TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGANNYA JANGAN LUPA LIKE, FOLLOW KOMENTAR DAN SHARE

PENGABDIAN DAN ARTINYA




AJARAN MAULANA SHEIKH MUHAMMAD NAZIM AL-HAQQANI AL-NAQSHBANDI
(Mawlans Shaykh Nazim Al_Haqqani Book on Servanthod Bahasa Language)

BISMILLAHIRRAHMAN NIRRAHIM
(Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang)

Inti Ajaran

1. Pengabdian
2. Menurut Kehendak Allah 

3. Menyenangkan Allah
4. Untuk Allah
5. Dengan Allah


Setiap ajaran merupakan gabungan ceramah Maulana Sheikh, yang diberikan dalam kurun waktu berbeda, mengenai subyek yang sama (November 1999-Juli 2000. Siprus + Damaskus).

1. Pengabdian

Tujuan keberadaan kita di dunia ini adalah untuk mengabdi.
Jalan menuju surga hanya bisa digapai melalui pengabdian, yang merupakan realitas dalam hidupmu. ( dan tiada yang tahu!).
Hal nyata dari keberadaan kita adalah pengabdian kita kepada Allah SAW. Jika kamu mengetahuinya, kamu akan memperoleh pertanyaan mengenai apa yang telah kamu lakukan dengan pengetahuan tersebut. Ini mungkin titik terpenting dalam hidup manusia.

Adalah kehormatan paling tinggi bagi manusia untuk menjadi hamba Allah dan tiada kehormatan yang lebih tinggi dari itu. Berusahalah untuk menghargai dan menghormati-Nya. Selama kau menghormati-Nya, kau akan memperoleh penghargaan dan penghormatan saat ini dan sesudahnya.
Ini adalah hal yang mudah. Ini merupakan kenyataan. SubhanAllah (Maha Suci Allah)!
Segala yang berasal dari kebaikan dan keburukan merupakan ujian bagi manusia karena mereka telah terpilih menjadi hamba Allah. Seorang astronot tidak dapat pergi ke luar angkasa tanpa melalui seleksi, ujian dan pelatihan yang sulit dan ketat. Begitu juga halnya dengan menggapai surga.
Jika kamu ingin meninggalkan nafsu kebinatangan, kamu harus memperoleh ujian sampai kamu diterima oleh Awliya, Rasulullah Muhammad SAW, kemudian oleh Allah SWT. Dan setelah itu, baru Allah menghendakimu sebagai hamba-Nya.

Lihat ke dalam dirimu sendiri. Tinggalkan nafsu kebinatanganmu dan gapailah surga.
Allah SWT telah mengingatkan hamba-hamba-Nya,” Dengarkan Aku dan Rasul terakhir, Muhammad SAW, yang Aku utus untuk menyempurnakan dirimu dan menjadikanmu setia kepada diri-Ku. Apakah kamu menyadarinya?


Segala hal diciptakan untuk tujuan tertentu. Keledai diciptakan untuk memikul beban barangmu. Anjing diciptakan untuk menjagamu. Domba diciptakan agar kamu dapat memperoleh makanan dan minuman darinya. Untuk apakah kita semua diciptakan? Untuk mengabdi kepada-Nya dan tiada lagi selain itu.
Islam diturunkan untuk membersihkan diri dan hati manusia. Jika kamu diminta Allah untuk menjadi hamba yang bersih, kamu harus mengucapkan kepada Allah,” Aku adalah hamba-Mu ya Allah.” Namun Allah SWT tidak menganggap kita sebagai hamba-Nya semata. Allah mengatakan,” Aku hormati dan hargai kamu untuk mengabdi kepada-Ku dan menjadi umat-Ku.” (Untuk itu, kamu harus merasa bangga layaknya seorang yang bekerja untuk raja).

Ia memanggilmu,” Datanglah dan ambil bagian dalam tugasmu untuk mengabdi kepada-Ku, wahai umat-Ku. Kemana kamu akan lari?” (menuju kehidupan yang kotor, ego yang jahat dan mengikuti jalan syaitan) Mengapa kamu menolak? Jangan lakukan itu!
Manusia telah kehilangan akal pikiran mereka, atau bahkan mereka tidak menggunakannya dan meninggalkannya dalam kehancuran. (Manusia mungkin hanya menggunakan sekitar 10 persen akal mereka).
Kamu diciptakan dan dianugerahkan akal agar kamu menggunakannya. Mengapa tidak kamu gunakan? (Karena 10 persen akal yang digunakan cukup untuk memenuhi nafsu fisik. Itu saja!) Dan mengapa kita dianugerahkan 90 persen bagian akal yang lain? Inilah bagian yang tidak pernah kita gunakan, inilah yang harus digunakan untuk mengabdi kepada Allah.


Bagian terbesar dari pikiran kita adalah menyiapkan diri, perasaan, fisik dan jiwa kita untuk menjadi umat yang sempurna bagi Allah.
Namun, kita tidak peduli terhadap hal itu dan meninggalkan-Nya.
Banyak orang yang sekarat dan paling tidak ada dua per tiga pikiran mereka tidak pernah digunakan.
Kita harus mempertahankan pengabdian kita kepada-Nya untuk waktu yang sedikit lebih lama. Minta Allah untuk memberimu kekuatan, agar kamu dapat mengabdi kepada-Nya dibanding kepada dunia.
Saat kau mengucapkan “La illaha ilallah, Mohammeden Abduhu wa Rasulu (Tiada Tuhan Selain Allah, Muhammad itu Rasul Allah) dan kau menerima Muhammad sebagai utusan Allah, kamu harus juga berucap:”

Ya Allah, aku juga merupakan hamba-Mu.” Jika tidak, kamu bukan merupakan syuhada. Tidak. Kamu tidak akan diterima.
Adalah hal yang bijak dalam mengatakan kalimat ini. Untuk mengatakan,” Saya juga adalah abdi-Mu (Pengabdian Muhammad bukanlah suatu masalah!)
Ego kita berkembang layaknya binatang dan tidak menerima bahwa kita mengabdi kepada-Nya.
Ambil yang seperlunya dalam kehidupan ini dan tinggalkan yang lainnya dalam mengabdi kepada Allah.


2. Menurut Kehendak Allah

Semua bergerak dan terjadi atas kehendak Allah.

Dimana tempat kepribadianku dalam ciptaan Allah? Bagaimana definisinya? Dan apa yang memberiku kekuasaan untuk ikut campur?

Setiap orang yang mengenal Allah dapat melihat bahwa semua yang terdapat di alam semesta ini diciptakan paling baik, dan tak mungkin ada yang lebih baik lagi. Mereka mengatakan,” Situasi yang kami alami saat ini adalah yang paling baik dan sempurna,” dan,” Takdir Allah SWT besok akan mengubah apa yang ada hari ini dan menempatkan semua dalam posisi yang baru. Namun, ini tidak akan pernah lebih baik dari yang ada hari ini.”

Qur’an

Setiap hari Ia bertindak dan melakukan tugas-Nya.
Kita harus membiarkan apa yang terjadi dan dikehendaki Allah SWT dan tidak mempertanyakan,” Kenapa begini?” atau “ Aku tidak setuju dengan hal ini.”
Ini adalah atribut yang dimiliki syaitan, yang selalu mengatakan,” Kenapa” atau “Tidak”.
Kita mencoba yang terbaik seperti yang dikehendaki Allah. Seperti saat seorang tentara mengatakan kepada atasannya,” Sesuai kehendak Anda, Pak.” Namun, kita tidak memberikan penghargaan yang sama kepada Allah SWT. Tidak. Kita selalu melawan, mengajukan keberatan, menentang dan tidak menyetujui kehendak Allah.

Tingkatan pertama dari adab yang baik adalah untuk mengatakan,” Terserah yang Kau inginkan, ya Allah,” bahkan saat sesuatu yang tidak kamu senangi terjadi. Kamu tidak dapat melakukan apa pun atas hal itu. Demikian, adalah hal yang sia-sia untuk menentangnya. Adalah tidak mungkin untuk melawan kehendak Allah, dan seringkali kita mengetahui hal ini tetapi tetap bersikeras melawan kehendak-Nya.
Adab yang paling baik dari seorang hamba adalah mereka yang tidak pernah mengatakan ,” Tidak” dan mereka yang tidak pernah bertanya,” Mengapa ini terjadi?” Kamu mungkin dapat mengatakannya, tapi sebenarnya kamu mengetahui bahwa kamu berbicara kepada Dia yang memiliki kehendak di atas kehendakmu.

Jika kamu mengatakan,” Aku tidak menyukai terjadinya hal ini,” atau bertanya-tanya ,” Mengapa ini terjadi?” Ini berarti kamu lebih mengutamakan keinginanmu dan bukan keinginan-Nya!
Diri dan egomu ingin diistimewakan, yang merupakan sesuatu yang mustahil. Karena ego itu, kamu bertanya,” Kenapa?” Allah mengetahui mengapa sesuatu hal terjadi. Tapi kamu tidak dapat mempertanyakannya! Kamu adalah hamba-Nya dan Ia adalah Tuhanmu. Menerima dan tidak bertanya-tanya adalah langkah pertama menuju kebaikan. Jangan lupakan tanggung jawab dan kedudukanmu sebagai hamba dan umat-Nya.
Tarekat melatih kita untuk menjadi hamba Allah dan tidak bertanya-tanya,” Mengapa kamu melakukannya?”
Ucapkan,” Ya Allah, lakukan apa yang Kau inginkan. Apa yang Kau hendaki, itulah yang terbaik bagiku.”
Melalui kebebasan yang tak terbatas, manusia kehilangan kualitas sebenarnya sebagai seorang hamba. Dan kebebasan tak terbatas ini menghilangkan semua adab baik dalam diri seorang hamba. Adapun adab terbaik adalah berserah diri kepada Allah SWT. Seorang hamba harus mengikuti keinginan, perintah dan peraturan Tuhannya. Jika kamu mengatakan,” Seperti yang Kau inginkan,” kamu akan memperoleh berkah terbesar dari Allah SWT dan Ia tidak akan pernah meninggalkanmu. Kamu akan terus merasa damai dan puas atas kehidupanmu. Kenapa kamu tidak mencobanya?
Kamu harus menerima apa yang kau pikir tidak baik bagimu dan kau ingin ubah. (Lagipula kau tidak dapat mengubah keadaan itu).

Jagalah kepentingan Allah dan berikan penghargaanmu yang tertinggi kepada-Nya agar kamu tetap bahagia, sekarang dan sesudahnya.

Semua yang dilakukan Allah SWT sudah sempurna, demikian juga dengan kehendak-Nya. Siapa yang bersikeras mengikuti kehendaknya harus pada ingat pada titik tertentu dan mengatakan,” Jika saja aku meninggalkan kehendak itu untuk Tuhanku.”
Sabarlah dan bersyukurlah saat kamu menghadapi sesuatu yang tidak kamu sukai. Tidak ada yang dapat berjalan sesuai keinginan kita. Itu adalah hal yang mustahil. Ada jutaan keinginan dan kehendak manusia. Namun, kehendak-Nya berada di atas kehendak kita semua. Adalah merupakan suatu kebodohan untuk berkeberatan atas kehendak Allah dan mengatakan,” Kenapa?” atau “Kenapa ini terjadi?”
Bagi hamba dari seorang raja, rajalah yang bertindak dan berkehendak. Bukan atas kehendak hamba itu sendiri. Hanya ada satu sultan. Mereka yang bangga atas dirinya akan mengatakan,” Mengapa ini ?” atau “ Kenapa ini terjadi?” Saat menghadapi sesuatu yang tidak kamu sukai secara pribadi, tanyalah dirimu sendiri, Siapa kamu? Dan Siapa yang ada dalam dirimu, egomu? Apa yang kamu lihat dalam bentuk fisikmu? dan Apa nilai di dalamnya? Tidak ada nilainya. Hanya tulang belulang. Siapa kamu? Kamu harus mengatakan,” Aku adalah hamba Allah SWT dan merupakan anak cucu Adam, keturunan Ibrahim dan umat Muhammad.”
Hadis
Saya ucapkan bahwa saya meyakini Allah SWT, kitab-kitab yang diturunkan-Nya, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir dan makhluk-makhluk yang diciptakan oleh-Nya, baik yang baik maupun buruk. Mulialah Allah.

Ini adalah identitas kita. Seorang muslim harus berserah diri kepada Tuhan-nya dan semua yang beriman harus beriman kepada apa yang diturunkan oleh-Nya. Inilah dasar pengabdian. Pada kehidupanmu, beberapa hal membuatmu gembira dan baik untukmu dan beberapa hal lainnya kamu tolak karena egomu. Berusahalah untuk jujur dan benar. Saat bertindak untuk Allah SWT, kau akan temukan ketenangan, kemudahan dan kebahagiaan.
Tuhan pemilik surga, jika melihatmu dan menemukanmu dengan sabar berjalan ke arah-Nya dan meminta berkah secara tulus dari-Nya, akan mulai menganugerahkanmu suatu berkah berupa kehadiran-Nya, yang akan membuatmu gembira dalam perjalananmu dan tidak lelah.
Ini penting karena setiap hari, ada saja yang menguji kesabaranmu.
Saat kamu menghadapi sesuatu yang tidak kamu sukai, kamu harus singkirkan semua keluhan dan keberatanmu dan sabar dalam pengabdianmu kepada Allah. Ingatlah, setiap saat sesuatu terjadi bertentangan dengan kehendakmu, katakan,” Ya Allah, inilah kehendakmu. Aku berserah kepada-Mu. Aku salah sebelum apa yang kau hendaki terjadi karena telah bertanya-tanya tentang apa yang bertentangan dengan kehendak-Mu. Maafkan aku.”
Jika kamu mengetahui ini, tidak ada yang akan mengganggumu.
Dan, jangan mohon apa pun kepada Allah. Ini adalah sesuatu yang bodoh. Hanya Ia yang memiliki hak untuk melakukan sesuatu bagi hamba-Nya. Bukan berdasarkan pilihanmu, tetapi berdasarkan pilihan-Nya dan hanya pilihan-Nya. Kamu adalah hamba-Nya dan Ia adalah Tuhanmu. Bahkan jika itu surga atau neraka, bergembiralah atas penilaian-Nya. Allah tahu yang terbaik.
Ucapkan,” Ya Allah, maafkan aku karena telah melibatkan diri dalam sesuatu yang bukan untukku. Aku telah mencampuri sesuatu yang merupakan kekuasaan-Mu. Ya Tuhan, maafkan aku. Seperti yang Kau hendaki.
Kita harus malu karena telah membawa keinginan kita ke hadapan Allah SWT. Ini adalah adab yang sangat rendah.
Dan kita selalu meminta imbalan balik dari Allah SWT untuk ibadah, tindakan baik atau pun pengabdian yang kita lakukan. Astagfirullah (Aku mohon ampun kepada-Mu, ya Allah). Tinggalkan itu karena Ia yang memutuskan. Kamu hanya meminta ampunan-Nya. Tak ada lagi. Dan ucapkan,” aku tidak berharga menjadi abdi-Mu.”
Ini adalah ajaran Naqshbandi. Ini adalah semangat dan spirit adab dan inti utama dari pengabdian.

3. Menyenangkan Allah

Menurut kehendak Allah berarti bertindak berdasarkan cara yang disukai Allah. Berpikir dan bertindaklah dengan seksama guna menyenangkan Allah SWT.

Dalam setiap langkah dan tindakan yang kamu ambil, berusahalah melakukan apa pun yang dapat menyenangkan Allah SWT.
Ini adalah hal yang paling penting dalam kepercayaan dan adab baik. Tindakan semacam ini, walaupun orang lain dapat melihat, merupakan hal terbaik jika dimaksudkan hanya untuk menyenangkan Allah.
Janganlah berpikir untuk berusaha menyenangkan orang lain. Jangan. Ini tidaklah penting bagimu. Manusia yang pintar adalah mereka yang ingin menyenangkan Tuhan mereka.
Tujuan kita adalah untuk menggapai keberadaan Allah SWT dan membuat Allah SWT puas dan senang atas diri kita. Kita harus mempersiapkan hal ini dan melatihnya juga. Untuk menggapai keberadaan-Nya adalah suatu kepercayaan yang kita harus bawa yang dianugerahkan Allah SWT. Jika kamu telah membuat Allah cukup dan puas atas dirimu, maka kamu akan menggapai segalanya. Ini tidak dapat diukur dengan nilai materi.

Jadilah berusahalah menyenangkan Allah.
Satu hari telah berlalu dan kamu seringkali berpikir bahwa kamu harus berbuat sesuatu untuk membuat Allah puas dan senang kepadamu. Apakah kamu memikirkannya? Seringkali kita tidak berusaha keras untuk memikirkan hal itu, yaitu berpikir untuk Allah dan mencari apakah hari ini kita dapat melakukan sesuatu yang khusus. Ya. Kamu lakukanlah tugas pengabdianmu kepada Allah. Kamu sholat lima waktu, yang merupakan perintah Allah SWT. Puasa dan sedekah juga merupakan perintah Allah. Namun, di atas perintah-perintah ini, apakah kamu duduk dan berpikir bahwa Allah sedang melihat apa yang kamu lakukan dan mengharapkanmu melakukan dan memberikan sesuatu yang khusus
untuk-Nya. Sesuatu ini hendaknya dapat membuat Allah SWT mengatakan (setiap hari), “ Wahai hamba-Ku, Aku senang dan puas melihat apa yang kamu lakukan.”
Kamu harus memikirkan hal ini. Ini akan memberikanmu kehormatan tersendiri.
Berusahalah untuk melakukan segala sesuatu demi kesenangan Allah SWT, cobalah untuk membuat-Nya puas dan senang atas dirimu dan cobalah menyenangkan diri-Nya. Allah tidak menginginkan suatu kesenangan. Namun, Allah menyukai hamba-Nya yang berusaha menyenangkan diri-Nya, dan membuat-Nya puas dan senang kepada mereka.

(Dan Allah senang selama kau juga merasa senang).

Barang siapa hendak menyenangkan Allah, mereka hendaknya merasa gembira dan senang dengan sendirinya. Dan barang siapa melupakan Allah, mereka akan dilupakan oleh-Nya. Mereka yang tidak melupakan Allah, mak mereka tidak akan dilupakan oleh Allah. Janganlah melupakan Allah SWT!
Allah SWT berkata,” Wahai hamba-Ku, jangan lupakan diri-Ku. Sebenarnya Aku selalu bersamamu tetapi kamu tidak bersama-Ku.” Dan Ia berkata lagi,” Berusahalah untuk dekat dengan-Ku dan kamu akan menemukan apa yang sedang tidak kamu harapkan.”

Keajaiban terbesar yang dianugerahkan Allah kepada hamba-hamba-Nya adalah kemampuan untuk menjaga pengabdian untuk-Nya secara terus-menerus. Allah tidak menyukai hamba-Nya yang melakukan sesuatu hari ini dan meninggalkan hal tersebut keesokan harinya atau melakukan perintah-Nya selama dua hari dan kemudian lari pada hari ketiga. Bahkan jika tindakan tersebut memakan waktu sebentar, jika orang tersebut melakukannya secara terus menerus, Allah menyukai hamba-Nya ini. Mengapa? Karena Allah senang memberi hamba-Nya ini secara terus menerus. Selama Allah melihat bahwa kita selalu berpaling kepada-Nya dan berusaha dan bekerja untuk terus menyenangkan-Nya, hal tersebut akan berlanjut.
Ya, Allah SWT memang menghendaki hamba-Nya untuk meminta berkah dan nikmat-Nya, yang Ia berikan secara terus-menerus.

Pengabdian kepada Allah adalah pengabdian dan pengakuan atas keberadaan-Nya. Dan ini tidak akan pernah membebanimu.
Kita harus meminta Allah agar terus memberikan berkah, nikmat dan anugerah-Nya. Jika kamu memiliki banyak keran air, tetapi kamu menutup semuanya, kamu akan kekurangan air. Jika kamu membuka salah satu keran air itu, kamu tidak akan pernah kekurangan air. Kita bergulat dan memaksa ego kita agar tetap mengabdi kepada Allah SWT Bahkan jika kamu melakukan 2 rakaat sholat setiap hari, atau mengucapkan La illah illallah (Tiada Tuhan selain Allah) dan seratus kali kalimat salawat, ini akan membuat hubunganmu dengan surga tetap terjaga dan ini pasti datang dari berkah dan anugerah yang diberikan Allah. Namun, jika kamu meninggalkan dan menutup setiap keran tersebut, maka tak ada nikmat dan anugerah yang akan diberikan Allah SWT kepadamu. Ini dikarenakan kamu tidak berusaha menyenangkan Allah atau meminta Allah untuk memberimu nikmat, melalui sholat doa-doa yang mudah. Allah, dengan demikian, tidak akan membuat hidupmu gembira, tenang dan damai. Di sini, jika kamu menghendaki untuk memperoleh hidup yang penuh berkah dan damai, inilah caranya.

Berusahalah sebanyak mungkin menjaga hubunganmu dengan Allah SWT melalui pengabdianmu kepada-Nya.

Allah memberi lebih banyak lagi dari surga-Nya kepada teman-teman yang dikehendaki-Nya, yang merupakan hamba dari keberadaan-Nya dan yang banyak bersujud.
Melakukan sholat di malam hari tidaklah mungkin jika kamu tidak memiliki hasrat dan merasakan kecintaan yang besar kepada Allah. (Seperti juga rasa hormat yang besar, harapan dan rasa takut). Sholat malam juga mensyaratkan perasaan yang sangat bijak. Apakah kamu pikir sebuah mobil dapat bergerak bila tidak ada bensin di dalamnya?
Jangan sholat dan menyembah Allah untuk meminta-Nya memberikan surga kepadamu atau melakukan sesuatu untukmu. Jangan. Berusahalah untuk membebaskan dirimu dari keinginan itu. Cintai Allah dan mintalah hanya agar Ia puas dan senang atas dirimu.
Jika Allah gembira dengan tindakan-tindakan, karakter dan adabmu, Ia akan membuatmu gembira dan menyenangkan hatimu. Jika tidak, kamu tidak akan gembira. Ini penting bagi manusia yang berjalan pada jalur yang akan membuat Allah menyenanginya. Tidak semua jalan diterima oleh Allah SWT. Tidak. Ada berbagai macam jalan dan cara yang tidak disetujui oleh Allah. Allah tidak menyukai hamba-Nya mencari jalan, yang tidak meminta nikmat dan kesenangan kepada Allah dan tidak meminta Allah untuk menyenanginya. Allah SWT menyukai hamba-Nya yang meminta nikmat dan kesenangan dari diri-Nya. Jadi kita harus mengecek apakah nikmat dan kesenangan tersebut datang dari Allah.
Allah tanpa henti mengawasi tindakan yang diambil hamba-hamba-Nya dan adalah kewajiban manusia untuk mengetahui bahwa Allah mengawasi dan mengetahui setiap langkah yang mereka ambil. Dan Allah tidak pernah meninggalkan mereka untuk itu.

Mereka yang mencoba menggapai dan meminta dekat dengan Allah akan menemukan jalan yang lapang untuk merasakan keberadaan-Nya. Ia akan penuh dengan kebahagiaan. Jika Allah tidak berkehendak untuk dekat denganmu, maka neraka yang akan mengambil alih dirimu.
Sangatlah penting dalam hidup untuk bertanya, mengetahui dan bertindak. Tanyalah,” Untuk apa aku diciptakan?” Yakinlah atas jawabannya dan penuhi dirimu dengan tujuan dari jawaban tersebut.
Untuk meniatkan sesuatu dalam hidup ini adalah omong kosong. Siapapun yang hidup untuk menyenangkan Allah Sang Pencipta adalah makhluk yang lebih pintar, melebihi yang paling pintar.
Carilah setiap kesempatan untuk melakukan berbagai tindakan baru yang dapat membawamu mendekati keberadaan Allah.
Mudah-mudahan Allah memberimu keberhasilan untuk membuat diri-Nya puas terhadap dirimu.
Berusahalah untuk menggapai rasa puas Allah SWT sehingga Ia akan merasa puas terhadap dirimu. Jika seseorang merasa senang dan puas atas Tuhan-Nya, maka segala hal akan memuaskan diri mereka. Dan seseorang tidak pernah membuat diri Allah senang dan puas, maka segala hal akan berbalik melawan dirinya dan musuh-musuhnya pun akan berlari untuk menendangnya.

Allah SWT bersabda (kepada Nabi Musa AS di Gurun Sinai sekitar 4000 tahun yang lalu) ,” Aku akan merasa cukup dan puas atas dirimu jika kamu juga merasa cukup dan puas atas diri-Ku.” Mudah saja. “Jika kamu merasa bahagia atas diriku, aku akan bahagia atas dirimu. Jika kamu mencintaiku, aku juga mencintaimu.” Ini adalah rasa bijak yang tak akan pernah berakhir.

Kita bersyukur kepada Allah SWT atas kesehatan, tempat tinggal, makanan, pakaian, uang dan rejeki dan kendaraan yang kita miliki. Sama sekali tak ada alasan bagi kita untuk berkeluh kesah. Kita sekarang mengatakan,” Ya Allah, kami merasa cukup dan puas atas diri-Mu!” Namun apakah hal yang sama akan terjadi jika keadaan tidak menyenangkan menimpa kita? Bagaimana jika Allah menjadikan kita miskin atau sakit-sakitan? Kita juga harus merasa puas dan bersyukur kepada Allah SWT.
Setiap beban atau kesulitan yang menimpa kita, kita harus mengucapkan,” Ya Allah, kami bersyukur kepada-Mu. Segala pujian bagi-Mu dan aku adalah hamba-Mu.” Pada saat kesulitan muncul, akan terlihat jelas apakah kamu puas dan bersyukur kepada Allah SWT atau tidak Mudah mengatakan bahwa kamu merasa puas dan bersyukur kepada Allah SWT pada saat situasi normal. Namun, jika kesulitan menimpamu dan kamu tetap merasa puas dan bersyukur kepada Allah SWT, ini berarti Ia akan merasa puas dan senang kepada dirimu. Ini adalah pelajaran yang dapat diambil dari keadaan Nabi Musa AS.
Cepatlah bersujud jika kamu menginginkan Allah menyukaimu dan kamu mengharapkan akhir hidup yang baik dan aman. Berusahalah sebisa mungkin untuk terus mengindahkan hal ini dan terjaga. Sedetik saja kamu tidak mengindahkan ini, kamu mungkin dapat terjerumus dalam lembah kegelapan yang dalam dan terlempar jauh dari keberadaan Allah.

Berusahalah menyenangkan Allah SWT atau kamu berusaha untuk menyenangkan dirimu sendiri. Tidak ada lagi jalan lain. Semua hak dan kehendak adalah untuk Allah semata dan setiap saat hanya ditujukan untuk Allah semata dan bukan untuk dirimu sendiri. Setiap desah nafasmu adalah untuk Allah dan bukan untuk dirimu sendiri. Sama sekali tak ada untuk dirimu sendiri Begitu.

Tingkatan tertinggi dalam iman dan kepercayaan hidup manusia adalah untuk menyerahkan keputusan akhir kepada Allah SWT dan berkata,” Hanya aku semata untuk-Mu, ya Allah dan semua yang aku lakukan hanyalah untuk-Mu semata. Setiap saat hanya kutujukan untuk menyenangkan diri-Mu dan setiap tindakan yang aku lakukan hanyalah untuk-Mu semata, ya Allah. Semua itu untuk menyenangkan diri-Mu. “ Sampai saat itu terjadi, kita tidak akan pernah merasakan indahnya hidup.
Setiap hari, setiap langkah pertama yang kamu jejakkan di atas tanah, ucapkan,” Ya Allah, aku melangkah untuk diri-Mu. Bantulah aku. Dengan kebesaran-Mu, jika Kau merasa puas dan senang atas diriku, aku berharap dapat melangkah dan melawan egoku dan melewati hambatan setinggi gunung-gunung besar. “Ya, dengan bantuan Allah, kamu dapat melakukan apapun dan apapun yang kamu lakukan akan terasa mudah. Jadi, kendalikan langkahmu setiap hari, dan selangkah demi selangkah, perhatikan langkahmu baik-baik untuk menyenangkan Allah SWT.
Berusahalah untuk menyenangkan Allah SWT dan memperoleh berkah dan nikmat dari-Nya. Ini akan berlangsung selamanya.
Apapun yang kamu sedang lakukan, lakukan hanya untuk-Nya dan agar Ia senang dan puas, kemudian Ia akan memberimu nikmat-Nya. Allah menyukai hal ini.
Jika Allah SWT memberikan lautan ampunan yang dapat melindungimu dari segala arah, seperti layaknya seekor ikan di lautan tanpa adanya daerah atau tempat yang kering, maka kamu akan berada dalam kedamaian. Lari dari berkah dan ampunan-Nya adalah layaknya lari dari lembah-lembah hijau yang penuh dengan sumber air menuju gurun pasir yang asing bagimu. Kita sering melakukan hal-hal semacam ini, yang membawa kita pergi dari cahaya yang terang.
Segala hal di dunia ini dimaksudkan Allah SWT untuk membawa kesenangan dan kepuasan bagimu dan bukannya membawa masalah. Apapun yang kita perlukan sebenarnya berada di depan kita sehingga kita tidak perlu mencarinya lagi.
Allah berkata,” Mereka adalah hamba-Ku dan mereka hendaknya merasa puas dengan segalanya, yang datang dari segala penjuru. Cukup dan puaslah atas diri-Ku, demikian Aku akan puas dan cukup atas diri mereka. Tak ada satu pun yang dapat melukai ataupun membuat mereka sedih. Tidak ada. Yang ada hanyalah kepuasan dan kenikmatan.

4. Untuk Allah

Kita telah diminta untuk berpikir masak-masak mengenai apa yang kita lakukan setiap saat. Tanggung jawab semacam ini memberikan kehormatan tersendiri bagi kita. Kamu mesti memahami apa yang sedang kamu lakukan dan untuk siapa dan apa kamu melakukan hal tersebut, seperti misalnya bergerak, lari dan mempertanyakan sesuatu. Pikirkanlah hal ini. Apa yang menjadi tujuanmu? Apa pun yang kamu lakukan untuk memenuhi ego pribadimu atau kehidupan ini adalah suatu kesalahan dan akan hilang pada akhirnya. Hal semacam itu sifatnya sementara dan karenanya, tidak memiliki nilai tertentu. Namun, apa yang kamu lakukan untuk Allah sifatnya abadi.
Jika aku sedang duduk, maka dudukku dan istirahatku ditujukan kepada Allah. Jika aku bergerak ataupun tidak bergerak, itu ditujukan kepada Allah. Dan aku berserah diri kepada Allah. Apa yang Ia perintahkan kepadaku untuk dilakukan, aku akan kerjakan hal itu.
Tanggung jawab muncul pada saat kamu bangun. Demikian, kamu harus mencari untuk apa dan siapa kamu lakukan suatu perilaku atau tindakan dan apa keuntungan dari perilaku atau tindakan tersebut. Jika kamu tidak merasakan keuntungan dari perilaku atau tindakan tersebut untuk dirimu sendiri dan lainnya, maka tinggalkanlah perilaku atau tindakan tersebut. Jika tidak, kamu akan merasakan kerugian pada saat kamu melakukannya.
Semua yang ada dan kamu lakukan hendaknya untuk Allah semata. (Ini adalah poin dan peraturan yang penting). Semua yang kepunyaan Allah harus juga ditujukan kepada Allah semata. Ini adalah iman yang sebenarnya dan kamu telah diberitahu dan ditawarkan untuk menjaga peraturan ini dengan sempurna. Karena kamu tahu bahwa semua yang ada ditujukan kepada Allah, kamu harus melakukan semuanya untuk Allah semata. Jika kamu hidup, maka hiduplah demi Allah. Jika kamu meninggal, maka meninggallah untuk Allah. Jika kamu makan, maka makanlah untuk Allah. Jika kamu minum, maka minumlah untuk Allah. Jika kamu sedang membangun sesuatu, maka bangunlah sesuatu itu untuk Allah. Jika kamu berbicara, maka apa pun yang kamu ucapkan hendaknya ditujukan kepada Allah. Demikian , semua yang kamu lakukan adalah ibadah. Jika semua tindakan dan waktumu ditujukan kepada Allah, maka Allah SWT akan selalu mengingat hamba-Nya ini dan membantu mereka. Mengapa? Karena mereka hidup demi Allah dan melakukan segala sesuatu untuk Allah. Ia akan membantu mereka.

Manusia sering jatuh ibarat daun mati yang berjatuhan dari pohon. Mereka tidak lagi melakukan apa pun untuk induk mereka (pohon). Mereka hanya bertindak untuk diri mereka sendiri dan tidak memikirkan Allah atau pun melakukan segala sesuatu untuk pencipta mereka, Allah. Dunia telah membodohi manusia dengan materi dan menyebabkan mereka melupakan sisi spiritual mereka. Kita harus menjaga sisi spiritual kita selama 24 jam sehari. Namun, seringkali kita melupakannya bahkan untuk 24 detik saja.
Segala sesuatu yang ada adalah untuk Allah. Begitu juga kamu. Demikian, segala sesuatu yang kamu lakukan harus ditujukan untuk Allah semata.
Allah mengawasi dan mengetahui niat kita. Jika niat kita ditujukan untuk Allah, Ia tidak akan meninggalkan kita ke tangan setan. Tidak! Allah akan menjaga dan membantumu. Allah melihat ke dalam hati kita dan Ia mencari tahu apakah kita bertindak untuk memenuhi ego pribadi kita atau nafsu fisik kita semata. Jika itu terjadi, maka Allah akan mengurangi bantuan-Nya kepada kita. Ia mengetahui apakah kamu mengikuti jalan dan perintah-Nya atau tidak. Jika kamu tidak mengikuti jalan dan perintah-Nya, maka Ia akan meninggalkanmu untuk sementara. Demikian, mungkin kamu akan kembali lagi kepada dirimu yang sebenarnya.

Jika kamu bekerja dan bertindak untuk Allah semata, pekerjaan dan tindakanmu akan memperoleh berkah dan diterima oleh-Nya. Jika kamu tidak melakukannya untuk Allah, maku kamu sebenarnya menyia-nyiakan dirimu sendiri dan menghancurkan kepribadianmu. Masalah yang tidak habis-habisnya akan menimpamu. Jadi, perhatikan tindakanmu. Apakah itu kamu lakukan untuk Allah? Perhatikan setiap hari, berapa jam yang kamu habiskan untuk Allah, berapa lama kamu merasakan keberadaan Allah dan berapa lama kamu habiskan untuk diri dan ego pribadimu.
Saat kamu makan, minum, bekerja, beribadah, berhati-hatilah hanya untuk Allah. Ini akan menjadikanmu kuat dan bahagia dan hidup akan terasa manis dan menyenangkan. Allah menjadikan hidup ini manis dan menyenangkan, dan bukannya berat dan pahit, bagi mereka yang beriman kepada-Nya. Hidup yang berat dan pahit hanya ditujukan kepada mereka yang tidak beriman kepada-Nya dan mereka yang telah melakukan hal-hal buruk.

Lakukan segala sesuatu untuk Allah semata. Berikan hidup dan matimu untuk Allah. Tak ada lagi selain itu Biarkan mereka yang ingin mengambil alih dunia ini. Mereka sebenarnya ingin menikmati berbagai hal keduniawian, bahkan saat makan dan minum. Tidak. Nikmat itu datangnya dari Allah SWT dan jiwa dan hati kita ditujukan untuk memperoleh berkah yang tiada habisnya dari Allah SWT.

Dengan bekerja untuk Allah dan ketaatanmu kepada-Nya, Allah akan menyelimutimu dengan cahaya-Nya. Setelah itu, kamu harus menjaga dan melindungi cahaya Allah SWT tersebut. Kamu harus mampu mengorbankan nafsu fisik dan duniawimu. Dengan begitu, kekuatan spiritual akan cepat dan mudah menggapai jiwamu.
Jangan kehilangan kepercayaan kepada Sang Pencipta, yang mengatakan,” Aku menjamin makan dan minummu. Dan jika kamu ada untuk diri-Ku, Aku akan menjadikan segala sesuatu mudah untukmu. Jika kamu percaya kepada-Ku, Aku tidak akan pernah membuatmu lelah dan bosan.” Ini akan menjadikanmu lega dan senang. Jangan berpikir tentang apa pun. Hanya beribadah. Allah pernah berkata,” Berimanlah kepada-Ku dan Aku akan menjadikan segala sesuatu mudah bagimu.” (Ini adalah prinsip terpenting dalam Islam).
Mereka yang ada untuk Allah mengetahui bahwa mereka merasa cukup dengan keberadaan Allah. Lebih dari cukup Kita beriman dan percaya kepada Allah dan selalu berusaha melakukan segala sesuatu untuk-Nya. Ingatlah ini sebagai jalan yang aman. Carilah kehormatan semacam ini dari Allah, dan bukannya dari hal lain.

Suatu bangunan atau rumah yang tidak dibangun untuk memperoleh penghormatan dari Allah SWT dan penghargaan dari Rasulullah SAW akan runtuh nantinya. Sebaliknya, jika suatu bangunan dibangun untuk memperoleh penghormatan Allah SWT dan penghargaan Allah SWT, kamu akan merasa lega dan gembira. Tidak akan ada beban yang kamu pikul nantinya. Lakukanlah segala sesuatu demi Allah semata. Ketahuilah hak-Nya untuk itu. Bekerjalah hanya untuk Allah dan tiada lagi selain itu.
Kamu boleh melakukan segala sesuatu, tetapi kamu harus berusaha agar semua itu ditujukan untuk Allah SWT semata. Lakukan itu agar Allah SWT merasa senang kepadamu. Jika tidak, kamu akan jatuh ke dalam lautan dalam dan gelap. Demikian dalam dan gelap sampai-sampai kamu tidak dapat muncul kembali ke permukaan.
Caramu hidup akan sama dengan caramu meninggal dan caramu dibangkitkan kembali dari kematian. Hiduplah demi Allah. Siapa pun yang mengikuti perkataan Nabi akan mematuhi Allah. Hiduplah demi Allah dan tak perlu bagimu untuk takut atas segala sesuatu dalam hidup.
Sejumlah orang mengatakan bahwa kita harus belajar atau kita harus melakukan sesuatu. Tidak. Seluruh hidup kita adalah untuk Islam dan Islam sendiri adalah untuk Allah. Saat kamu melangkah, jadikan langkah itu untuk Allah. Inilah cara mempraktekkan prinsip-prinsip Islam. Kamu harus melihat kemana pun kamu melangkah dan kemana kamu memandang. Apakah kamu sedang memandang sesuatu untuk Allah atau untuk ego pribadimu? Saat kamu sedang membentangkan tanganmu dan menangkap sesuatu, kamu harus mengetahui untuk siapa kamu membawa atau menyentuh sesuatu. Dan ingat saat kamu mendengarkan sesuatu. Apakah kamu melakukan itu untuk Allah atau untuk egomu? Saat kamu berbicara, kamu harus mengetahui apakah kamu berbicara untuk egomu atau untuk Allah. Dan juga saat kamu duduk, memikirkan sesuatu, tidur, ataupun makan. Untuk siapa kamu melakukan semua itu? Apakah untuk dirimu sendiri atau untuk Allah? Ingat itu setiap hari dan setiap saat.
Allah harus memegang kendali atas setiap helaan nafas. Setiap helaan nafas ditujukan kepada Allah. Pfff….pfff…pfff (menghela nafas diam-diam). Siapa yang dapat memegang kendali atas setiap saat, tindakan dan hela nafas adalah hamba Allah yang sebenar-benarnya. Kita harus berusaha membawa diri kita dalam kerangka berpikir semacam ini.
Jangan lakukan sendirian. Setiap helaan nafas yang kamu hasilkan, ingatlah dengan siapa kamu ada. Ini sudah cukup. Ini merupakan suatu latihan dan praktek.
Jika kamu tidak lupa, maka setiap saat adalah waktu beribadah kepada Allah atau waktu melayani Allah.

Dalam setiap saat dan helaan nafas, kamu sedang melayani dan menggapai keberadaan Allah dan namamu akan tercatat sebagai hamba Allah yang sebenarnya. Cobalah. Ini merupakan suatu tindak lanjut.
Jangan sia-siakan hidupmu.


5. Dengan Allah

Jangan biarkan dunia menyibukkan pikiranmu. Lakukanlah semua bersama dan selalulah berpikir tentang Allah SWT.

Kamu adalah manusia. Ciptaan Allah yang paling tinggi tingkatannya dan paling berharga. Kehormatan hanya ditujukan bagi mereka yang mengabdi kepada Allah. Dan banyak yang mengejar mereka ini guna menjadikan mereka berpaling dari jalan yang mereka ikuti. Inilah yang dapat dilakukan para pengejar mereka karena sebenarnya, orang-orang ini tidak dapat mengambil hati dan keimanan mereka yang mengabdi kepada Allah. Orang-orang tadi mungkin dapat mengganggumu secara fisik, tetapi mereka tidak dapat mengganggu keimananmu. Kamu harus memilih apakah hati dan imanmu selalu bersama Allah atau menuruti duniawi. Jika hatimu bersifat keduniawian, orang-orang tadi dapat mengganggu hati dan keimananmu. Namun, jika hati dan imanmu kamu tujukan kepada Allah SWT, mereka tidak akan dapat mengganggumu. Allah sendiri yang akan melindungimu supaya orang-orang tersebut tidak dapat mengganggumu.

Jika hatimu selalu bersama Allah, maka apa yang dilakukan oleh tubuhmu secara fisik tidak akan pernah melukaimu. Tidak akan pernah!
Tak pernah terpikirkan oleh kita untuk dekat dengan Allah SWT secara fisik. Namun, jika kamu menjaga hati dan jiwamu untuk bersama Allah SWT, kamu akan menjadi lebih dekat dengan keberadaan-Nya. Ini akan membawa tubuhmu untuk merasakan keberadaan-Nya. Sebaliknya, jika kamu mengikuti nafsu dan hasrat fisikmu semata, jiwa dan hatimu tidak akan dapat membawamu untuk merasakan keberadaan-Nya.
Mereka yang hidup benar-benar merasakan kehidupan bersama Allah. Paling tidak, saat kita melakukan sholat dan berdoa, kita harus mencoba untuk bersama dengan Allah SWT. Ini akan terasa setelah kita melakukan doa dan sholat dan berkah Allah akan terus terasa dalam semua tindakan kita terus-menerus selama 24 jam. Kehormatan ditujukan bagi mereka yang hidup. Kita bersumpah dan berjanji kepada Allah untuk bersama-Nya dan tidak akan pernah meninggalkan-Nya. Namun, seringkali, kita meninggalkan-Nya.
Kehormatan adalah bagi mereka yang beriman. Ini semua tergantung kepada cahaya (Nur) mereka. Tingkatan dan kedekatan mereka dengan Allah, saat ini dan sesudahnya, tergantung kepada cahaya mereka. Jadi, kita harus mencari cahaya tersebut dalam diri kita.
Tak ada satu waktu pun dimana Rasulullah SAW tidak bersama Allah. Jika beliau tidak bersama Allah dalam setiap tindakannya, lalu ia bersama siapa? Apa lagi yang lebih penting selain bersama Allah? Apakah ada kehormatan yang lebih tinggi selain duduk bersama Allah? Allah sendiri pernah berkata, seperti yang dikutip oleh Rasulullah,
Hadis
“Aku sedang berada dengan ia yang mengingat-Ku”
Jika kamu bersama Allah, maka Allah akan bersamamu. Dan inilah yang dikehendaki dari dirimu. Ucapkanlah,” Ya Allah, Kaulah yang selalu aku minta (tujuan hidupku)”.
Setiap orang yang hendak bepergian ke suatu tempat selalu memiliki suatu tujuan dalam otak dan pikirannya. Tujuanmu adalah untuk menggapai suatu yang tunggal.
Semua kesulitan dan masalah yang menimpa manusia muncul karena mereka berada jauh dari Allah. Mereka yang jauh dari Allah tidaklah bersama Allah. Semua kesulitan, dosa, keputusasaan, kekhawatiran, bahaya yang terdapat dalam dunia ini muncul karena manusia berada jauh dari Allah.
Mereka yang mencapai suatu yang tunggal dapat melakukan hal ini karena mereka bersama Allah. Hal ini layaknya tetesan air yang jatuh, dekat dan kian dekat dengan lautan. Dan saat tetesan air ini larut dalam lautan, tiada lagi yang tersisa dari dirinya.
Semua masalah dan keluhan muncul karena manusia berada jauh dari Allah.
Semua ajaran sufi, terutama Naqshbandi, menganjurkan manusia agar memohon kedekatan dan bersama Allah. Allah berada dekat denganmu, tetapi kamu tidak berada bersama-Nya. Allah tidak melupakanmu. Ia selalu bersamamu dimanapun kamu berada, di alam barzakh, pada hari kiamat, yaitu saat kamu dibangkitkan dari alam kubur untuk dihisab segala amal perbuatanmu ataupun di surga. Tidak ada satu pun tempat dimana Allah tidak bersama hamba-Nya.

Saat-saat bersama Allah adalah saat yang paling indah dan bernilai dibanding saat-saat lainnya.

Bersamalah dengan Allah. Dimana sebenarnya Allah? Allah adalah sang Maha Pencipta. Keberadaannya berlangsung selamanya. Tak ada permulaan dan tak ada akhirnya. Tak satu pun di dunia ini yang dapat menyamai Allah. Hanya ada satu Allah.
“Dimanakah Allah?” Kamu tidak dapat menanyakan hal ini. Namun, kamu dapat menanyakan pertanyaan-pertanyaan ini,” Apakah ada tempat di dunia ini dimana Allah tidak ada? Adakah tempat-tempat tersebut? Bisakah kamu menemukan tempat tersebut?” Keberadaan seutuhnya hanyalah dimiliki oleh Allah semata. Keberadaannya terasa dimana-mana. Kamu mengetahui hal ini atau tidak?

Allah ada bersama elemen massa terkecil. Bahkan jika elemen tersebut masih lebih kecil dari sebuah atom, Allah masih bersama elemen tersebut. Jika tidak, maka elemen itu sebenarnya tidak ada. Allah harus bersama semua yang telah Ia ciptakan. Demikian, kamu dapat mengajukan permintaan kepada-Nya.
Allah sebenarnya tidak berada jauh darimu. Namun, seringkali kamu jauh dari dirimu sendiri karena kamu tidak mengenal siapa dirimu secara fisik maupun spiritual. Tidak seorang pun yang mengetahui dengan baik identitas pribadi, ego pribadi maupun jiwa mereka. Sisi spiritualmu tersembunyi di dalam dirimu.

Untuk mengetahui sisi spiritual ini, kamu harus melakukan perjalanan panjang dan sulit. Demikian harus dilakukan selangkah demi selangkah guna memperoleh identitas spiritual dalam dirimu.

Allah SWT senang jika para hamba-Nya menangis, berteriak dan meminta sesuatu dari diri-Nya. Selalu. Dan Ia senang jika kita bertindak layaknya seekor singa. Mereka yang berada bersama Allah adalah layaknya singa. Mereka yang memilih mengikuti ego mereka adalah layaknya seekor serigala, yang merupakan binatang yang jahat dan senang menyakiti. Singa adalah raja hutan. Saat ia mengaum, yang lainnya menjadi takut. Singa tidak pernah takut. Semua hewan hidup berkelompok, tetapi singa hidup sendiri dan tidak menerima yang lain dalam wilayahnya. Roarrrrrr! (seperti bunyi auman singa).

Sumber: www.nurmuhammad.com As-Sayed Nurjan Mirahmadi

No comments:

Post a Comment

Abu Bakar bin Abi Syaibah (Wafat 235H)

Namanya sebenarnya adalah Abdullah bin Muhammad bin Abi Syaibah al Kufy, seorang hafidh yang terkenal. Ia menerima hadist dari al-Ah...

Total Tayangan

Translate