Diceritakan oleh waliyullah Abu Yazid Al-Bustami r.a.:
Saat
saya berada di dalam khalwatku, menikmati pendekatan diri dengan Rabbul
Izzati, sedang dalam khayalan mengingati serta mengagungkan Allah,
tiba-tiba dalam batinku terdengar suatu suara menyeru:
'Wahai Abu Yazid!
Pergilah ke gereja Sam'an. Berkumpullah dengan para pendeta di situ
pada hari besar mereka, ada hal perlu dan penting.'
Mendengar
bisikan itu, saya terkejut dan berkata: 'Semoga Allah melindungi diriku
dari bisikan ini. Saya berzikir kembali dan saya tertidur sekejap, dan
bisikan itu muncul kembali. Saya terbangun lalu duduk termangu-mangu dan
penuh kebimbangan, tiba-tiba terdengar suara itu sekali lagi, dan kali
ini sangat jelas, dia mengulangi apa yang dikatakan kepadaku sebelum
ini. Kemudian katanya lagi:
'Wahai Abu Yazid! Janganlah engkau merasa
takut dan bimbang, engkau termasuk waliullah dan orang yang Kucintai
sebagai orang-orang yang Abraar. Nah, sekarang pakailah engkau akan
pakaian orang pendeta Nasrani, dan pasangkan Salib di lehermu, dan
jangan engkau bimbang, semua itu tidak akan menjadikan apa-apa pada
dirimu. Sekarang pergilah engkau ke gereja Sam'an ada hal yang perlu dan
sangat penting di sana!' bunyi suara itu kali ini.
Saya pun
cepat-cepat bangun dari tempat tidurku, lalu memakai pakaian menurut apa
yang diperintahkan oleh suara itu. Kini saya serupa seperti seorang
pendeta Nasrani. Saya pun berangkat menuju ke gereja Sam'an, lalu
berkumpul dengan para pendeta yang ada di situ.
Apabila pembesar
pendeta itu tiba untuk memberikan pidatonya, para pendeta yang lain
semuanya berdiri dengan teratur dan tenang untuk memberikan hormat
kepadanya. Mereka kemudian duduk siap-sedia untuk mendengar dan
memperhatikan segala kata-kata yang akan disampaikan oleh pembesar
pendeta itu. Namun demikian si pembesar pendeta itu tidak mampu
mengucapkan kata-katanya, dicubanya berkali-kali, namun dia tetap tidak
berdaya seakan-akan mulutnya dikekang oleh sesuatu yang menguncinya.
Para
pendeta dan beberapa orang rahib lain yang hadir di situ pada ribut dan
tercengang, kenapa pemimpin mereka menjadi seperti orang bisu, lalu
seorang bertanya: 'Wahai pemimpin kami! Apakah yang menghalangi bapak
untuk memberikan nasehat kepada kami? Ketahuilah, kami selalu menunggu
nasehat yang berharga dari bapak, kami siap sedia untuk mendengarkannya
dan siap sedia untuk melakukannya.'
Pemimpin pendeta itu menjawab:
'Sesuatu yang mencegah lisanku untuk berbicara di hadapanmu adalah
karena adanya seseorang di antara kalian yang beragama syariat Muhammad,
yang datang ke sini semata-mata untuk menguji keimanan kalian.'
Para
pendeta itu saling berpandangan yang satu kepada yang lain, dan berkata
dengan penuh semangat: 'Manakah orang itu, kami akan membunuhnya
sekarang juga.'
Pemimpin itu lalu menjawab: 'Tidak, kamu tidak boleh membunuhnya kecuali dengan bukti dan alasan yang kuat.'
Mereka
menjawab: 'Baiklah, kami akan menuruti segala nasehat bapak. Kami
datang ke mari adalah demi mencari petunjuk yang berguna bagi diri
kami,'
Pemimpin pendeta itu berdiri lalu berkata: 'Wahai orang
yang mengaku agama Muhammad, demi Muhammad, bangunlah dan berdiri, kami
ingin melihat dan mengenali anda!'
Maka Abu Yazid Al-Bustami tidak
dapat mengelak lagi dan terus berdiri serta berjalan menuju ke tempat
pemimpin itu, sementara lisan beliau tak lepas dari bertakbir,
bertahmid, bertasbih dan bertahlil.
Pemimpin pendeta itu berkata:
'Wahai pengikut Muhammad, saya akan mengajukan beberapa pertanyaan
kepada anda. Jika anda dapat menjawab semuanya dengan benar, maka saya
akan mengikuti agama anda. Namun jika anda tak mampu menjawabnya, maka
kami akan membunuh anda.'
Abu Yazid Al-Bustami menjawab:
'Baiklah! tanyalah apa pun yang anda inginkan!'
Pemimpin
pendeta itu berkata:
'Baik, harap anda memperhatikan semua pertanyaan
saya ini! Terangkan kepada kami, tentang yang satu tak ada duanya, yang
dua tak ada tiganya, yang tiga tanpa empatnya, yang empat tidak ada
limanya, yang lima tanpa enamnya, yang enam tanpa tujuhnya, yang tujuh
tanpa delapanya, yang delapan tanpa sembilannya, yang sembilan tanpa
sepuluhnya, yang sempurna dari yang sepuluh, yang sebelas, yang dua
belas, yang tiga belas, dan yang empat belas. Kemudian coba jelaskan
juga kepada kami siapa dari golongan yang membenarkan, namun dimasukkan
ke dalam neraka, siapa dari golongan yang mendustakan, namun dimasukkan
ke dalam Syurga. Di manakah tempat roh saat di jasad, sebutkan apa yang
disebut Adz-Zariyaati Zarwan, tentang Al-Hamilaati Waqran, tentang
Al-Jaariyati Yusran, dan tentang Al-Muqassimaati Amran?
Kemudian,
jelaskan kepada kami tentang sesuatu yang bernafas namun tanpa roh,
tentang kubur yang berjalan bersama penghuninya, tentang air yang tidak
turun dari langit dan tidak berasal dari bumi, dan dari hal empat
golongan yang tidak tergolong manusia, jin, malaikat dan tidak pula
berasal dari punggung seorang laki-laki, dan tidak keluar dari perut
sang ibu?
Kemudian, jelaskan pula kepada kami, dari hal darah
pertama yang mengaliri bumi, dan dari suatu ciptaan Allah lalu
dianggapnya sebagai sesuatu yang berat. Siapakah seutama-utama kaum
wanita, seutama-utama lautan, seutama-utama gunung, seutama-utama
binatang, seutama-utama bulan, dan semulia-mulia malam? Apakah Thammah
itu?
Kemudian coba jelaskan tentang sebuah pohon yang mempunyai
dua belas cabang, setiap cabangnya memiliki tiga puluh daun, setiap daun
memiliki lima bunga, dua di antaranya di matahari sedang tiga lainnya
berada di bayang-bayangnya.
Kemudian jelaskan tentang sesuatu yang
berhaji ke Baitullah, namun tidak memiliki roh sedang ia tak
berkewajiban haji! Berapakah jumlah Nabi-nabi Allah, berapa yang menjadi
Rasul, dan berapa pula yang tak terutus!
Kemudian jelaskan
tentang empat macam benda yang berlainan rasa dan warnanya, namun
sumbernya adalah satu! Sebutkan apakah itu Naqir, Fatil, Qitmir, Sabed,
Labed, Tham dan Ram! Terangkan tentang apakah yang di gonggongkan oleh
anjing, disuarakan oleh himar, sapi, kuda, unta, burung Merak, burung
Durju, burung Bulbul, katak, Naqus dalam suara masing-masing!
Kemudian
jelaskan kepada kami dari segolongan makhluk Allah di mana Allah
berwahyu kepadanya, namun mereka tiada tergolong jin, manusia, dan bukan
pula Malaikat.
Kemudian jelaskan ke mana perginya malam jika siang datang, dan ke mana perginya siang jika malam datang!
Abu
Yazid Al-Bustami kelihatan seolah-olah hendak melompat dari tempat
berdirinya, kerana tidak tertahan menunggu lama mendengarkan pertanyaan
demi pertanyaan yang dilontarkan oleh pemimpin pendeta itu. Dia
mendengar kesemua pertanyaan yang di kemukakan kepadanya dengan perasaan
tenang, dan kalau boleh mahu dia menjawabnya secara sepontan tanpa
menunggu penerangannya begitu lama.
Apabila pemimpin pendeta itu
berhenti dan duduk, Abu Yazid Al-Bustami dengan penuh semangat
mengemukakan pertanyaannya pula:
'Wahai pemimpin pendeta yang budiman!
apakah masih ada lagi pertanyaan-pertanyaan yang lain, yang mahu
dikemukakan lagi sesudah ini?'
'
Tidak ada lagi,'jawab pemimpin
pendeta itu, 'itulah saja. Dan sekarang cubalah engkau berikan jawabnya
yang betul. Ingat kepada janjiku tadi, jika engkau tidak dapat menjawab,
ataupun jawapanmu tidak betul, engkau akan kami bunuh kerana berani
menyeludupkan dirimu ke tempat kami ini,' tambahnya lagi.
'Baiklah,'
kata Abu Yazid Al-Bustami. 'Aku terima semua syarat-syarat kamu itu.
Tetapi, jika aku dapat menjawab semua pertanyaan-pertanyaan kamu itu
dengan betul dan benar, maukah kamu sekalian beriman kepada Allah yang
Maha Esa, tiada sekutu bagiNya?! Maukah kamu mempercayai dan mengikut
agama yang benar yang diutus kepada Nabi Muhammad s.a.w. dan beriman
kepadanya seperti aku yang beriman kepadanya ini?!'
Abu Yazid
Al-Bustami merenung setiap wajah pendeta yang berada di situ. Mereka
pada memandang yang satu kepada yang lain. Ada yang nampak keberatan
untuk memenuhi permintaan Abu Yazid itu. Yang dihukum untuk menjawab di
sini ialah si Abu Yazid yang memberanikan dirinya masuk di tengah-tengah
mereka. Dia tidak boleh diberikan syarat apa pun untuk melepaskan
dirinya selain menjawab semua pertanyaan-pertanyaan yang dikemukan oleh
pemimpin pendeta mereka dengan betul.
Kemudian Abu Yazid
Al-Bustami merenung dalam kepada wajah pemimpin pendeta itu dan menunggu
sesuatu jawapan yang baik daripadanya.
'Baiklah, kami semua
bersedia beriman kepadanya,' tegas pemimpin pendeta itu. Dan semua para
pendeta yang hadir kelihatan mengangguk-anggukkan kepala, seraya
mengucapkan 'Ya, kami semua akan beriman kepadanya!'
Abu Yazid pun
mengangkat kepalanya ke arah atas seraya mengucapkan:
'Ya Allah! Ya
Tuhanku! Saksikanlah apa yang berlaku di sini, kerana Dikaulah
sebaik-baik saksi hamba atas kesediaan semua pendeta-pendeta ini untuk
beriman kepadaMu dan kepada RasulMu!'
'Sekarang saya akan menjawab
kesemua pertanyaan-pertanyaan kamu itu satu persatu dengan
keterangannya sekali!,' kata Abu Yazid Al-Bustami.
Adapun tentang
pertanyaan kamu Yang Satu tak ada duanya? Itulah kewujudan Allah Maha
Esa. Dia Tuhan yang Tunggal tidak ada sekutu bagiNya.
Adapun
tentang Yang dua tak ada tiganya? Bukankah itu malam dan siang. Bila
pergi malam datanglah siangnya, dan bila pergi siang datang malam
menggantikannya.
Tentang Yang tiga tak ada empatnya? dia itu adalah Kursi, Qalam dan Arasy Tuhan.
Tentang Empat tak ada limanya? Dia itu adalah Taurat, Injil, Zabur dan Al-Quran.
Tentang
Lima tak ada enamnya pula? Agama Islam telah memfardhukan penganutnya
bershalat lima waktu, yaitu Zohor, Asar, Maghrib, Isya' dan Subuh.
Tentang
Enam tak ada tujuhnya? Dia itu adalah hari-hari Allah telah menciptakan
bumi dan langit, hal ini tersebut di dalam kesemua kitab suciNya.
Tentang
Tujuh tak ada delapannya? Itulah dia tujuh petala langit dan tujuh
petala bumi yang disebutkan di dalam kitab suciNya juga.
Tentang
Delapan tak ada sembilannya? Mereka itu adalah Malaikat-malaikat pemikul
Arasy Tuhan, sebagaimana yang disebutkan di dalam kitab suciNya: Dan
akan memikul Arasy Tuhan kamu pada hari (kiamat) itu nanti adalah
delapan orang Malaikat.
Tentang Sembilan tak ada sepuluhnya?
Mereka itu adalah kaum dari golongan manusia yang menjadi perusak bumi
Allah, sebagaimana yang tersebut di dalam kitab suci: di dalam kota itu
dahulu terdapat sembilan kumpulan yang menjadi perusak di bumi dan
mereka tidak pernah melakukan yang baik.
Tentang yang dikatakan
Sepuluh yang sempurna, yaitu kefardhuan puasa sepuluh hari ke atas
orang-orang yang berihram haji, sebagaimana bunyi firmanNya: Maka
hendaklah dia (orang yang berihram haji) berpuasa tiga hari di masa
haji, dan tujuh hari lagi apabila dia kembali ke negerinya. Itulah dia
sepuluh yang sempurna, kata Tuhan.
Kemudian yang dikatakan Yang sebelas itu? Mereka itu adalah saudara mara Nabi Yusuf a.s.
Dan yang dikatakan Yang dua belas pula? Itulah dia nama-nama hitungan bulan-bulan dalam setahun.
Yang dikatakan Yang tiga belas itu? Yaitu apa yang dimimpikan
oleh
Nabi Yusuf a.s. sebagaimana yang disebutkan di dalam kitab suci.
Berkata Yusuf: Sesungguhnya aku lihat sebelas bintang, matahari dan
bulan. Semuanya bukankah tiga belas.
Adapun tentang orang-orang
yang berdusta, tetapi mereka akhirnya dapat menduduki syurga? Mereka
itulah saudara-saudara Nabi Yusuf a.s. kerana mereka ketika mendakwa
kepada ayah mereka (Nabi Ya'qub a.s.) bahwa Yusuf telah dimakan
serigala, mereka membawa pakaiannya setelah dilumurkan dengan darah
kambing. Apa yang mereka buat itu adalah hal yang dusta.
Dan
tentang orang-orang berkata benar, tetapi mereka akan dimasukkan ke
dalam neraka? Mereka itu adalah kaum Yahudi dan kaum Nasrani, sesuai
denga firman Allah Ta'ala di dalam kitab suciNya: Telah berkata kaum
Yahudi, bahwa kaum Nasrani itu tidak benar. Dan berkata kaum Nasrani
pula, bahwa kaum Yahudi itu tidak benar. Kedua-dua kaum Yahudi dan
Nasrani itu telah berkata benar dalam tuduhan mereka antara satu dengan
yang lain, namun begitu mereka tidak mahu tunduk kepada kebenaran yang
ada di hadapan mereka, yaitu mempercayai agama yang dibawa oleh Nabi
Muhammad s. a. w. sebagai agama yang telah memansukhkan segala agama
yang sebelumnya. Lantaran itulah mereka akan menduduki neraka.
Mengenai pertanyaan kamu dari hal Roli pula? Ia berada di jasadmu di antara kedua telinga kamu pada gambaran wajah.
Tentang Adz-Zariyaati Zarwan? Dia adalah nama dari macam- macam angin yang empat.
Tentang Al-Hamilaati Waqran? Dia itu adalah awan gemawan yang tersebar di dada langit.
Tentang Al-Jaariyaati Yusran? Dia itu adalah perahu-perahu yang sedang belayar di muka laut.
Tentang
Al-Muqassimaati Amran? Mereka itulah Malaikat- malaikat yang bertugas
untuk membagi-bagikan rezeki kepada manusia pada malam Nisfu Sya'ban.
Tentang
Empat belas? Mereka itulah yang berkata-kata kepada Tuhan semesta alam,
yaitu: Tujuh petala langit, tujuh petala bumi, sesuai dengan firman
Allah Ta'ala: Maka Tuhan berkata kepadanya, yakni kepada tujuh petala
langit dan kepada tujuh petala bumi, datanglah kepadaKu secara patuh
terhadap perintah, ataupun secara terpaksa. Maka berkata kedua bumi dan
langit: Kami akan datang kepadaMu secara patuh dan taat.
Tentang kuburan yang berjalan dengan penghuninya? Yaitu ikan
besar
yang menelan Nabi Yunus a.s. Nabi Yunus berada di dalamnya sebagai
kuburan, dibawanya ke mana-mana sehingga dimuntahkan- nya di sebuah
pantai, dengan izin Allah Ta'ala.
Tentang sesuatu yang bernafas,
namun tak memiliki roh? Yaitu waktu Subuh, sesuai dengan firman Allah
Ta'ala: Demi subuh dan apabila bernafas.
Tentang air yang tiada
turun dari langit dan tiada pula berasal dari bumi? Dia itulah air yang
dikirimkan Ratu Balqis (Ratu Negeri Yaman) kepada Nabi Sulaiman a.s. di
dalam sebuah botol, yaitu air keringat kuda.
Adapun tentang empat
yang bukan dari golongan jin, manusia dan malaikat, juga tidak berasal
dari punggung laki-laki dan bukan dari seorang ibu? Dialah kambing
kibasy yang dibawa Jibril a.s. untuk menjadi korban ganti Nabi Ismail
a.s. Juga unta Nabi Allah Saleh a.s. yang disembelih oleh kaumnya. Dan
yang ketiga dan keempat, ialah Nabi Adam dan Siti Hawa -
alaihimas-salam.
Tentang suatu ciptaan Allah, lalu diingkarinya
sebagai sesuatu yang buruk? Yaitu suara keledai yang tidak enak
didengar, sesuai dengan firman Allah: Sesungguhnya seburuk-buruk suara
ialah suara keledai!
Tentang darah pertama yang dialirkan di atas muka bumi? Yaitu darah Habil apabila dibunuh oleh saudaranya sendiri bernama Qabil.
Tentang
suatu ciptaan Allah, lalu dianggapnya sebagai sesuatu yang berat? Yaitu
tipu helah kaum wanita, sesuai dengan firman Allah: Sesungguhnya tipu
helah wanita adalah suatu tipu helah yang besar atau berat!
Tentang mulanya sebatang kayu dan akhirnya menjadi roh? Yaitu tongkat Musa a.s.
Tentang
siapa dia seutama-utama kaum wanita? Yaitu Hawa, ibu kepada sekalian
manusia, kemudian Khadijah r.a. kemudian Aisyah r.a. kemudian Asia
(isteri Fir'aun) dan Maryam binti Imran.
Tentang yang mana satu menjadi seutama-utama laut? Yaitu Sihurn, Jihun, Furat dan Nil di negeri Mesir.
Tentang seutama-utama gunung-ganang? Dialah itu Tursina.
Tentang seutama-utama binatang? Dialah itu kuda.
Tentang seutama-utama bulan? Dialah itu bulan Ramadhan.
Tentang seutama-utama malam? Dialah itu malam lailatul-qadar.
Tentang At-Thammah? Dia itu adalah hari kiamat.
Tentang
suatu pohon mempunyai dua belas ranting, setiap ranting mempunyai tiga
puluh pucuk, setiap pucuk mempunyai lima kembang, dua kembang di
matahari dan tiga lagi di tepi kegelapan? Jawabnya: Yang pohon itu ialah
'tahun', dan yang dua belas ialah 'dua belas bulan', dan yang tiga
puluh daun itu ialah 30 hari, dan lima kembang itu ialah lima waktu
shalat, dua di waktu siang di waktu ada matahari dan tiga di waktu malam
di mana kegelapan niengelubungi alam ini.
Tentang suatu benda
yang pergi ke haji dan mengelilingi Baitul-haram, tetapi tidak mempunyai
roh dan tidak wajib atasnya? Yaitu bahtera Nabi Allah Nuh a.s.
Tentang
empat macam air yang lain rupa dan rasanya sedang sumbernya berasal
dari yang satu? Yaitu air mata, air telinga, air hidung
dan air mulut. Air mata adalah asin, air telinga adalah pahit, air hidung adalah masam dan air mulut adalah tawar.
Tentang
pertanyaan kamu mengenai Naqir, Fatil dan Qitmir? Naqir adalah titik
yang terdapat pada luar kulit benih, dan Fatil titik yang terdapat di
dalam benih itu sendiri, sedangkan Qitmir ialah kulit yang menutupi
benih itu.
Tentang Sabed, Labed? Dia itu adalah bulu-bulu kambing biri-biri dan kambing kasi.
Tentang perkataan Tham dan Ram? Mereka itu adalah jenis-jenis makhluk yang telah wujud sebelum wujudnya Adam a.s.
Tentang apa yang dikatakan himar (keledai) dalam nguaknya? Dia terlihat syaitan, lalu ia berkata: Allah melaknatinya!
Tentang
apa yang dikatakan anjing dalam gonggongannya? Maka ia berkata: Awas!
celaka bagi penghuni-penghuni neraka dari kemurkaan Tuhan Maha Berkuasa!
Tentang
apa yang dikatakan kuda dalam jeritannya? Yaitu Maha Suci Tuhan yang
memeliharaku ketika bersatu padu para pahlawan dan masing-masing
bertempur secara laki-laki.
Tentang apa yang dikatakan unta dalam
jeritannya? Dia mengucapkan 'Hasbiyallahu Wakafaa Billaahi Wakiilaa',
yakni memadailah Allah hanya bagiku, dan cukuplah Dia tempat aku
menyerahkan diriku.
Tentang apa yang dikatakan burung Bulbul dalam nyanyiannya? Maha Suci Allah di waktu petang dan di waktu pagi.
Tentang
apa yang dikatakan katak dalam tasbihnya? Dia mengucapkan Maha Suci
Tuhan yang disembah di tempat-tempat berisi makhlukNya dan di
tempat-tempat kosong yang tiada berpenghuni.
Tentang apa yang
dikatakan burung Nakus? Katanya: Maha Suci Allah sungguh-sungguh! Wahai
anak Adam! Lihatlah di barat dan di timur di dalam dunia ini, adakah
makhluk yang menungkat langit?
Adapun tentang suatu kaum dari makhluk Allah yang diutus kepadanya, namun dia bukan dari bangsa jin, bukan bangsa manusia
dan bukan Malaikat maka dia itu adalah lebah, sesuai dengan firman Allah: Dan Tuhan kamu telah mewahyukan kepada lebah...
Tentang
pertanyaan kamu mengenai malam, di manakah dia ketika datangnya siang,
dan begitu pula dengan siang, di mana dia ketika datangnya malam?
Kedua-dua berada di dalam ilmu Allah yang amat sulit.
Sesudah
memberikan jawapan-jawapannya satu persatu terhadap pertanyaan pemimpin
pendeta itu, maka Abu Yazid Al-Bustami berkata pula: 'Saya sudah jawab
semua pertanyaan-pertanyaan tuan, sekarang adakah lagi
pertanyaan-pertanyaan yang lain?'
Semua pendeta di situ menjawab hampir serentak: 'Tidak ada lagi!'
'Bagaimana jawapan-jawapanku itu,' tanya Abu Yazid.
'Kami setuju terhadap semua jawapan-jawapan itu!' kata pemimpin pendeta itu.
'Tak adakah lagi siapa di antara kamu yang mau menanyakan sesuatu yang lain?' tanya Abu Yazid lagi.
Mereka
semua diam. Tidak ada seorang pun yang mahu mengemukakan pertanyaan,
ataupun barangkali mereka sudah tidak ada apa-apa yang hendak ditanyakan
lagi.
'Tapi saya ada sesuatu yang hendak saya tanya,' kata Abu Yazid. 'Ini giliran saya pula,' tambahnya bersahaja.
Para pendeta itu memandang satu dengan yang lain.
'Soalan pertama,' kata Abu Yazid. 'Beritahu aku akan kunci syurga dan kunci langit?!'
Para
pendeta itu semuanya berdiam diri, barangkali tidak ada seorang pun
yang dapat menjawabnya termasuk pemimpin pendeta itu sendiri.
'Kamu
telah mengemukakan kepadaku berbagai-bagai pertanyaan, bukan satu dua,
tetapi banyak sekali, semuanya telah aku jawab,' kata Abu Yazid. 'Ini
baru satu pertanyaan yang aku kemukakan, tapi kamu semua tidak dapat
menjawabnya. Apakah kamu tak sanggup menjawabnya?'
'Kami memang
tidak dapat menjawabnya,'jawab hampir semua pendeta yang berada di situ.
Kemudian mereka sekalian memandang wajah pemimpin pendeta mereka, lalu
meminta dia menjawab.
'Cubalah bapak pendeta menjawabnya untuk melepaskan kami dari malu!' kata mereka kepada pemimpin pendeta itu.
Namun begitu pemimpin pendeta itu tetap berdiam seribu bahasa.
'Apakah bapak pendeta juga tidak dapat menjawabnya?' tanya
seorang di antara mereka.
'Bukan
saya tidak tahu jawabnya, akan tetapi saya bimbang nanti kamu sekalian
tidak akan setuju dengan jawapanku itu,' jelas pemimpin pendeta itu.
Kebanyakan
para pendeta di situ berkerut mukanya, kenapa pemimpin pendeta mereka
sampai menjawab serupa itu. Apa yang menghalangnya dari menjawab, dan
kenapa dia mengatakan bahwa mereka mungkin tidak setuju dengan
jawapannya. Apakah ada suatu rahasia yang lain yang mereka tidak tahu
dan orang Islam ini tahu?!
'Jawablah, wahai bapak pendeta,' kata para pendeta itu, 'selama ini kami tidak pernah membantah apa yang bapak katakan.'
'Ya,
memang benar,' sampuk Abu Yazid sekaki, 'bukankah engkau pemimpin
mereka sekalian, dan dasar anak buah harus mendengar kata-kata
pemimpinnya, bukan begitu?!
'Memang betul, kata orang Islam itu,'
sampuk seorang terkanan dari para pendeta itu. 'Katakanlah, dan kami
tetap akan tunduk kepada apa yang bapak katakan!'
'Baiklah, kalau
begitu saya akan jawab pertanyaan orang Islam itu,' kata pemimpin
pendeta itu. Para pendeta di situ hampir semua merasa gembira kerana
rupanya pemimpin pendeta mereka dapat menjawab pertanyaan orang Islam
itu.
'Ketahuilah, bahwa kunci syurga dan langit itu tiada lain
melainkan Laa Ilaaha Illallaah, Muhammadur Rasulullaah (tiada Tuhan yang
sebenarnya melainkan Allah, dan bahawasanya Muhammad itu adalah pesuruh
Allah),' tegas pemimpin pendeta itu.
Para pendeta itu hampir
kesemuanya terkejut mendengar ucapan itu. Mereka hampir tidak percaya
kepada apa yang diucapkan oleh pemimpin pendeta mereka. Apa' benar yang
dikatakan itu, ataupun dia telah terpukau oleh orang Islam ini. Keadaan
di situ agak hiruk- pikuk sedikit.
'Memang benar, apa yang
dikatakan oleh bapak pendeta kamu itu,' sampuk Abu Yazid Al-Bustami.
'Selama ini mungkin dia menyembunyikannya kerana bimbang kamu semua
tidak mahu mengikutinya nanti.' Pemimpin pendeta itu
mengangguk-anggukkan kepalanya dan tunduk.
'Kamu semua telah
mengaku sebelum ini, bahwa kamu akan setuju kepadanya, walau apa pun
yang dia katakan,' kata Abu Yazid lagi. 'Sekarang, marilah kita
bersama-sama mengucapkan syahadat itu dan menjadi Islam seperti aku
ini!'
'Nanti dulu,' jawab seorang di antara mereka. 'Kami ingin
pastikan sendiri apa yang diucapkannya itu memang benar.'
'Kawan-kawan
sekalian!,' kata pemimpin pendeta itu. 'Percayalah, bahwa apa yang
saya beritahukan itu memang benar. Saya tidak terdesak oleh mana-mana
tekanan pun. Memang sudah lama saya fikirkan hendak sampaikan perkara
ini kepada kawan-kawan sekalian, tetapi saya selalu bimbang dan saya
takut kawan-kawan sekalian tidak percaya kepadaku lagi. Saya hanya
menunggu waktu saja.'
'Dari mana bapak mengetahui hal ini?' tanya seorang yang lain.
'Dari
bapak pendeta yang sebelumku,' terang pemimpin pendeta itu. Kali ini ia
lebih tegas, mungkin dia tidak perduli apa yang akan berlaku sesudah
itu.
'Ketika bapak pendeta itu akan meninggal dunia, dia telah
memberitahuku dan dia bersumpah apa yang dia katakan itu adalah yang
benar,' tambah pemimpin pendeta itu lagi.
'Kalau begitu apa lagi kita menunggu,' sampuk salah seorang dari antara mereka.
'Ya,
jangan tunggu lagi! Saya sendiri memang sudah Islam, tapi saya tidak
terangkan,' tambah pemimpirn pendeta itu mendedahkan rahasianya.
Dengan
hidayah Allah Ta'ala, maka kesemua para pendeta itu telah memeluk Islam
satu persatu. Mereka semua telah bertukar kulit. Daripada menjadi
pendeta Nasrani, kini menjadi pula orang-orang salih yang mematuhi agama
Islam. Rumah gereja mereka itu disesuaikan untuk dijadikan masjid.'
Salib yang mereka pakai di leher mereka dilontarkan ke dalam laut.
Selesailah
sejarah para pendeta itu yang selama ini hidup dalam kesesatan, lalu
dengan sebab seorang yang ikhlas dan benar dalam kata-katanya untuk
berkhidmat kepada Islam, maka sekumpulan para pendeta itu telah dapat
melihat cahaya kebenarannya serta memeluk Islam.
Abu Yazid
Al-Bustami, sesudah berada bersama-sama teman- temannya yang baru Islam
itu beberapa hari, dia lalu memohon untuk beredar dari situ.
Dalam
perjalanannya Abu Yazid kedengaran lagi suara lama itu. Katanya kali
ini: 'Wahai Abu Yazid! Engkau telah merasa berat untuk memakai salib itu
untuk Aku, dan kerana itu Aku telah memutuskan lima ratus salib untuk
engkau!'
"Diambil dari Catatan
Muhammad Shulfi Alaydrus";
Di sadur dari terjemahan kitab Mukhtashor Raudhur-Raiyahin Karya Al Allamah Al Yafi'iy yang diterjemahkan oleh Syed Ahmad Semait dengan judul Untaian kisah para Wali Allah Cetakan Pustaka Nasional Singapura.