath wash Shaghir (Tiga Tarikh: Besar, sedang, dan Kecil), kitab al-Kuna, Kitab Al-Wuhdan, kitab al-Adab al-Mufrad dan kitab Adl-Dlu’afa dan lain lainnya.
At-Tirmidzi berkata tentangnya:”Saya tidak pernah melihat orang yang dalam hal illat dan rijal, lebih mengerti daripada Al-Bukhari”.
Ibnu Khuzaimah berkata:” Aku tidak melihat dibawah permukaan langit seseorang yang lebih tahu tentang hadits Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wassalam daripada Muhammad bin Ismail Al-Bukhari”.
Muslim bin al Hajjaj pernah datang kepadanya lalu mencium antara kedua matanya, seraya berkata:” Biarkan saya mencium kedua kakimu, wahai guru para guru, pemimpin para ahli hadits dan dokter penyakit hadits.”
Abu Nu’im dan Ahmad ibn Ahmad berkata:” Al-Bukhari adalah faqih (ahli hukum) dari ummat ini.”
Abu Muhammad Abdullah bin Abdurahman Ad-Darimy berkata:”Muhammad ibn Ismail (Bukhari) orang yang tercakap dalam bidang hukum dari antara kami dan lebih banyak mencari hadits.”
Telah dipaparkan dalam pembahasan hadits Maqlub, ketika para ulama baghdad sengaja memutar balikan seratus hadits, lalu Al-Bukhari mengembalikan setiap matan kepada sanad yang sebenarnya dan setiap sanad kepada matannya, sehingga membuat para ulama kagum akan hapalan dan kecermatannya. Dalam rangka meneliti dan menghapal hadits, Al Bukhari tidak segan segan melakukan perjalanan ke Syam, Mesir, Baghdad, Kufah, Jazirah, Hijaz dan Basrah
Al-Bukhari adalah salah seorang dari imam Mujtahid dalam bidang fiqh dan dalam bidang mengistibathkan hukum dari hadits.
Al-Bukhari meriwayatkan hadits bersumber dari Adl-Dlahhak bin Mukhallad Abu Ashim an-Nabil, Makki bin Ibrahim al-Handlali, Ubaidullah bin Musa al-Abbasi, Abdullah Quddus bin al-Hajjaj, Muhammad bin Abdullah al-Anshari dan lain lain.
Sedangkan yang meriwayatkan darinya banyak sekali diantaranya: At-Tirmidzi, Muslim, An-Nasa’I, Ibrahim bin Ishak al-Hurri, Muhammad bin Ahmad ad-Daulabi, dan orang terakhir yang meriwayatkan darinya adalah Manshur bin Muhammad al Bazwadi.
Ia wafat pada tahun 256 H di Samarkand yang bernama Khartank

Disalin dari Biografi Al-Bukhari dalam Tarikh al-Baghdad, al-Khatib 2/4-36, Tadzkirat al-Huffadh 2/122, Tahzib at Tahdzib Ibn Hajar Asqalani 9/47

Jangan Bersedih



Mawlana Syaikh Nazim Adil al-Haqqani qs

Lefke, Cyprus Turky, 29 Januari 2010


Bismillahi 'r-Rahmani 'r-Raheem


Ucapkanlah Audzubillah himinasy syaithonir rojim, karena setan sedang berusaha untuk membuat manusia dalam keadan yang sangat sedih. Apabila kalian merasa sedih, kalian mesti sadar bahwa kesedihan itu berasal dari shaitan, yang menginginkan kesedihan bagimu. Jika kamu mau menghilangkan kesedihan dari dirimu, apakah obatnya? Allah berfirman, "Jika kamu tidak mau bersedih, maka jika kamu menemui seseorang yang sedang sedih, cobalah untuk mengambil dan mengangkat kesedihan orang itu, dan AKU akan mengangkat kesedihan mu."

Ini adalah ajaran untuk seluruh Ummat Manusia. Saat ini seluruh dunia dalam keadaan sedih. Apakah kamu memikirkan mengenai kesedihan itu? Bagaimana kamu dapat menghilangkan kesedihan dari hati manusia? Kirimlah bantuan untuk korban bencana alam, karena mereka lapar dan dahaga, dan tiada tempat bernaung. Mungkin mereka akan di timpa dengan gempa bumi sekali lagi. Maka untuk menghilangkan kesedihan, ucapkanlah Bismillahir rahmaanir rahim, AKU akan mengangkat kesedihanmu.

Harta, dan Pangkat atau kedudukan tinggi tidak pernah dapat menghilangkan kesedihan dihati manusia. Apakah Obat bagi kesedihan? Manusia zaman sekarang berada dalam Lautan penderitaan, Lautan Kesedihan, Lautan laknat, Lautan kesusahan dan kesakitan. Islam membawa penyembuhan bagi setiap penderitaan atau penyakit, dengan Obatnya! Bagi setiap puncak kesusahan, penderitaan, penyakit, azab - apakah kunci untuk menyelamatkan mereka? Obat ini berada didalam Al Quran? Segalanya berada dalam Al- Quran! Bacalah.

Wahai kekasihKu, Aku tidak senang jika kamu dalam kesedihan. Aku memberimu apa yang menyenangkan hati mu, AKU adalah penciptamu, Aku adalah Tuhanmu, mengapa kamu sedih, jika Aku sedih, maka kamu boleh bersedih." Mungkinkah Allah besedih? Hashah....tidak mungkin! Maka sering-seringlah kalian tersenyum, jangan bermuka masam. Allah swt tidak mengirim mu utk menambahkan kesedihan manusia! Ya Habibi, aku mengirim Bashiran wal Naziran, Penasihat yang membawa berita baik, berita bahagia dan peringatan.

Allah swt tidak meninggalkan kekasihnya dalam keadaan sedih. Dia tidak berbuat demikian! Segala yang berlaku di sini, apabila ia di khabarkan kepada Rasulullah (saw), tidak akan meninggalkan Rasulullah saw dalam keadaan sedih, tidak! Allah tidak meninggalkan kekasihNya dalam keadaan sedih! Khalataman Nabiyyin (Penutup Para Nabi), adalah makhloq yang tercinta di sisi Allah swt, maka mungkinkah Allah akan meninggalkan Baginda Nabi Muhammad saw dalam keadaan sedih? Jika Rasulullah saw bersedih,adalah karena beliau saw tiada kuasa untuk melakukan sesuatu untuk membantu umatnya.

Allah Maha Kuasa, IA bisa melakukan apa saja yang IA kehendaki. "Apa yang menjadikan mu bersedih, wahai kekasihKU." bertanya Allah kepada Rasulullah saw. "Wahai kekasihKU, yang sering menyebut Ummati ummati, engkau senantiAasa risau akan keadaan Ummatmu. Adakah AKU tidak berkuasa menghilangkan segala-galanya dari Ummatmu, yang menjadikan kamu sedih?" Firman Allah ini adalah Lautan ilmu yang kamu tak akan menemui batasan atau dasar lautan...."Wahai kekasihku, AKU tidak akan meninggalkan kamu dalam keadaan sedih," Alhamdulillah, syukurlah kepada Allah. Wahai pendengar, hadirlah, dan pelajari, pelajari sesuatu mengenai derajat Habibullah, Kekasih Allah, kalian mesti mencoba mempelajari sesuatu kemuliaan, dan kebesaran dan kasih sayang yang dikirimkan Allah swt kepada Baginda Nabi saw.

Wahai kekasihKU, mengapa kamu bersedih? Aku adalah Tuhan semesta alam, dan Aku tidak senang jika engkau sedih. Lihat ke arah padang rumput itu..." Allah memerintahkan Rasulullah (saw) memandang ke arah yang Dia di perintahkan untuk melihat. Maka ada padang yang luas sekali, dan ada sebuah Pohon Besar di tengah-tengah padang itu, dan di atas pohon itu, ada seekor burung, yang di paruh nya ada segumpal tanah lumpur. Pohon itu melambangkan alam ini. Burung itu adalah Ummatmu. Burung itu mengigit dalam paruhnya, lumpur tanah liat yang kecil sekali, itu adalah dosa-dosa Ummatmu. Dan padang yang Luas ini, adalah Rahmat KU.

Tidakkah Lautan rahmat itu tidak dapat menghilangkan dosa ummatmu? Wahai kekasihku, jangan besedih, Ajarlah ummatmu, siapapun yang menginginkan keridhoan Ku.. dia mesti berusaha untuk menghilangkan kesedihan manusia yang lain. Jika dia berbuat demikian, maka Aku ridha atas perbuatannya, dan Aku senang dengan dia, dan Aku akan menjadikan dia bahagia di dunia dan akherat." Ini adalah peringatan yang keras bahwa kalian mesti berusaha untuk menghilangkan kesedihan dari manusia yang lain, dan Allah akan senang terhadap kalian. Ya Allah, kami senang sekali dengan apa yang Engkau berikan kepada kami malam ini,dengan janjiMU untuk menyelamatkan manusia dengan rahmatMU, ampunkan kami Ya Allah demi Rasulullah Salallahu alayhi wasalam. Fatiha.


Wa min Allah at Tawfiq

Secangkir Kopi Sufi

Oleh: Candra Malik
Iman dibangun atas empat pilar keyakinan. Yaitu ilmal yaqin atau percaya berdasarkan pengetahuan, 'ainul yaqin atau percaya berdasarkan pandangan langsung, haqqul yaqin atau percaya berdasarkan pengalaman pribadi, dan ikmal yaqin atau percaya berdasarkan keterlibatan mendalam.
Ilmal yaqin dapat diibaratkan sebagai mula-awal belajar. Seorang Sufi menimba ilmu dari siapa pun, terutama dari gurunya, tentang sesuatu hal. Sebagaimana seorang pehobi masak mencatat resep masakan dari seorang Chef. Jika berhenti hanya pada menimba ilmu, apalagi jika sebanyak-banyaknya, maka semakin banyak ilmu justru semakin berat beban hidupnya.
Para Sufi memiliki analogi yang satir, yaitu betapa pun seekor keledai menarik segerobak ilmu, toh ia tetaplah seekor keledai. Semakin banyak ilmu, jika tak diwujudkan menjadi amal, maka alih-alih membawa manfaat, ia justru menimbulkan madharat bagi penghimpun ilmu itu sendiri. Oleh karenanya, ilmal yaqin harus dilanjutkan dengan 'ainul yaqin.
Kita bisa belajar dari kopi. Setelah mencatat bahwa secangkir kopi dibuat dari setuang air mendidih, setakar bubuk kopi, dan gula sebutuhnya, seorang Sufi harus melihat sendiri apa itu air, kopi, dan gula. Tak cukup baginya hanya mendapati air, kopi, dan gula sebagai susunan aksara. Hanya teks, dan bukan konteks.
Sesuai fitrahnya, kopi diseduh atau disajikan dengan ampasnya, dengan cangkir, bukan gelas. Tapi, mengapa harus demikian? Seorang Guru Tasawuf saya mengatakan," supaya kau seolah memegang kuping sendiri saat memegang kuping cangkir."
"Setelah kuping terpegang dan kopi mendekat, kau aktifkan lidah sebagai indera penyesap dan hidung sebagai indera pencium," lanjutnya. Mata sebagai indera penglihat akan menatap ke arah suwung tertentu, ketika kopi kita sesap dan seketika aromanya kita hirup. Segera panasnya secangkir kopi itu membuka pori-pori kulit, sehingga pendek kata: hiduplah seluruh lima indera dalam diri.
Inilah mengapa tatkala mengaji Tasawuf, seorang murid disuguhi secangkir kopi oleh sang mursyid. Lebih pahit lebih baik bagi indera. Seolah belum Sufi jika belum ngopi. Dan, memang demikianlah tradisi ngopi bermula: dari para Sufi yang melek semalam suntuk.
"Tahu dari mana itu kopi?" tanya Guru Tasawuf saya, suatu malam. Ia berseru,"siapa tahu aspal? Toh sama hitamnya sama pekatnya. Minumlah!"
Segera saya sesap secangkir kopi itu, saya rasakan dengan tamat, lalu saya jawab,"Ini benar kopi, Kiai. Yakin seyakin-yakinnya."
Guru saya itu berwasiat, iman dibangun setidaknya dengan empat keyakinan: 'ilmal yaqin, 'ainul yaqin, haqqul yaqin, ikmal yaqin. "Ilmal yaqin adalah yakin berdasar pengetahuan. Tahu secangkir kopi diracik dari air mendidih, kopi, dan gula dalam takaran tertentu. Namun, cita-rasa tak cukup hanya dari resep di atas kertas. 'Ainul yaqin adalah yakin berdasarkan kesaksian. Melihat kasunyatan," katanya.
Melihat sendiri,"O, ini yang disebut air mendidih. O, ini bubuk kopi. O, ini butiran gula." Nyata. Bukan lagi teori, bukan ilusi. Tapi, melihat saja pun tak cukup. Haqqul yaqin adalah yakin karena mengalami sendiri. Memasak air, meracik kopi. Terlibat prosesnya. Puncaknya keyakinan adalah ikmal yaqin, yaitu yakin karena merasakan sendiri. Menyesap kopi dan merasakan sensasinya.
Ini kopiku, mana kopimu?

Candra Malik, pengasuh Pesantren Asy-Syahadah, di Segoro Gunung, lereng Gunung Lawu, Karanganyar, Jawa Tengah.

Cinta ""Inspirasional""



Gambaran lain yang indah : ini cerita yang berasal dari Timur Jauh, tapi saya tidak ingat tepatnya dari mana. Bagiku siapapun pengarangnya tidaklah penting. Apa yang dikatakan, itulah yang terpenting.

Bila mata tidak terhalang maka hasilnya adalah penglihatan; bila telinga tidak terhalang maka hasilnya adalah pendengaran;
bila
hidung tidak terhalang maka hasilnya adalah penciuman;
jika mulut
tidak terhalang maka hasilnya adalah pengecapan; bila pikiran tidak terhalang maka hasilnya adalah Kebijaksanaan.”


Kebijaksanaan hadir pada saat Anda melepaskan semua penghalang yang Anda ciptakan sendiri melalui konsep dan proses pembiasaan yang Anda alami.Kebijaksanaan bukanlah sesuatu yang didapatkan; kebijaksanaan bukanlah pengalaman; kebijaksanaan bukanlah penerapan ilusi yang Anda dapatkan kemarin untuk memecahkan persoalan hari ini.
Kebijaksanaan berarti kepekaan terhadap situasi tertentu, pada orang tertentu, tidak terpengaruh oleh pengalaman masa lalu yang masih melekat dalam ingatan atau oleh sisa-sisa ingatan mengenai pengalaman di masa lalu.

Saya akan menambahkan satu kalimat lain pada kalimat yang sudah saya baca tadi :

“Bila hati tidak terhalang maka hasilnya adalah Cinta.”


(Anthony De Mello)

KAVLING STRATEGIS SIAP BANGUN RUMAH TYPE 45 DI SIDOKARTO GODEAN SLEMAN

Tersedia 4 unit kavling siap bangun dengan bentuk rumah minimalis modern dan akses hanya 100 meter dari jalan raya. Lokasi sangat strategis sangat cocok untuk rumah hunian dan akses kemana – mana sangat mudah karena berdekatan dengan Jalan raya sidokarto Godean sleman Yogyakarta.



Spesifikasi tanah dan type Rumah

Kavling 1 LT: 99 m2 LB: 45 m2 SHM & PBG (sold out)

Kavling 2 LT: 100 m2 LB: 45 m2 SHM & PBG (Sold Out)

Kavling 3 LT: 107 m2 LB: 45 m2 SHM & PBG

Kavling 4 LT: 104 m2 LB: 45 m2 SHM & PBG

Kavling 5 LT: 115 m2 LB: 45 m2 SHM & PBG (Sold Out)

Kavling 6 LT: 125 m2 LB: 45 m2 SHM & PBG

Kavling 7 LT: 106 m2 LB: 45 m2 SHM & PBG

KT: 2 KM: 1

Ruang tamu, Ruang keluarga, Ruang cuci, Dapur, Halaman Depan, Halaman Belakang dan Carport

 

Harga mulai: 600 jt

Alamat: JL Bibis Prenggon Sidokarto Godean Sleman Yogyakarta

 

Gambaran lokasi: lokasi rumah kavling sangat strategis hanya 100 meter dari jalan raya sidokarto dengan akses segala jenis kendaraan sangat mudah sampai lokasi rumah kavling, rumah kavling memiliki 7 unit Kavling dan siap untuk dibangun ada 4 unit. Dengan type 45 membuat lokasi rumah sangat nyaman dan asri untuk hunian dan rumah kavling ini bisa dikembangkan lebih besar kembali karena sisa tanah masih sangat memungkinkan dikembangkan. Akses ke pusat pendidikan sangat dekat, kepusat kuliner soto pak slamet sangat dekat ke pusat perekonomian di gamping sangat dekat. Rumah siap bangun ready 4 unit.















 

Spesifikasi bangunan yang dipakai semua memakai bahan yang sangat bagus seperti:

a.       Pondasi Batu kali

b.      Struktur beton bertulang

c.       Dinding bata merah dan finishing aci plester cat

d.      Lantai granit 60x60

e.      Plafon gypsum rangka hollow

f.        Rangka atap baja ringan

g.       Kusen almunium

h.      Air bersin sumur pompa

i.         Listrik 1300


Info lebih lanjut Call / WA:

0812-1784-5004


Follow Sosmed Kami:

FB: Omahproperti

Funpage: OmahpropertiJogjakarta

IG: Omahproperti

Tiktok: Omahproperti

YT: Catatankakiadieb

Tanpa Rasulullah Saw, Sejarah Tak Bermakna



Sejarah mencatat bahwa sebelum Nabi Saw dilahirkan, manusia berada dalam lembah kesesatan dan penyimpangan yang parah. Bangsa Arab pada khususnya sedang menikmati masa Jahiliahnya. Dan berkaitan dengan ke
adaan masyarakat sebelum diutusanya Nabi Saw, Sayidina Ali bin Abi Thalib secara Indah menuturkan:

"Allah mengutusnya saat terjadinya masa vakum dari para rasul, umat-umat terlelap dalam tidur panjang, dan fitnah semakin berkobar serta tersebarnya berbagai persoalan dan berkecamuknya berbagai peperangan. Dunia kala itu tampak tak bercahaya, kesombongan merajalela, dedaunan mulai layu, buahnya mulai tumbang, dan airnya mulai mengering. Menara-menara petunjuk telah lenyap dan agen-agen kejahatan bermunculan. Mereka bermuka masam di hadapan pendukung dan pencari kebenaran. Mereka mengobarkan fitnah. Makanan mereka bangkai, slogan mereka kecemasan dan selimut mereka adalah pedang.” [1]

Dalam keadaan pelik yang dilalui oleh manusia itu, terbitlah cahaya Ilahi yang menerangi manusia dan negeri, dan mengabarkan berita gembira tentang kehidupan yang mulia dan kebahagiaan yang abadi. Itu terjadi ketika bumi Hijaz diberkati oleh kelahiran seorang Nabi yang mulia, Muhammad bin Abdillah as pada Tahun Gajah (570 M) dan pada bulan Rabi`ul Awwal, sebagaimana disepakati oleh mayoritas ahli hadis dan sejarawan.
Berkenaan dengan hari kelahirannya, mayoritas Ahlu Sunnah berpendapat bahwa beliau dilahirkan pada hari Senin, tanggal dua belas Rabi`ul Awwal.”[2] Sedangkan menurut saudara-saudara kita dari Imamiyah berpendapat bahwa beliau dilahirkan pada hari Jum`at, tanggal tujuh belas Rabi`ul Awwal sesudah terbitnya Fajar.” Inilah pendapat yang masyhur di kalangan Imamiyah.
Sumber-sumber sejarah mencatat beberapa peristiwa yang unik di hari kelahiran beliau. Misalnya, padamnya api kaum Persia, gempa yang dialami manusia hingga hancurnya berbagai gereja dan peribadatan kaum Yahudi, serta robohnya berbagai hal yang disembah selain Allah Azza wa Jalla dari tempatnya, dan tumbangnya berbagai berhala yang diletakkan di Ka`bah. Peristiwa tersebut membuat para tukang sihir dan para dukun terbelalak dan tak berdaya untuk menafsirkannya. Serta terbitlah bintang-bintang yang tak terlihat sebelumnya. Demikianlah Muhammad Saw. lahir dan berkata: "Allah Maha Besar. Segala puji bagi Allah dengan suatu pujian yang banyak dan Maha Suci Allah di waktu pagi dan petang."[3]

Nabi terkenal memiliki dua nama: "Muhammad" dan "Ahmad". Al-Qur’an menyebutkan kedua nama tersebut. Para sejarawan meriwayatkan bahwa kakeknya Abdul Muthalib menamakannya "Muhammad". Dan ketika beliau ditanya tentang sebab penamaan tersebut, beliau menjawab: "Aku ingin ia (Muhammad) dipuji di langit dan di bumi."[4] Sebagaimana ibunya—sebelum kakeknya—menamakannya "Ahmad".
Melalui lisan Nabi Isa a.s., Injil pun telah memberitakan kabar gembira tentang kedatangan Nabi Muhammad Saw. sebagaimana hal ini dikemukakan oleh Al-Qur’an dan dibenarkan oleh Ahlu Kitab. Dalam hal ini, Allah Swt. berfirman: "Dan memberi kabar gemberi dengan (datangnya) seorang rasul yang akan datang sesudahku yang namanya Ahmad (Muhammad)."[5] Dalam tradisi bangsa Arab dan selainnya, tidak ada masalah bila seseorang memiliki dua nama dan dua julukan.

Dinamika kehidupan umat manusia umumnya dan umat Islam khususnya dimulai sejak bayi suci yang bernama Muhammad bin Abdillah lahir dan menyinari ufuk kota Mekkah. Sinar Muhammad tidak hanya berhenti di kota Mekkah namun menembus cakrawala dunia. Sejak ia dilahirkan pena-pena sejarah mulai bergerak. Setiap gerak-geriknya menjadi bahan tulisan penting kalangan sejarawan.
Para penduduk kota Mekkah tidak memahami makna kehadiran Nabi yang agung ini. Mereka memandang lahirnya Muhammad Saw tak ubahnya seperti kelahiran bayi biasa lainnya. Mereka tidak mampu menangkap peristiwa-peristiwa menakjubkan di atas yang mengiring kelahirannya. Namun tidak demikian halnya dengan kaum Yahudi. Jauh-jauh hari mereka telah mengetahui akan kedatangan seorang Nabi akhir zaman. Bahkan mereka telah memasang tenda di sekitar bukit `Air dan Uhud untuk menyambut kedatangan Nabi Saw. Tapi sayangnya, ketika mereka telah mengetahui kehadiran Rasul Saw, mereka jutsru menentang dan tidak beriman kepadannya. Sehingga akhirnya mereka mendapatkan laknat Allah.[6]

Sebelum peristiwa bi`tsah (masa diutusnya Nabi Saw), Muhammad Saw belum begitu diperhitungan oleh sejarah. Namun sejak peristiwa bi`tsah, poros sejarah semakin kencang bergulir. Di sinilah langkah-langkah Muhammad Saw begitu bermakna. Di sinilah Muhammad Saw mulai mengibarkan bendera tauhidnya. Bendera yang mencabut akar-akar syirik yang meracuni akal umat manusia sepanjang masa. Bendera yang tidak mengenal perbedaan ras, suku dan bahasa. Bendera yang mempertemukan semua umat dalam satu slogan dan samudera, yaitu: Lailahaillallah Muhammad Rasulullah.

Lalu apa yang terjadi setelah Muhammad Saw mengibarkan bendera fitrah itu? Di sinilah detak jantung sejarah semakin kencang berdegup. Mengapa? Karena Muhammad Saw harus melawan gelombang resistensi para alumni universitas berhalaisme yang diawali dengan tampilnya Sang Biang Syirik, Abu Lahab yang meluncurkan kalimat ketusnya kepada Nabi Saw: “Tabbat laka ya Muhammad ali hadza jama`tana” (Celaka engkau hai Muhammad apakah hanya karena ini engkau mengumpulkan kami). Lalu Tuhan Pengutus Muhammad Saw tidak membiarkan kekasihnya dipermalukan seperti itu. Melalui wahyu suci-Nya, Allah membalas ejekan Abu Lahab itu: “Sungguh celaka tangan Abu Lahab.” (QS. Al Lahab: 1)
Sejak peristiwa itu denyut nadi kota Mekkah bertiup semakin kencang. Para ibu dan gadis-gadis remaja yang biasanya rajin mengosip yang tidak-tidak, kini semua memasukkan Muhammad dalam pembicaraan mereka. Tapi Muhammad Saw bukan gosip murahan yang tak bermakna. Cerita tentang Muhammad Saw adalah sebuah fakta yang tak terbantah.
Selanjutnya, cerita tentang anak yatim itu terus bergulir dari satu telinga ke telinga lainnya. Dan nama Muhammad Saw menjadi buah bibir penduduk kota Mekkah. Mereka yang belum pernah bertemu Muhammad dan mendengar suaranya semakin penasaran untuk segera bertemu dengannya. Seperti apa sih Muhammad itu? Tampan atau tidak? Menarik atau tidak? Apa yang dibicarakannnya? Apa yang diserunya? Sehebat apa dia sehingga berani melawan arus deras syirik yang sudah mencemari udara kota Mekkah? Seistimewa apa pribadi Muhammad itu? Apakah Muhammad pernah berdusta dan berbuat aniaya? Apakah Muhammad pernah minum arak seperti yang mereka minum? Apakah Muhammad punya “berhala tandingan” yang lebih besar dan lebih hebat daripada yang mereka miliki? Misi apa yang dibawanya dan siapa yang menjadi sponsor dan dalangnya serta cita-cita apa yang ingin diraihnya? Apakah ia menginginkan harta, tahta atau wanita? Apakah Muhammad datang hanya sekadar mencari sensasi murahan? Dan di balik pertanyaan-pertanyaan kritis dan nakal itu hanya satu harapan: bertemu Muhammad!!!

Akhirnya, pertemuan mereka dengan Muhammad Saw menjungkirbalikkan semua prediksi buruk mereka. Semua dugaan mereka tentang Muhammad Saw meleset. Kefasihan lidah Muhammad saat merangkai kata demi kata bak menyihir mereka. Daya tarik fisik Muhammad pun membuat mereka terpana. Argumentasi tahan banting putra Bani Hasyim ini bak petir di siang bolong. Putra Asuhan Wahyu ini dengan percaya diri membongkar kelemahan sistem Jahiliyah. Alumni Gua Hira ini dengan lantang dan berani meneriakkan gema tauhid dan mulai mengubur pilar-pilar syirik.
Saat Muhammad Saw membacakan ayat-ayat Al Qur’an, para penyair dan para seniman Arab yang sedang menikmati masa keemasan syair dan mereka menganggap tak ada syair/pembicaraan apapun yang dapat mengungguli karya seni mereka, tiba-tiba mereka harus gigit jari dan mengerutkan dahi saat menyadari bahwa peradaban wahyu yang dibawa putra Aminah ini jauh mengawang di atas syair mereka. Kata dan kalimat, lafal dan makna Al Qur’an yang begitu menawan seolah-olah baru mereka dengar dan sepertinya tidak mereka temukan dalam kamus besar bahasa Arab. Syair-syair terbaik dari pelbagai kabilah yang memenangkan festival tahunan dan sebagai kebanggaan biasa dipajang dan diikat di sekeliling Ka`bah, kini harus segera mereka turunkan.

Dengan datangnya mukjizat Al Qur’an, sekarang tidak ada lagi tujuh syair terbaik yang digantungkan di dinding Ka`bah (muallaqat sab`ah). Para penyair kesohor Jahiliah kini kehilangan pekerjaan rutin mereka. Mereka terpaksa harus mencari mata pencaharian baru agar dapat membuat dapur mereka mengepul. Para kabilah yang sebelumnya mendapatkan kebanggaan atas terpilihnya penyair terbaik dari kabilah mereka, kini mau tidak mau harus melupakan masa lalu yang manis itu. Para penyair yang biasa nongkrong sambil meneguk arak dosis tinggi di pasar Ukadh, kini harus menghentikan kebiasaan mereka untuk berkhayal dan berimajinasi dan mereka menjadi pensiunan prematur.
Mekkah bergolak. Bursa saham bergejolak. Para penyembah berhala dan bangsawan-bangsawan Quraisy sangat terganggu dengan “produk baru” yang diperdagangkan Muhammad. Pasar-pasar syirik mulai memperhitungkan “barang baru” yang dibawa Muhammad dan sudah mulai memenuhi pasar umum. Muhammad menjadi “momok mengerikan” bagi para pelaku pasar.
Lalu sistem apa yang mereka rancang untuk membendung laju berbahaya Muhammad? Strategi apa yang mereka ciptakan untuk membuat Muhammad gulung tikar? Opini apa yang harus mereka bangun untuk membungkam “ambisi” putra Abdillah ini?
Tidak ada satu cara rasional pun untuk menghentikan sepak terjang Muhammad. Semua yang disampaikan Muhammad adalah kebenaran mutlak.
Muhammad Saw terlalu kuat untuk mereka lawan. Muhammad terlalu “sakti” untuk mereka guna-guna. Para penyihir dari berbagai kabilah sudah kehabisan stamina dan akal untuk bisa memperdaya Muhammad. Para cendekiawan Quraisy dan para dosen universitas “Lata dan Uzza” sudah kehabisan kata untuk memperdaya Muhammad. Sudah usang dan tidak tepat julukan “dukun”, “penyair”, dan “orang gila” bagi Muhammad. Dan harapan mereka hanya tingggal satu dan ini berada di pundak Walid bin Mughirah, orang yang mereka juluki sebagai Raihanatul Arab (kembang kebanggaan orang-orang Arab).
Kemudian apa yang terjadi? Dan apa yang dilakukan oleh Raihanatul Arab ini? Setelah memutar otaknya ke sana kemari, ia dengan lantang mengatakan: Muhammad penyihir! Ia mampu menyihir orang yang tidak percaya menjadi percaya. Melalui sihirnya, ia mampu menceraiberaikan antar anggota keluarga. Sehingga tidak mengherankan bila seorang anak menjadi Muslim dan ayahnya kafir atau sebaliknya. Atau suami masuk Islam dan istrinya kafir atau sebaliknya. Inilah pekerjaan tukang sihir!

Dalam beberapa waktu julukan "penyihir" bagi Muhammad terasa lebih pas dan lebih "keren" daripada julukan lainnya seperti dukun dan orang gila. Namun tak lama kemudian julukan itu pun sirna ditelan dan digilas oleh roda kebenaran yang dikemudikan Muhammad. Selidik demi selidik membuktikan bahwa Muhammad tak punya ruangan rahasia atau bawah tanah untuk mengguna-gunai orang-orang yang tidak mau mengikutinya. Bahkan rumah Muhammad pun tidak pernah tercium bau kemenyan atau dupa yang biasa dipakai para dukun saat memulai prakteknya. Lebih jauh lagi, Muhammad tidak pernah tertarik dengan dunia hitam ini, apalagi punya bakat besar dalam hal ini.
Sahabat-sahabat Muhammad Saw adalah mereka yang mengikutinya dengan kebebasan dan tidak ada tekanan. Muhammad tidak pernah menjanjikan atau mengiming-imingi "bonus" atau "kupon berhadiah" bagi siapapun yang mengikutinya. Hanya karena keimanan dan tunduk kepada tuntunan akal mereka membela Muhammad Saw. Sahabat-sahabat Muhammad Saw menyadari bahwa ancaman, siksaan, dan berbagai kesulitan lainnya yang mereka hadapi adalah "harga yang paling murah" yang harus mereka bayar demi sebuah kebebasan kemanusiaan.

Dan pada akhirnya, pasca penaklukan kota Mekkah nama Muhammad Saw semakin membumbung ke angkasa. Amnesti massal yang diberikannya kepada muyrikin Mekkah mengundang decak kagum musuh-musuhnya. Ia adalah Muhammad yang penyayang dan bukan pendendam.
Tidak hanya makhluk di bumi yang sibuk membicaraknnya bahkan makhluk di langit pun turut "ngerasani" suami Khadijah al Kubra ini. Dan sesuai dengan namanya Muhammad yang berarti terpuji, beliau terpuji di bumi dan Ahmad yang berarti terpuji di langit.
Sejarah tidak dapat menghentikan langkah Muhammad. Kolom-kolom sejarah pun penuh dengan cerita putra terbaik Bani Hasyim yang bersahaja ini. Para sejarawan mau tidak mau harus memasukkan Muhammad sebagai sumber berita utama dalam tulisan-tulisan dan goresan-goresan pena mereka. Muhammad adalah "biang berita" dan hakikat sejarah yang bergerak serta cahaya yang menyinari setiap sudut dunia. Dan semua sepakat bahwa tanpa Muhammad Saw maka sejarah hampa alias tak bermakna.

Salam kepadamu wahai Habibullah di hari engkau dilahirkan, di saat engkau diutus sebagai Rasul bagi semesta alam, di hari engkau kembali ke pangkuan Alllah Swt dan di hari engkau akan dibangkitkan kembali.

Oleh: Muhammad Alcaff


[1] Nahjul Balaghah: Khotbah 89.
[2] Silakan Anda merujuk Imta`ul Asma': 3 dimana Anda akan temukan pelbagai pendapat seputar hari kelahiran Nabi Saw.
[3] Tarikh Al-Ya`qubi: 2/8, As-Siroh Al-Halabiyyah: 1/92.
[4] As-Siroh Al-Halabiyyah: 1/128.
[5] QS. Ash-Shaff: 6, silakan Anda merujuk As-Siroh Al-Halabiyyah: 1/79.
[6] Tafsir al Amtsal, jilid 1, hal. 294.

Sumber

Abu Bakar bin Abi Syaibah (Wafat 235H)

Namanya sebenarnya adalah Abdullah bin Muhammad bin Abi Syaibah al Kufy, seorang hafidh yang terkenal. Ia menerima hadist dari al-Ah...

Total Tayangan

Translate