QASIDA 7



Terlepasnya Jiwa


_______

Ala ‘ddini ‘l salib yakumu mawt
C’ est dans la religion de la croix que je mourrai
Adalah dalam agama penyaliban aku akan mati

Al Hallaj
_______


Penglihatanku, dengan menggunakan mata ilmu, mengikuti kejernihan rahasia pikiranku,
Sebersit cahaya telah menyembul dalam kesadaranku, lebih kuat daripada secuil angan-angan,
Dan aku menyibaknya,
Perenungan itu menggelincirkanku seperti melesatnya sebah anak panah,
Jiwaku berbalik, berbulu hasrat, diatas sayap-sayap kehendak,
Sambil ditunjukkan, jika mereka menanyaiku, aku menabiri dibawah misteri teka-teki,
Istilah-istilah yang lepas melampaui semua batasan, mengembarakanku dalam ladang yang menghampar,
Sambil memandang kedalam air yang jernih bagai cermin, dan aku tak mampu melihat bayangan wajahku disana,
Aku beringsut maju, melakukan penawaran dihadapanNya, berpegangan sambil menjuntaikan tangan penyerahanku,
Dan cintaku telah melekat padaNya, dalam hatiku seperti besi yang membara dalam hasrat,
O, betapa dalam...!,
Dan naluri jiwaku menerbangkan diriku,
Dan aku menemukan betapa dekatnya Ia hingga aku lupa namaku.

___________________________

Sumber:

Diwan Al Hallaj “louis Massignon”
Diterjemahkan dari LE DIWAN D’ AL HALLAJ. Essai De Reconstitution, Edition Et Traduction, oleh LOUIS MASSIGNON,
Jurnal Asiatique, Librairie Orientaliste Paul Geuthner, Janvier, Mars 1931
Penerbit; PUTRA LANGIT, Jl.Palagan tentara pelajar no. 77 Yogyakarta
Phone: (0274) 887055, Facs: (0274) 566171
Email: putra_langit@yahoo.com
putra_langit@mailcity.com
Cetakan I, Januari 2001
____________

Ini Cintaku


By : Hendra Alwie

Sungguh...bukan hal yang mudah utk bisa duduk dipangkuan takdir,sambil mendengarkan Nyanyian kebijaksanaan yang tersamar sakitnya penderitaan, terkadang kegelisahan dan keputus-asa-an Kau bisikkan seperti dinginnya malam yang membuat seluruh tulang-tulang jiwa membeku,hingga ia tak lagi bisa menyangga bangunan yang telah mulai goyah ini .. lalu disudut perapian jiwa yang terdalam setitik api kau nyalakan dalam ceruk-ceruk cinta yang mempesona, cahaya dan geliat panasnya perlahan-lahan menghangatkan setiap bagian yang telah retak dalam kebekuan..bagai sebuah pohon kering yang mengeluarkan tunas muda,sebagai tanda kehidupan baru yang siap menggantikan batang2 yang telah rapuh..kian membesar..lalu menengadahkan daun hijaunya untuk menerima curahan kasih dan cinta yang membuatnya menjadi berkilauan diterpa cahaya sang mentari disepanjang masa tumbuhnya....terimakasih C I N T A, KarenaMu.... penantian panjang ini menjadi sangat Indah dan menakjubkan..

Ini Cintaku



By: Hendra Alwie

Karena CintaMu lah aku ada......
dan Demi Cinta itulah tubuh dan jwa ini rela terkoyak oleh panah-panah kesengsaraan...

QASIDA 6






Nyanyian Kematian
(Simbol penyesalan Setelah Ektase)


_______

Ala ‘ddini ‘l salib yakumu mawt
C’ est dans la religion de la croix que je mourrai
Adalah dalam agama penyaliban aku akan mati

Al Hallaj
_______

Aku menyeru padaMu, kematian!, Untuk jiwa-jiwa yang bersaksi dan telah sampai, dan bergabung sebagai saksi dalam keabadian!,
Aku memekik pada diriku!, Kematian!, Bagi hati, setelah sekian lama hampa dari ungkapan yang terhimpun dalam samudera kearifan,
Aku memekik padaMu, Kematian!, Bagi firman Tuhan, sejak waktu digoreskan, dan hanya kefanaan yang nampak dalam bayangan kita,
Aku berseru padaMu, Kematian!, Bagi penyingkapan dihadapan kepatuhan dan menyerahkan semua pembicaraan yang bisa dipahami,
Aku berseru padaMu, Kematian!, Untuk perlambang-perlambang yang menyearah diselubungi oleh kecerdasan-kecerdasan, dari mereka, semua tanggal dalam kehancuran,
Aku berseru padaMu, Kematian!, Atas nama CintaMu, bagi keteguhan moral mereka yang menegakkan bingkai-bingkai untuk dipatuhi,
Mereka  yang seluruhnya telah melintasi padang pasir tanpa meninggalkan jejak, dan dibelakang mereka, kerumunan orang ditinggalkan mengigau,
Lalu buta daripada binatang, pun lebih buta daripada gerombolan.


____________________

Catatan:
Tentang isi secara keseluruhan, lihat Passion, hal. 298, 299. Qannad menyatakan puisi ini karya Nuri, tetapi Harawi dan semua sumber yang lain menyatakan karya Hallaj. Hakim Ibnu Al Hadad bersaksi bahwa Hallaj melantunkan puisi ini pada malam hari mengawali hukumannya. Ulasan tentang sholatnya terakhir (lihat: Diw, no. 2); bandingkan: Passion hal. 918 no. 5).
______________

Sumber:

Diwan Al Hallaj “louis Massignon”
Diterjemahkan dari LE DIWAN D’ AL HALLAJ. Essai De Reconstitution, Edition Et Traduction, oleh LOUIS MASSIGNON,
Jurnal Asiatique, Librairie Orientaliste Paul Geuthner, Janvier, Mars 1931
Penerbit; PUTRA LANGIT, Jl.Palagan tentara pelajar no. 77 Yogyakarta
Phone: (0274) 887055, Facs: (0274) 566171
Email: putra_langit@yahoo.com
putra_langit@mailcity.com
Cetakan I, Januari 2001
____________